logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 4 - Perkenalan keluarga

Selesai meeting dengan para pemegang saham Sean tidak memberi jeda istirahat untuk dirinya, dia langsung menanda tangani surat perjanjian kerja sama yang Mahendra Group ajukan.
Drrtt .. Drrtt
Ponsel Sean bergetar menandakan ada pesan masuk. CEO muda itu langsung mengecek ponsel dan membuka aplikasi WhAttsapp. Di deretan paling atas ada pesan Bunda-nya baru masuk sekitar 3 menit yang lalu.
Bunda
Halo anak Bunda yang paling ganteng. Hari ini nggak usah lembur, oke? Sore sudah di rumah. Kita mau ke rumah calon mantu.
Pulang cepat ya? Sepertimya tidak bisa, hari ini ada meeting penting dengan Mr.Danzel beliau berasal dari Thailand. meeting sudah di tentukan dari jauh hari. Tidak etis rasanya jika harus di batalkan sepihak. Untuk itu, ia menghubungi Bunda untuk mengabari dia tidak bisa pulang cepat hari ini.
"Sean tumben, kamu nggak sibuk kah?"
"Itu dia Bun, Sean hari ini nggak bisa pulang cepat ada meeting penting sama client dari Thailand, itu loh, Bun, mau lanjutin pembangunan resort yang di Lombok."
"Bunda nggak denger lagi merem ini. Bunda tunggu, sore ini jam 4 harus udah di rumah bye!" titah Starla mutlak.
Sambungan telepon langsung di matikan sepihak oleh Starla. Sean menghela napas panjang, ia harus pulang cepat dan membatalkan meeting sore ini. Mungkin akan di undur besok semoga Mr.Danzel mengerti. Sean melanjutkan meneliti berkas yang harus dia tanda tangani setelah selesai dia akan langsung pulang.
* * *
Vanessa turun ke lantai bawah untuk menemui Mamanya. Di dapur Vanessa melihat Mama sedang membuat makan malam dan dessert.
Tidak perlu di perintah, Vanessa langsung membantu Mama mencuci ayam yang sudah di potong. Sedangkan Mama Hana sendiri menyusun buah dan kue di piring.
Sebenarnya Vanessa agak kaget kenapa Mama masak banyak sekali hari ini. Biasanya Mama hanya masak sayur dan camilan sehat seperti bolu pisang kukus.
'Kenapa hari ini Mama masak banyak ya? Mungkin karena Papa lagi pulang jadi masak banyak?' batin Vanessa bermonolog.
"Menu makan malam hari ini opor, Ma? Langsung Sasa eksekusi ya." Vanessa tentu pintar memasak. Hana selalu mengajarkan resep masakan setiap libur sekolah. Untuk sekarang sudah banyak makanan yang bisa dia masak. Opor ayam salah satunya.
"Iya, Sa."
"Siap laksanakan Ma." Vanessa mulai mengolah ayam.
"Hari ini masak banyak, Ma?"
"Iya, Sa, nanti keluarga Tante Starla mau kesini."
"Tante Starla, Ma? Beliau ibunya Kak Sean?"
"Iya, Sa, mereka calon besan Mama."
Vanessa tidak bertanya lagi, ia melanjutkan memasak opor dan membuat sambal goreng hati ayam.
Hampir 2 jam berlalu, semua masakan sudah selesai. Vanessa menyusun makanan di meja, dari mulai opor ayam, sambal goreng hati, sambal udang, salmon teriyaki dan tak lupa ayam rica-rica kesukaan Papa dan Vano. Juga tempe goreng tanpa tepung kesukaan Vanessa. Itu semua kini sudah tertata rapi di meja makan.
"Ma, sudah selesai Sasa, mandi dulu ya?"
"Iya sayang, pakai baju yang Mama siapin."
Vanessa mengangguk. Ia melangkahkan kakinya ke kamar untuk bersiap.
* * *
Sean terlambat.
Mengatur ulang jadwal untuk besok karena hari ini pulang sore ditengah padatnya pekerjaan.
Deas-sekertarisnya menghandle meeting dan beberapa pertemuan dengan para pemegang saham di tiga sekolah. Alhasil Sean juga ikut mengatur ulang jadwal, walau di bantu Sandra, sekretaris ke dua tapi tetap saja jam 6 baru bisa pulang.
Suasana rumah sepi. Kemana semua orang? Harusnya dengan kehadiran Reynand rumah ramai. Tapi kali ini kenapa keadaan rumah sepi? Kemana semua orang? Tidak mau ambil pusing Sean berbegas ke lantai 2, dia mau mandi dulu.
"Sean." itu suara Bunda.
"Iya Bun, sebentar Sean pakai baju dulu." sahut Sean sambil memakai baju santainya selesai, Sean membuka pintu kamar yang dulu dia tempati sebelum menikah.
Starla melotot melihat baju yang Sean kenakan kenapa dia memakai baju santai? Bukannya memakai kemeja yang sudah dia sediakan.
"Sean! Kenapa pake baju ini?!" Starla menunjuk baju yang anaknya kenakan.
"Loh, memangnya salah ya Bun? Kan biasanya juga baju ini yang Sean pakai kalau di rumah."
"Cepat ganti baju sama yang udah Bunda siapin sana! Sudah Pulang telat ini malah santai begini."
Sean sudah menduga pasti Bundanya itu mengomel, tak mau memperpanjang omelan Bunda, Sean langsung masuk ke kamar dan mengganti baju.
"Sean! Cepetan keluar! Lama bener, ganti baju aja lama!" ketus Starla di luar kamar Sean.
Setelah mengganti baju, Sean langsung keluar menemui Bunda yang sudah mengomel lagi. "Iya, Bun ini udah selesai, mau kemana sih, rapih banget kita? Rey mana kok sepi?"
"Rey tadi jalan-jalan sama Ayah, kamu sih lama banget! Udah di bilang sore udah di rumah, ini malah jam 6 baru pulang terlambat kita, Sean!" omel Starla lagi.
"Iya, Bunda, Sean minta maaf tadi kerjaan lagi banyak banget, di tambah lagi atur ulang jadwal meeting sama Mr. Danzel," jelas Sean selembut mungkin.
"Yasudah ayo kita turun, Ayah udah nungguin di mobil sama Rey. Kita mau ke rumah mantu Bunda."
"Mantu Bunda, kita mau ke rumah Lily, Bun? Kenapa nggak bilang dari tadi?" tanya Sean mendadak antusias.
"Bukan Lily, kita ke rumah Vanessa."
"Vanessa?" Sean terperanjat, "ngapain Bun? Jangan bilang ini lamaran?"
"Belum lamaran. Kita silaturahmi dulu ke rumah Sasa, Bunda udah lama nggak main kesana. Udah ayo turun! Nanti juga tahu sendiri!" sewot Starla, agaknya Bunda dari Sean itu masih kesal dengan anaknya yang pulang terlambat.
Sean menghela napas, ternyata benar perjodohan kali ini akan. terus berlanjut yaa? Dengan langkah pelan Sean megikuti langkah sang Bunda.
Syukurlah bukan lamaran. Setidaknya dalam waktu dekat ia tidak menikah dengan Vanessa-Vanessa itu.
Memerlukan waktu setengah jam untuk sampai di kediaman keluarga Sanjaya.
"Hana, maaf, kita semua datang terlambat, tadi Sean ada urusan di kantor," jelas Starla dengan perasaan tak enak, ia telat datang ke kediaman sahabatnya itu.
"Nggak Papa, Star. Kita semua tahu Sean sesibuk apa Sean di kantor."
"Mommy!" Rey memanggil, anak itu langsung memeluk Vanessa.
Starla dan Hana, saling pandang. Rey sudah mengenal Vanessa?
"Vanessa," Starla memanggil.
"Iya, Tante."
Starla membawa Vanessa kedalam pelukan, ia sangat bahagia ketika melihat cucunya bahagia. "Panggil, Bunda. Jangan Tante."
Meski sedikit sungkan, Vanessa mengubah panggilanya. "Bunda?"
"Oma peluk Mommy udah, Rey mau main sama Mommy!" seru Rey pada Starla-Omanya.
"Udah ketemu sama Mommy kok nggak cerita?"
"Oma kan nggak tanya," jawaban polos Rey membuat mereka tertawa.
* * *
Selesai salat isya. Hana menjamu keluarga Prasaja. Mereka makan malam bersama dan dilanjut mengobrol santai. Rey sudah sangat akrab dengan Vanessa membuat bahagia kedua orang tua mereka. Ternyata Reynand cepat akrab dengan calon ibu sambungnya, syukurlah.
Di ruang tamu itu hanya Sean yang biasa saja melihat kedekatan anaknya dengan Vanessa, Sepertinya pepatah 'dunia terlaalu sempit' itu benar.
Gadis SMA yang menolong anaknya ternyata Vanessa, gadis pilihan Bunda. Benar-benar terlau sempit bukan?
"Om, usia Vanessa berapa sekarang?" Sean bertanya umur gadis itu kepada Handy, sebenarnya tanpa bertanya pun Sean tahu berapa usia Vanessa, dia berusia delapan tahun.
"Delapan belas tahun." Seperti dugaan Sean.
"Bagaimana dengan sekolah Vanessa, Om. Bukannya dia belum lulus?" Sean mencoba bertanya lagi siapa tahu karena Vanessa belum lulus dia, tidak bisa menikah dulu kan?
Ditunda dulu minmal sampai gadis itu lulus?
"Kalian akan menikah dalam waktu dekat, kita bisa tutup kabar pernikahan kalian dari sekolah Vanessa. Karena pemilik sekolah Sasa nak Sean sendiri, bukannya bisnis keluarga Prasaja bergerak di tiga bidang dan salah satunya Pendidikan? Dari tingkat Dasar sampai Menengah atas bukan begitu, Ga?" jelas Handy lugas. Untuk Beberapa alasan Handy sangat heran dengan pertanyaan Sean, kenapa lelaki itu seperti terdengar.... ragu?
"Iya benar SMA Mentari adalah salah satu sekolah di bawah yayasan keluarga kita, Sean. Kamu tidak perlu khawatir tentang sekolah Vanessa kita bisa tutup identitas Sasa sampai dia lulus." imbuh Saga-Ayah Sean. Dia merasa sedikit kesal dengan Sean kenapa anaknya terkesan ragu dengan Vanessa?
Sean mengusap wajah nya dengan kasar, sepertinya tidak mudah membatalkan perjodohan ini.
"Vanessa," panggil Sean tiba-tiba.
Merasa namanya terpanggil Vanessa menoleh ke sumber suara, ternyata Sean yang memanggilnya. Dari tadi ia tidak ikut larut ke dalam obrolan dua keluarga ini karena terlalu fokus dengan Rey.
"Iya."
"Apa kamu tidak keberatan tentang perbedaan usia kita?" Sean menjeda ucapanya, ia menatap Vanessa lekat. "Usia saya dua puluh sembilan tahun bulan juni nanti, sedangkan kamu delapan belas tahun." semoga kali ini Vanessa keberatan jadi ada cara untuk membatalkan perjodohan ini.
"Keberatan ya? Sama sekali tidak Kak, perbedaan usia nggak masalah, bukannya lebih dewasa itu lebih baik ya?" Vanessa tidak mempermasalahkan perbedaan umur. Bukanya laki-laki dewasa pasti selain tampan, mapan pasti sangat dewasa pemikirannya?
Diluar dugaan. Sean kira Vanessa akan keberatan tentang perbedaan usia mereka, malah dengan santai nya gadis itu menjawab tidak masalah. Ya Tuhan, dengan cara apa lagi dia akan menolak perjodohan ini? Mendengar jawaban itu Sean mempunyai firasat kalau Vanessa akan menerima perjodohan ini.
* * *
Bab 4 Married with cold man sudah update!
Nah, nah. Sasa mau menerima perjodohan ini?
See yaa di bab depan yaa guys yaa.
Follow Instagram : @fellicyamahendra

Komento sa Aklat (68)

  • avatar
    SaadahNursaadah

    masih penasaran dengan cinta Sean dan Vanessa....apalagi kalo LG dikamar...PGN ada season berikutnya...yg lebih romantis lagi...Karna sy sgt suka novel percintaan...

    21d

      0
  • avatar
    DeliaFahira

    aku sudah menjawab semua yang di sini dan aku bisa menjawab

    03/08

      0
  • avatar
    Sriyanti Andes

    aku suka yo membaca

    28/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata