logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

DIhujani Hadiah

“Baiklah, mari kita pelajari tentang imbalan yang kudapatkan ini...”
Monster moonlight lycan yang sebelumnya telah menjadi familiarku. Setelah kupertimbangkan baik-baik, kupikir akan berguna juga memiliki familiar dan yang lebih penting lagi, aku memiliki teman di perjalanan ini meskipun moonlight lycan tak dapat diajak bicara.
Saat ini, aku memilih memperlajari tentang imbalan yang didapat dari berbagai prestasi yang kutorehkan secara tak sengaja. Salah satunya, prestasi [Pengkhiatanan Kepada Sang Tuan!] yang merujuk pada terbebasnya kekangan yang selama aku masih menjadi skeleton, aku merasa memiliki keterikatan dengan ghast--makhluk berjubah hitam sebelumnya.
Hadiah yang didapat dari prestasi yang satu ini adalah sebuah skill yang mirip dengan skill yang dimiliki oleh ghast, yaitu membuat ikatan dengan makhluk lain, Contract. Secara tak sengaja sebelumnya, aku membuat kontrak tuan dengan lycan cahaya bulan yang pada saat itu, aku memilih pilihan [Ya].
Layar bening sepertinya berinisiatif memberikan petunjuk tentang skill yang telah kudapat dari imbalan prestasi, meskipun sebelumnya aku tidak mengetahuinya.
Memiliki penjaga yang begitu kuat meskipun sedang terluka, aku tak perlu mengkhawatirkan kondisi lingkungan. Sehingga, satu per satu imbalan dapat aku pelajari dengan lebih tenang karena aku merasa aman. Mulai dari skill-skill lainnya yang kudapat, bahkan ada pula senjata tajam yang kubutuhkan saat ini, yaitu belati pembeku.
Aku memandangi dengan takjub belati yang berada dalam genggaman tanganku ini. Bagaimana tidak? Pada bilahnya yang tipis memancarkan aura biru yang bercahaya dalam kegelapan ini. Dinginnya dapat terasa pada kulitku yang kering.
Menakjubkan! Itulah kata yang terucap dalam hatiku, memuji belati ditanganku.
Saat kucoba mengayunkan tangan, ada jejak aura dingin dari belati yang dilewatinya di udara. Pemandangan itu sungguh memukau, meski hanya sekejap saja.
“Keren...” gumamku, memandangi belati pembeku dengan kagum.
Beralih ke imbalan-imbalan yang lain, aku mendapat sebuah skill lagi. Namun kali ini skill yang cukup membuatku merasa tertarik.
Skill ini bernama Mirror Step. Dari deskripsi pada layar, skill Mirror Step ini akan membuat pengguna skill pada saat berlari menuju ke satu titik, terdapat cerminan tubuh dari empat arah yang berlawanan dengan pergerakan yang sama, yaitu tertuju pada satu titik yang hendak dituju. Sehingga, untuk penjelasan singkatnya, skill ini memberikan ilusi kepada musuh, seolah dirinya sedang dikepung oleh orang yang sama.
Tentu saja, untuk membuatnya efektif, skill ini harus diaktifkan pada saat yang tepat. Yaitu, momen ketika lawan tidak mengetahui pasti posisi pengguna skill, maka saat itulah skill Mirror Step digunakan. Lawan takkan mampu menebak, yang mana sebenarnya pengguna yang asli skill tersebut.
“Bila skill Mirror Step ini kugabungkan dengan potensi yang dimiliki tubuh ini, yaitu Tubuh Kegelapan, maka bukankah aku semakin tak terkalahkan?” gumamku yang tka henti-hentinya dibuat terkagum-kagum oleh imbalan yang telah kudapatkan.
Merasa penasaran dengan skill Mirror Step ini, akupun melangkah ke tengah-tengah ruangan untuk mencobanya. Hanya dengan membaca penjelasan mengenai skill dan membayangkannya saja masih tidak memuaskan rasa penasaran.
Aku memfokuskan diri pada sebuah stalagmit untuk dijadikan sebagai sasaran serangan. Membayangkan tubuh ini melebur dengan kegelapan, aku mulai mengaktifkan skill Mirror Step setelahnya. Lalu, aku berlari dengan sangat cepat, bahkan moonlight lycan yang sejak awal menyaksikan aksiku dari pinggir ruangan tercengang pada saat melihat aku, Sang Tuannya tiba-tiba saja menghilang dan malah muncul dengan empat sosok dari empat arah yang berlawanan.
Stalagmit yang dijadikan sasaran pada akhirnya memiliki goresan bekas belati dari empat arah. Kalau melihat dari hasilnya, bukankah ilusi cerminan tubuhku menjadi tampak lebih nyata?!
Memandangi satu per satu cerminan tubuhku, ketiganya menghilang begitu saja.
“Beruntung, aku tak sampai memotong stalagmit ini. Sungguh disayangkan kalau dirusak...” Aku memandangi stalagmit tersebut yang diikuti dengan helaan napas panjang.
Saat ini, aku bersama familiarku, moonlight lycan masih berada di ruangan yang sebelumnya kami bertarung. Sehingga, akan sangat disayangkan, bila aku merusak stalagmit terakhir yang masih berdiri dengan gagah tersebut. Sedangkan yang lainnya, telah hancur oleh amukan moonlight lycan sebelum menjadi familiarku.
Setelah cukup lama menunggu, aku memeriksa lutut familiarku yang sebelumnya dilukai olehku dan membuatnya tak berdaya. Dari deskripsi pada layar, lycan memiliki tingkat pemulihan tubuh yang cukup tinggi, apalagi moonlight lycan yang merupakan spesies hasil evolusi dari lycan biasa ke yang evolusi yang lebih tinggi.
Namun, pada saat familiarku kuperintahkan untuk berdiri, kulihat lututnya masih bengkak. Meski cukup membaik, namun sejak beberapa waktu terakhir, tak mengalami perubahan yang berarti. Itu artinya, proses pemulihannya terganggu.
‘Apakah karena persendiannya terkilir, sehingga pemulihan tidak berlaku dan masih memerlukan perlakuan khusus?’ pikirku berspekulasi.
Aku menyuruh familiarku kembali duduk. Ketika kupandangi dari dekat, ternyata lukanya tersebut membuatku merasa ngilu. Namun berhubung penyebabnya adalah aku, terlebih aku telah menjadi tuannya, aku tentunya harus bertanggungjawab.
Setelah memantapkan tekad, aku menyuruhnya diam untuk memberikan ruang bagiku untuk memperbaiki persendian yang terkilir tersebut.
Aku sungguh tak memperkirakan sebelumnya dan takkan pernah terpikir bahwa aku akan ditendang oleh familiarku sendiri. Sebab, aku yang tak memberinya aba-aba, tiba-tiba saja meraba-raba area lutut familiarku yang bengkak, sehingga menyebabkan familiarku itu bergerak secara refleks dan menendang perutku dengan sangat keras.
Beruntung, aku bukanlah manusia dan memiliki ketahanan tubuh yang lumayan untuk tak membuatku pingsan mendapati tendangan keras dari familiarku yang hebat. Selain itu, aku memiliki ketahanan tubuh fisik yang cukup tinggi terhadap serangan fisik.
Namun pada akhirnya, setelah meyakinkan familiarku untuk tak mengulangi hal yang sama, aku berhasil memperbaiki posisi persendian yang terkilir tersebut.
Tak memerlukan waktu sampai bermenit-menit untuk familiarku dapat berdiri dengan normal sebagai pertanda bahwa, luka di lututnya telah benar-benar sembuh. Dengan begitu, aku tak memiliki alasan untuk berlama-lama di ruangan ini dan lanjut menjelajahi Labirin Kematian.
...
Dalam kegelapan ini, aku tak merasa terganggu. Aku masih dapat melihat sebagaimana aku melihat di tempat yang terang.
Dengan adanya moonlight lycan yang mendampingiku, aku tak merasa khawatir seperti sebelumnya akan bertemu dengan rombongan skeleton yang merupakan pasukan ghast. Sehingga, aku tak melakukan perjalanan dengan mengaktifkan potensi Tubuh Kegelapan dan dapat menikmati perjalanan.
Aku baru menyadari bahwa ada banyak lubang-lubang yang cukup besar di tiap sudut dinding gua. Sempat kulihat, ada seekor kalajengking hitam yang terburu-buru masuk ke dalam lubang, yang kupikir kalajengking tersebut takut akan hawa kematian yang terpancar dari tubuhku. Dan itu membuatku tak memikirkannya lebih jauh.
Saat pandanganku tertuju ke depan, layar setengah tembus pandang muncul. Seperti biasa, hal itu membuatku tak merasa terkejut lagi. Kali ini, aku benar-benar menyadari adanya pesan masuk yang memberitahukan tentang tugas yang baru muncul.
“Tugas penyelamatan?” Aku bergumam selagi pandanganku segera teralihkan pada panjelasan tugasnya.
Menurut yang dijelaskan, tugas yang satu ini adalah menyelamatkan para penjelajah yang sedang kesulitan melawan monster raja kalajengking. Hal itu membuatku terperanjat, bahwasanya aku teringat dengan salah satu kalajengking yang tak lama ini terlihat olehku.
Aku berspekulasi bahwa kalajengking tersebut memiliki hubungan dengan raja kalajengking. Lalu lubang-lubang yang kulihat adalah jalur keluar-masuknya kalajengking.
“Aku memiliki firasat buruk tentang ini...”
[Apakah anda menerima misi ini?]
[Ya] [Tidak]
...
Di sebuah ruangan yang cukup terang, terlihat beberapa sosok yang dari waktu ke waktu menghindari serangan eksplosif dari monster besar di depannya.
Monster yang dimaksud memiliki bentukan tubuh mirip kalajengking, namun ukurannya ratusan atua mungkin ribuan kali lipat dari kalajengking biasa. Kedua capitnya yang berukuran besar dan tajam terlihat mengerikan bagi lawan, apalagi ekornya yang sekali-sekali meneteskan cairan kental berwarna hitam yang sangat korosif.
Mereka terlihat telah terlatih dan bekerjasama dengan sangat baik antara satu sama lain.
Orang yang berada di depan itu memamerkan tameng besarnya yang nampak gagah, seolah memberikan isyarat kepada raja kalajengking di depannya bahwa dia siap menahan serangannya.
Dua dari empat orang yang berada di belakang, cukup berjarak dengan raja kalajengking dan dapat dikatakan, berada dalam jarak dan aman sedang merapalkan mantra. Terlihat lingkaran sihir dari kedua orang itu yang berputar berirama melayang di udara dan bercahaya dengan indah, hingga mantranya selesai dirapalkan untuk memberikan serangan sihir.
Satu orang menunggu waktu yang tepat untuk melepaskan anak panah. Pada saat momen yang ditunggu-tunggu datang, dia pun melepaskan anak panas yang sedang ditahannya tanpa ragu.
Satu orang lagi bersiaga menunggu waktu yang tepat untuk memberikan perlindungan dari jarak jauh untuk para penyerang jarak dekat.
Selain orang yang bersiap menahan serangan raja kalajengking, ada juga Pengguna Pedang Besar di belakangnya yang siap memberikan serangan balik setelah Pengguna Tameng di depannya menghalau serangan dari raja kalajengking.
Lalu dari balik bayang-bayang, ada dua orang lagi yang sedang mencari kelemahan raja kalajengking, melesat dari sudut yang satu ke sudut yang lainnya. Selagi mereka mencari kelemahannya, mereka juga memberikan serangan pada area yang telah disepakati untuk terus dikikis oleh keduanya, agar dapat ditembus.
Pertarungan itu berlangsung cukup lama. Mereka begitu sabar dalam menghadapi raja kalajengking, sehingga sampai detik ini belum ada seorangpun yang mendapatkan luka yang berarti. Namun, bukan berarti situasi dalam kendali mereka.
Pengguna Tameng yang terus-menerus menerima serangan dari raja kalajengking memiliki stamina yang terbatas, apalagi energi sihir dalam tubuhnya terus terkuras, akibat menggunakan skill yang dimilikinya secara berkelanjutan, yaitu Challenge Aggro yang memang menggunakan banyak mana tiap kali penggunaannya. Hal itu membuat durasi jeda skill menjadi tak begitu berguna.
Semuanya juga paham bahwa semakin lama pertarungan berlangsung, mereka akan dirugikan. Namun, raja kalajengking memiliki ketahanan tubuh yang luarbiasa kuat. Sehingga memerlukan waktu untuk dapat mengikis eksoskeletonnya yang begitu tebal.
Harapan tak sesuai dengan kenyataan. Akhirnya, Sang Pengguna Tameng telah mencapai batas. Namun sebelum dia yang telah kelelahan itu menerima serangan yang kuat dari raja kalajengking, seseorang memberikannya perlindungan.
Begitu Sang Pengguna Tameng tumbang, semuanya takkan berdaya. Sesuai rencana, mereka harusnya mundur. Namun ada hal yang tak terduga terjadi. Jalan keluar yang begitu gelap, ternyata telah ditutupi oleh lautan kalajengking yang nampak memantulkan cahaya.
Mereka terkepung!
Dalam ruangan yang tertutup, sangat beresiko bagi Pengguna Sihir untuk mengaktifkan sihir berelemen api, karena dapat membuat oksigen di dalamnya akan habis terbakar. Sedangkan untuk membuka jalan memerlukan api untuk membakar lautan kalajengking itu. Dan yang lebih pentingnya lagi adalah waktu yang tak memungkinkan bagi Pengguna Sihir untuk merapal mantra, karena raja kalajengking meneror mereka dari belakang.
Pengguna Panah akan lemah menghadapi begitu banyak sasaran, sehingga dia tak banyak membantu. Sedangkan Pengguna Pedang Besar sedang berusaha menahan raja kalajengking, meskipun secara perlahan terus termundur menuju ke arah mereka.
Pada kenyataannya, kedua orang yang berada dalam bayangan mencoba menyibukkan raja kalajengking. Namun, serangan mereka yang tak begitu berefek terhadap raja kalajengking membuatnya diabaikan, seolah-olah mereka hanyalah nyamuk yang sedang menari di udara.
Pada saat harapan hampir sirna, sebuah ledakan yang berasal dari atas menggetarkan seluruh ruangan. Lalu, seseorang terjatuh setelahnya.
“Yo! Sepertinya, aku datang tak begitu terlambat ya?”

Komento sa Aklat (34)

  • avatar
    BdgPersib

    bagus

    11d

      0
  • avatar
    AthayaRasya

    cerita yang sangat bagus

    25d

      0
  • avatar
    abangtopi

    ternyata asik jga ya

    03/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata