logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 7 | Sikap yang aneh

Minggu pagi yang sendu, langit tak begitu cerah tapi tidak juga mendung. kemungkinan siang hari akan panas karna hujan sudah turun semalaman. jalanan kota masih sepi, kegiatan berjalan lebih telat daripada biasanya lantaran para insan masih terbungkus selimut atau mungkin sebagian masih bermalas di pojok teras sambil menyesap kopi.
Pun dengan Zheyya, gadis itu duduk melamun di bawah jendela kamarnya yang sengaja ia buka. Merasakan sejuknya hawa pagi yang segar. Kaca jendela yang berembun, membuat telunjuknya tak bisa tinggal diam. Menulis namanya sendiri, menghapusnya lalu meniup kaca itu lagi agar berembun dan menulis namanya lagi.
Tidak setiap minggu Zheyya seperti itu, jadi gadis itu benar-benar memanfaatkan waktu metime-nya itu sebaik mungkin (se-gabut mungkin). Setelah itu Zheyya berguling-guling di kasur lantai alas tidurnya itu, menaikkan kedua kakinya ke dinding dan melamun lagi sambil menatap langit-langit kamarnya. mengintip celah genting yang sedikit terbuka, yang menyebabkan semalam tidurnya tidak nyenyak lantaran tetesan hujan ikut masuk lewat sana. Tapi hal itu juga yang membuat Zheyya merasa terselamatkan?
Ia pun kembali mengingat apa yang terjadi tadi malam, dan perasaan merinding pun kembali menghampirinya. Saat Zheyya tertidur pulas tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuh perutnya, hawa dingin merayap bersamaan selimutnya yang perlahan menyingkap. Tapi gadis itu terlalu malas bahkan untuk menarik kembali selimut itu, dan malah berbalik meringkuk memeluk dirinya sendiri. Tapi lagi-lagi ada sesuatu yang merayap menyingkap bajunya dan mengelus lembut punggung Zheyya.
'Mama? tumben mama ngelus-ngelus punggung' batin Zheyya, meski begitu ia tak bergeming dan mengacuhkan sentuhan itu.
Tiba-tiba air menetes tepat di pelipisnya, dan mengalir ke dekat kupingnya. Refleks dia pun bangkit dan menatap langit-langit. Namun yang membuatnya lebih kaget lagi adalah bukan mamanya yang ada di sampingnya.
"Kakak?" gumam Zheyya heran.
"Kirain udah tidur," ucap Kakak lelakinya itu dengan suara serak.
Bau alkohol menyeruak dari mulutnya, dan matanya yang merah membuat Zheyya tiba-tiba merasa takut.
"Kakak mau apa di kamar zheje?" tanya Zheyya sembari menarik selimutnya beringsut mundur. Bukannya menjawab lelaki itu bangkit dengan sempoyongan lalu meninggalkan Zheyya yang kebingungan begitu saja.
Bengong beberapa saat, Zheyya pun bangkit, mengambil wadah berukuran sedang untuk menadah bocor di kamarnya itu. Akhirnya gadis itu tidak tidur sama sekali lantaran pikirannya kacau dan kebingungan mencerna situasi. 'sebenarnya apa yang terjadi? apa yang mau kakak lakukan? tidak mungkin kan?' banyak pertanyaan di benak Zheyya. Tapi gadis itu menggeleng kuat dan mencoba untuk terus berpikir positif.
"Bukannya nyuci malah bengong!" celetuk mamanya, membuatnya Zheyya yang sedang melamun terperanjat.
"Cuci baju pagi-pagi, terus suapin azhar kalo bangun nanti. Mama mau ngegosok di rumah bu RW," tambah mama, Zheyya pun mengangguk malas.
Zheyya menarik dirinya bangkit, beranjak dari kamarnya dan mulai mencuci baju. Tapi belum selesai ia dengan pekerjaannya, Azhar terbangun. Zheyya pun menunda pekerjaannya lalu meraih bayi itu, mendekapnya penuh sayang sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut agar berhenti menangis.
"Cup-cup adik aka yang ganteng, mau mimi ya sayang? sebentar yah nak!" ucap Zheyya sambil mencari-cari sesuatu.
"Susunya habis," gumam Zheyya, lalu pergi ke dapur dan membuka lemari bumbu.
"Gula juga gak ada,"
Akhirnya Zheyya hanya menuangkan air ke dalam botolnya, lalu memberikannya pada Anhar dan mengaisnya.
Zheyya menatap haru wajah adiknya itu, mencium keningnya beberapa kali dan mengelus kepalanya.
'Sabar ya de, suatu saat kaka akan bahagiain kamu,' batin Zheyya mencoba tegar meski hatinya yang lemah itu sangat terluka. Dengan polos Anhar menatap wajah Zheyya, manik mata bulatnya yang belo membuat Zheyya kembali semangat.
Setelah adiknya tenang, Zheyya menurunkannya dari pangkuan. membuka penutup nasi, berniat memberi makan Azhar. Tapi di sana tidak ada apa-apa kecuali nasi yang sudah mengeras.
Zheyya kembali duduk di samping adiknya, tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia terlalu tak tega jika harus memberi makan Azhar nasi garam saja. Tapi di saat yang tepat, kakak mereka datang membawa makanan. seperti biasanya kakak laki-laki yang bisa diandalkan dan selalu tepat pada waktunya. menyadari hal itu, Zheyya membuang pikiran kotornya semalam tentang kakaknya itu. 'kakak sangat menyayangi aku dan Azhar, tidak mungkin melakukan hal yang tidak wajar.'
"Zheyya pasti lelah setiap hari sekolah sambil bekerja. Kalo Zheyya mau, kamu boleh main hari ini, biar Azhar kakak yang jaga sampai mama pulang," ujar Kak Anhar pada Zheyya yang sedang menyuapi Azhar.
Gadis itu berpikir sejenak, sebenarnya dia tidak ada rencana apa pun dan tidak terpikirkan untuk pergi ke mana pun. tapi dia pikir kesempatan seperti ini tidak selalu datang.
“Kalo gitu Zhey mau ke perpus hari ini boleh?" tanya Zheyya.
“Boleh, tapi jangan pulang terlalu malam," ujar Anhar dengan senyuman terbaiknya.
Zheyya pun bersiap-siap dengan penuh semangat, sementara Anhar tersenyum tipis melihat adik perempuannya itu. Dari sudut pandang Anhar, Zheyya adalah gadis yang sempurna dan tanpa cela, tapi dia terlalu dewasa untuk seusianya. Tidak benar mengekangnya di rumah saja. Anhar ingin Zheyya seperti gadis lain yang bersosialisasi dengan sesamanya, hang-out dengan teman-teman, tertawa lepas menikmati masa remaja yang normal. Tak sepertinya yang harus melepas masa remaja yang menyibukkan diri dengan bekerja.

Komento sa Aklat (48)

  • avatar
    maisacinta

    keren sekali

    24d

      0
  • avatar
    JoniMarjo

    amazing

    12/08

      0
  • avatar
    BeatrizSamara

    bomm

    06/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata