logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

3. Menjadi dekat

***
Saat itu jam pelajaran olahraga sedang berlangsung. Kebetulan kelas Syaira dkk, Irene dan Aruna dkk memiliki jadwal olahraga yang sama sehingga mereka berkumpul dilapangan.
Irene sendirian. Seperti biasa tidak ada yang mau bersama dengannya. Terutama para Gadis sebal padanya karena Irene terlihat dekat dengan Aruna.
Memang banyak sekali Gadis yang mencoba menarik Aruna agar bisa menyukai mereka. Tapi Aruna memang sesulit itu untuk di dapatkan. Makanya, banyak yang iri pada Irene.
Kenapa Gadis dengan kasta biasa-biasa saja bisa menarik perhatian Aruna?
Sedangkan Syaira terlihat sedang pemanasan bersama geng Princess cool di lapangan.
Awalnya Syaira tidak ada niat mengganggu Irene, tapi saat Syaira melihat Irene yang didekati oleh Aruna, tiba-tiba otaknya bersinar sehingga ia berlari pelan untuk menghampiri Irene.
"Dor!" Teriak Syaira saat sampai dibelakang Irene.
"Waa!" Teriak Irene kaget.
"Hayo, kalian lagi ngapain hayo? Pacaran yaaa." goa Syaira dengan senyum jenakanya.
Wajah Irene langsung bersemu merah kemudian sesekali menatap Aruna. Tapi sepertinya Aruna sama sekali tidak terganggu dengan godaan dari Syaira.
"Kenapa kalau pacaran? Kenapa kalau nggak?" Tanya Aruna dengan serius.
Syaira berpikir sebentar lalu menjawab.
"Cuma nanya aja sih." Jawabnya sambil terkekeh.
"Nggak penting ngurusin hubungan oranglain. Saking ngga ada kerjaan jadi gitu ya." Kata Aruna. Sedikit mencibir Syaira yang langsung tertohok karena ucapannya.
"Ya kan kerjaan baru aku itu nempelin kamu." Entah kenapa jawaban Syaira yang begini membuat wajah Aruna bersemu merah. Bahkan ia terlihat kepanasan dan langsung meminum air mineral miliknya.
"Cieeee!" Teriak bersamaan geng Best boy dan geng Princess cool.
Irene merasa diabaikan. Sedikitnya ia tidak enak hati. Maka Irene memilih untuk pergi dari sana.
Sudah berjalan pergi sih, tapi balik lagi karena tidak ada respon apapun dari Aruna. Lelaki tampan itu tampak sibuk dengan makanan dan minuman miliknya.
Irene kesal. Aruna mengabaikannya begitu saja. Bukankah Irene adalah seorang Cinderella yang mendapatkan perhatian dari Pangeran Aruna? lalu, kenapa Pangeran Aruna malah terlihat penasarannya dengan orang jahat macam Syaira?
"Loh, loh, Irene mana? Ih, Aruna, pacar kamu manaaaa?" Syaira heboh lirik sana sini mencari sosok Irene yang ternyata berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk tadi.
"Udahlah nggak cari Irene, kan ada kamu disini yang mengganti posisinya disamping Aruna." Goda Rio sambil tertawa ala horse miliknya.
"Nggak seru kalau Irene nya ngga ada, ah." Syaira berencana beranjak pergi dari tempatnya duduk, sebelum tangan Aruna menahan lengannya.
"Tunggu, mau kemana?" Tanya Aruna.
"Mau pergi." Jawab Syaira asal.
Geng Princess cool dan Best boy mesem mesem nahan ketawa gitu loh.
"Kemana?" Tanya Aruna lagi karena jawaban Syaira kurang jelas.
"Ya kemana aja lah!" Jawab Syaira sedikit kesal. Kenapa pula Aruna jadi bersikap so' akrab padanya? Padahal Syaira hanya ingin menggoda Aruna di depan Irene saja.
"Jawab yang bener, kalau nggak ada tujuan udah duduk disini aja sama aku." Tuh'kan. Aruna mulai lagi keanehannya sampai Syaira mengernyit heran.
"Kamu kenapa gitu?" tanya Syaira aneh.
"Cieeee!" Teriak Princess cool dan Best boy juga penghuni kantin lainnya. Mereka semua sepertinya gemas melihat Syaira dan Aruna
Syaira melihat penghuni kantin, termasuk anggota gengnya dan geng Aruna. Mereka semua juga seolah menggoda dirinya dan Aruna. Kenapa? padahal Syaira baru dekat dengan Aruna. Kenapa mereka seolah menyukai dirinya yang bersama dengan Aruna?
Ah, wajah Syaira memerah karena malu.
Syaira malu. Benar benar malu sekali. Maka dia lari dari sana menuju toilet seorang diri. Sampai di dalam toilet Syaira loncat loncat karena kesal.
"Ihh, malu maluin banget sih! Irene lagi malah kabur." Gumamnya, masih dengan wajahnya yang merah.
Terus Aruna?
Laki laki itu mengikutinya dan menunggu didepan toilet perempuan. Tenang, dia masih cukup waras untuk tidak mengintip Syaira.
Setiap yang berpapasan dengannya pada sibuk memamerkan senyuman yang pasti tidak digubris sama sekali. Aruna memang begitu, sedikit kaku pada orang yang tidak begitu kenal dengannya.
Aruna menunggu Syaira yang tak kunjung keluar dari toilet. Ada sedikit rasa khawatir, tapi Aruna mencoba bersabar sedikit saja.
Lima belas menit kemudian, Syaira baru keluar dari dalam toilet. Seketika Gadis cantik itu shock melihat wujudan Aruna yang berdiri dengan santainya tidak jauh dari toilet.
"Kamu ngikutin aku?" Tanya Syaira penuh curiga.
"Iya," jawab Aruna seadanya.
"Ih, ngapain? Irene ngga ada kok, Irene nggak kesini
kok." Pikir Syaira, Aruna adalah kekasih Irene. Sudah sewajarnya kalau Aruna pasti mencari Irene.
"Siapa juga yang cari Irene, orang aku nungguin kamu." Aruna melipat kedua tangannya di dada dengan santai. Ada rasa puas saat melihat Syaira melotot karena terkejut. Lucu dan menyenangkan melihatnya.
"Kok aku? Nggak boleh! Jangan aku! Hus hus sana pergi!" konyol memang, Syaira mengusir Aruna bagaikan seekor kucing?
Aruna terkekeh sambil berjalan perlahan untuk sampai lebih dekat dengan Syaira.
"Kenapa nggak boleh?"
"Ya aku nggak mau jadi ngga boleh!"
Aruna mendekat. Hampir dekat. Hampir. Karena Syaira berlari begitu saja dari hadapannya.
"Ih, Aruna apaan sih!" Teriaknya sambil berlari kabur.
Aruna berdecak sebal.
"Malah kabur lagi, dasar Janis." Ucapnya lirih.
Janis.
Janis?
Nama panggilan Aruna untuk Syaira.
Cinta pertamanya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.
Memang Syaira saja yang bego sehingga bisa lupa sama Aruna. Laki-laki yang mengejar ngejarnya sejak SD. Lupa atau pura pura lupa? Entahlah.
Yang pasti Syaira sendiri yang bilang akan merebut dirinya dari Irene kan? Tanpa merebut pun Aruna bersedia datang langsung kedalam hidupnya.
Lagipula siapalah Irene? Sebenarnya Aruna hanya kasihan melihat Perempuan yang tertindas saja. Tidak lebih.
Karena hatinya hanya untuk Syaira. Meski jujur saat ini Syaira banyak berubah dibandingkan dulu.
Syaira sangat takut. Entahlah melihat Aruna, Syaira seperti mengingat sesuatu yang sangat ingin ia lupakan. Tentang seseorang yang selalu membuntuti dirinya kemana pun saat dulu.
"Gara gara Irene nih, Aruna jadi buntutin aku, Irene harus dikasih pelajaran pokoknya!" Geram Syaira karena kesal.
Padahal Syaira sendiri yang membuat Aruna mendekatinya dan seolah diberi kesempatan untuk bisa dekat dengan dirinya. Semua yang mengawali adalah Syaira Janista.
Kedepannya nanti mungkin hubungan Syaira dan Aruna akan berkembang. Tentu Aruna merasa ini adalah waktu yang tepat karena Syaira sudah memberinya pintu masuk tanpa Gadis itu sadari.
Padahal Syaira tidak bermaksud seperti itu.
Irene? Gadis itu sudah jatuh lebih dulu pada Aruna karena kebaikan Pemuda itu. Irene tak tahu saja kalau Aruna sebenarnya sedikit memanfaatkan dirinya agar bisa dekat dengan Syaira.
Tak apa, jalan cinta memang akan hadir dari mana saja selama kita mempercayainya.

Komento sa Aklat (30)

  • avatar
    Meysin

    Syukak bangettt🥰

    17/07

      0
  • avatar
    Sisca Siscallist

    menarik

    10/07

      0
  • avatar
    ErnawatiVera

    cerita nya sangat keren

    11/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata