Luka Yang Dirindukan Cie

“Duh, Bu Ara. Perut udah sebesar ini masih aja maksain kerja. Istirahat aja. Nanti kelelahan gimana?

Luka Yang Dirindukan Keresahan Rangga

Ara meniti hidup barunya dengan berani. Tanpa lagi memikirkan Fery atau bayang-bayang ketakutan masa

Luka Yang Dirindukan Pengakuan Cinta Vanya

Vanya sedang duduk manis menghadap meja kerjanya. Karena jam istirhat sedang berlangsung, ia sedikit

Luka Yang Dirindukan Pecah Ketuban

Pengakuan Vanya masih saja mengiang di telinga Rangga. Bahkan itu sudah terjadi dua minggu yang lalu

Luka Yang Dirindukan Kelahiran Bayi Ara

“Aduh, Pak! Buruan!” Bu Ratna kesal, sudah berteriak ini dan itu hanya karena lama menunggu suaminya

Luka Yang Dirindukan Isi Hati Pak Wisnu

Ponsel Rangga bergetar, pertanda telepon masuk. Saat itu dia sedang berada di warteg untuk membeli m

Luka Yang Dirindukan Bab Terakhir

Luka Yang Dirindukan Air Mata Jatuh Lagi

Luka Yang Dirindukan Fakta yang Terbongkar

Luka Yang Dirindukan Permainan Takdirkah?

Luka Yang Dirindukan Pertemuan Tak Terduga

Luka Yang Dirindukan Bukan Hanya Kebetulan

Luka Yang Dirindukan Saat Itu Bulan Agustus

Luka Yang Dirindukan Sosok Familier