logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Married with cold man

Married with cold man

Fellicya


Bab 1 - Perjodohan

Di kediaman Handy Winata  kini sedang di penuhi keluarga kecil mereka. Momen berkumpul seperti saat ini jarang dilakukan, mengingat pekerjaan Handy yang sering dinas di luar kota bahkan luar negeri.
Handy melirik Hana—mengisyaratkan istrinya untuk segera memulai obrolan.
Hana mengangguk paham. Dilihatnya Vanessa yang sedang tersenyum karena lelucon Kakaknya—Vano.
Hana mengingat kembali pertemuanya dengan Starla—sahabat lama. Minggu lalu, mereka kembali bertemu lagi setelah hampir sebelas tahun tidak bertemu. Starla sempat menetap di Lampung dan ia sendiri di Jakarta.
Seperti reunian pada umumnya mereka banyak bertukar cerita, juga menghabiskan waktu bersama.
Anak sulung Starla yang bernama Sean ternyata sudah menikah dan memiliki seorang orang anak. Hana turut senang mendengarnya, apalagi cucu Starla laki-laki, wajahnya tampan. Sepanjang bercerita Starla tampak sedih.
Terjawab.
Starla memang sedang frustasi karena Sean belum mau menikah lagi setelah kepergian Lily. Sampai sekarang, Sean belum mau menikah lagi. Starla sudah sering sekali menjodohkan Sean dengan anak dari sahabat-sahabatnya, tetapi seperti kebanyakan perjodohan, Sean malah menolak dan membatalkan sepihak.
Obrolan mereka terus berlanjut, hingga teringat dulu mereka pernah membuat kesepakatan.
'Mereka pernah sepakat untuk menjodohkan anak, jika anak-anak sudah dewasa.'
Khas obrolan perempuan jika sudah akrab, ingin menjadi besan.
Starla sangat antusias membahas kesepakatan mereka dulu, apalagi Starla mengetahui adik Vano perempuan. Dan.. dalam sekejap mereka sepakat menjodohkan Sean dan Vanessa. Handy—suaminya sangat setuju menikahkan Vanessa di usia muda. Apalagi calon suami Vanessa bukan orang sembarangan, dia laki-laki dewasa yang sudah mapan.
“Aturan tuh dengerin dulu baru ngakak!” seru Vanessa saat Kakaknya malah tertawa kencang sebelum ia bercerita.
Kegaduhan yang ditimbulkan Vano dan Vanessa menarik kesadaran Hana dari ingatanya minggu lalu. “Vanessa,” panggil Hana lembut.
Mendengar panggilan sang Mama Vanessa berhenti bercanda. "Ya, Mama."
“Sebentar lagi kamu lulus SMA?”
“Benar, Mam.”
“Kamu.. udah punya pacar?"
"Pacar? Belum, Ma. Vanessa mau fokus ke sekolah dulu, tapi temen deketmah ada kok, kenapa?"
"Kalau misal dalam waktu dekat ini kamu jadi Ibu, mau?"
Vanessa menautkan alisnya. 'Jadi ibu?' Maksud Mama?
“Maksud Mama?” tanya Vanessa, raut wajahnya bingung.
“Dijodohin kali kamu, Sa,” ucap Vano sok tahu.
Bibir Vano yang akan kembali berbicara terkatup rapat saat mendengar teguran sang Papa.
"Vano diam dulu. Mama belum selesai bicara,” tegur Handy tegas. Anak satu itu bisa diam dulu tidak, si?
Hana mengambil ponsel yang tergeletak di meja, membuka kunci layar, lalu galeri.  “Sasa, ini Reynand. Ibunya sudah meninggal 3 tahun yang lalu.” tutur Hana seraya memperlihatkan foto anak kecil di layar ponsel.
Vanessa melihat foto yang diperlihatkan sang Mama. Hatinya tersentuh mengetahui anak sekecil itu sudah tidak memiliki Ibu. Perlahan.. Vanessa mulai paham kemana arah pembicaraan Mama.
Perjodohan.
Vanessa tidak tahu harus berkomentar apa, anak kecil itu memiliki paras memukau walau masih kecil.
Hana tersenyum kecil. “Kamu mau kan, Sa, jadi ibunya si ganteng?”
Vanessa terdiam, akhirnya perintah itu turun. Vanessa sempat berpikir untuk menikah muda tapi tidak sekarang, mungkin dua atau tiga tahun lagi? Who know?
“Vanessa.” kali ini Handy yang berbicara. “Menikah muda itu bagus. Banyak manfaatnya, salah satunya menghindari hal tidak dinginkan. Kamu tahu Papa jarang di rumah, Vano juga udah mulai ambil alih perusahaan.” Handy menjeda ucapanya, netranya menatap Vanessa lembut, ia sangat menyayangi putri satu-satunya itu.
“Sa, kamu mau kan jadi Ibu dari Rey?” tanya Hana untuk yang kedua kalinya.
“Sasa pikirin dulu, Ma. Ini terlalu mendadak.”
Hana menghela napas, ia ingin kembali bicara namun urung saat mendengar penuturan anaknya.
"Sasa, mau pikirin ini, Sasa janji bakal kasih jawaban seperti yang Mama mau, tapi tolong beri Sasa waktu ya.. Ma?”
Hana mengulas senyum mendengar jawaban Vanessa. Dia bersyukur Vanessa menyikapi permintaannya dengan dewasa. Tidak langsung menolak. “Tentu Mama beri kamu waktu, Nak. Mantapin hati kamu ya, mohon petunjuk dari Tuhan yang terbaik.”
Vanessa mengangguk dan berpamitan untuk menuju kamarnya. "Sasa, ke kamar dulu Ma, Pa, Kak.”
Vano, menganggukan kepalanya. Usai pamit Vanessa menuju kamarnya. 
Setelah Vanessa sudah tak terlihat, Vano mengajukan pertanyaan yang sudah ia tahan sejak tadi. “Pa, Ma. Apa tidak terlalu cepat?”
Vano syok, tentu saja. Dia saja belum menikah, masa adiknya duluan? Tidak semudah itu ferguso.
“Seperti yang kamu tahu Van, ini yang terbaik untuk Sasa. Selain itu Mama kamu ingin membantu sahabatnya.” Handy sebenarnya berat melepas Vanessa, demi Tuhan putrinya baru 18 belas tahun. Mana tega dia menikahkan Vanessa. Tapi seperti yang istrinya katakan, ini janji Hana. Dan Janji harus di tepati.
“Van, kamu tahu adikmu kan? Dia anak yang baik, rajin dan dewasa. Mama yakin dia bisa jadi Ibu rumah tangga yang baik. Selain itu juga Sasa ada yang menjaga. Kamu dan Papamu kan jarang di rumah,” jelas Hana pada anak sulungnya.
Vano mengangguk paham, penjelasan Mama memang benar, jika Vanessa menikah ada yang selalu menjaganya. Mengingat ia dan sang Papa jarang di rumah. Tapi.. tetap saja dia dilangkahi adiknya 'kan?
“Tapi.. Sasa baru 18 tahun, Ma. Belum lulus SMA, belum kuliah juga. ”
"Memanynya kenapa? Sudah menikah juga boleh kuliah, gak ada yang melarang."
"Iya kalau suaminya izinin."
"Ya, diizinin lah sama Sean."
"Kalau enggak?"
"Kamu ngeselin ya, Van. Yang mau nikah tuh Sasa, bukan kamu!" Hana melotot pada Vano.
"Fine! Vano dilangkahin Sasa." Vano cemberut, "Sean? Sean siapa, Ma? Dia calon suami, Sasa?"
"Yup, dia calon suami, Sasa. Namanya Sean Prasaja, CEO muda pengusaha real estate 
bahkan kabarnya punya yayasan pendidikan juga. Mapan kan dia?" Hana berbinar menceritakan calon mantunya.
"Ini bukan pernikahan bisnis kan, Ma?" Vano memicing curiga.
"Sembarangan! Gini-gini kita juga orang mampu. Yakali Mama korbainin kebahagiaan Sasa dengan segelintir harta, kamu sama Sasa lebih dari semua itu!"
* * *
See you di bab 2
To be continue ya guys yaa.
Hope you guys like it, jangan lupa tinggalkan jejak yaa.
Salam sayang.
Instagram : Fellicyamahendra

Komento sa Aklat (68)

  • avatar
    SaadahNursaadah

    masih penasaran dengan cinta Sean dan Vanessa....apalagi kalo LG dikamar...PGN ada season berikutnya...yg lebih romantis lagi...Karna sy sgt suka novel percintaan...

    22d

      0
  • avatar
    DeliaFahira

    aku sudah menjawab semua yang di sini dan aku bisa menjawab

    03/08

      0
  • avatar
    Sriyanti Andes

    aku suka yo membaca

    28/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata