logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

"So Deep in Love (part 2)"

Terkadang cinta memang tidak masuk akal. Saat kau sudah tenggelam di dalamnya kau akan melupakan hal lain. Seluruh dunia mu hanya berpusat pada satu orang dan kau akan melakukan apa pun hanya demi orang itu.
Cinta itu adalah racun mematikan yg paling menggoda karena datangnya tak bisa ditebak dan cinta membuatmu gila. Semua akal sehat akan mati karena cinta, membuat kita tak menghiraukan yg lain dan melakukan semua hal demi cinta. Meski cinta sering tergambarkan dengan kebahagiaan namun nyatanya, cinta justru lebih banyak membawa luka.
***
"Aku akan menyalakan TV, kau tidak keberatan kan?" tanya Somin dan Taehyung menganggukkan kepalanya
Begitu Somin menyalakan TV siaran berita menjadi tayangan yg memenuhi layar. Siaran berita itu pun menarik perhatian Taehyung karena menunjukan foto Ibunya yg diborgol dan sedang dibawa beberapa petugas polisi.
"Sebuah kasus pembunuhan kembali terjadi. Di duga karena selalu mendapat tindak KDRT dari suami Kim Junghun, wanita ini kalap dan membunuh korban. Senjata berupa pisau dapur sudah di amankan oleh pihak kepolisian. Saat ini tersangka sedang di selidiki dan di tahan di kepolisian regional Seoul."
Melihat berita itu Taehyung langsung berdiri dengan tatapan tak percaya. Matanya memerah dan tubuhnya gemetar saat melihat Ibunya di bawa polisi di TV. Taehyung sangat terkejut dan bingung tapi yg paling memenuhi hatinya adalah perasaan bersalah. Dia merasa semua itu adalah kesalahannya dan membuat Ibunya harus di cap sebagai pembunuh dan dikutuk semua orang di negerinya.
"Tidak, ini tidak mungkin. Kenapa? Bagaimana bisa ibu yg di tangkap. Tidak." ucap Taehyung tak percaya
Taehyung yg sangat khawatir hendak pergi menemui ibunya di kantor polisi. Namun langkahnya terhenti oleh Somin yg menahan tangannya. Tatapan Somin yg seakan memohon sejenak menahan langkah Taehyung. Tapi Somin juga sadar bahwa itu tidak cukup karena Taehyung telah bertekad.
“ Kau mau pergi kemana? Jangan pergi. Semuanya akan baik-baik saja jadi jangan pergi.” Ucap Somin berusaha membujuk Taehyung.
“ Tidak ada yg baik-baik saja, Ibuku ditangkap menggantikan aku. Akulah yg melakukan semua itu, tapi kenapa Ibuku harus menanggung semua kesalahanku?” ucap Taehyung dengan suara serak dan mata yg berkaca-kaca karena air matanya telah menggenangi pelupuk mata.
Somin sangat mengerti betapa terluka dan merasa bersalahnya Taehyung. Dia juga tahu bahwa tidak benar bagi Taehyung untuk bersembunyi dan membiarkan ibunya mendekam di penjara atas sesuatu yg bukan kesalahannya. Tapi saat ini ketakutan yg amat besar memenuhi hatinya, dia takut seandainya dia melepaskan Taehyung dan membiarkannya pergi, itu akan menjadi perpisahan diantara mereka. Somin sangat takut kehilangan laki-laki yg sangat dia cintai itu.
“ Ibumu pasti melakukan itu untuk kebaikanmu, itu karena dia sangat mencintaimu. Aku mohon jangan pergi, ya.” Ucap Somin memohon tapi Taehyung teguh dengan keputusannya.
“ Ibukh ada di kantor polisi dan dituduh melakukan pembunuhan, dia dituduh membunuh laki-laki yg sangat dicintainya demi melindungi anaknya. Sebagai seorang anak, bagaimana aku bisa hidup dengan tenang sedangkan ibuku menderita? Setidaknya aku harus bertanggung jawab atas kesalahanku. Maafkan aku, tapi aku harus pergi.” Ucap Taehyung
Dengan berat hati Taehyung pun melepaskan tangan Somin yg berusaha menahannya dan memegangnya dengan erat. Meski sulit tapi Taehyung tetap melangkahkan kakinya untuk pergi, mengabaikan Somin yg terus berusaha menahannya dan memohon agar dia tidak pergi.
***
Taehyung pun akhirnya tiba di depan kantor polisi, dilihatnya gedung di depannya itu lekat. Sejenak dia merasa ragu untuk maju, dia tidak takut sebelumnya tapi ketakutan itu malah menghampirinya saat dia telah berdiri di depan kantor polisi. Tanpa dia ketahui Somin telah mengikutinya dan memperhatikannya.
Diam-diam Somin mengikuti Taehyung. Dia tahu kalau saat ini pria yg disayanginya itu sangat membutuhkan dirinya. Meski sangat berat dan dia merasa takut akan kehilangan jika Taehyung menyerahkan dirinya sendiri. Namun Somin tau bahwa itu juga berat untuk Taehyung dan dia tidak ingin meninggalkan Taehyung saat dia mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya itu.
Somin ingin sekali menemani Taehyung saat dia masuk ke kantor polisi, tapi Somin menghentikan langkahnya dan memilih menunggu di luar. Somin merasa Taehyung membutuhkan waktu sendiri bersama Ibunya.
***
Setelah meyakinkan diri dan menghapus segala kerinduannya. Akhirnya Taehyung bisa menemui Ibunya meski terpisah oleh dinding kaca di antara mereka. Mereka saling menatap dengan tatapan yg menyiratkan kesedihan di dalamnya.
Bagi Taehyung melihat Ibunya berada di balik jeruji besi dengan mengenakan baju tahanan adalah hal yg paling menyakitkan. Apalagi dia tahu kalau dialah yg seharusnya menerima itu semua. Sedangkan bagi seorang Ibu, melihat Taehyung yg baik-baik saja membuatnya merasa lega. Seharian dia terus mengkhawatirkan anak laki-lakinya yg telah pergi dan kini dia kembali melihat anaknya yg terlihat baik-baik saja dan menghilangkan semua keresahannya.
"Kenapa? Kenapa Ibu melakukannya? Bukan Ibu tapi aku, aku yang .... " ucap Taehyung dengan suara parau dan mata yg sangat sedih
"Tidak, Ibu yg salah. Ibu yg salah jadi kau bisa melupakan semuanya. Lupakan dan lanjutkan lah hidup mu. Hanya ini yg bisa Ibu lakukan untukmu," ucap Ibu seraya menahan tangis yg tetap pecah dan membuat air mata menggenangi kelopak matanya
"Kenapa? Aku tidak mau! Aku akan mengatakan yg sebenarnya!" teriak Taehyung di iringi air mata yg mengalir. Dia sangat sedih melihat ibunya yg ditahan dan mengenakan seragam Nara pidana.
"Tidak! Jangan lakukan itu Taehyung-ah, Ibu mohon. Berjanjilah pada Ibu kau tidak akan melakukan itu. Ibu menyayangimu Taehyung, sangat sangat menyayangi mu. Demi Ibu, kau lupakan semuanya." ucap Ibu seraya memohon dengan berlinang air mata mencoba membujuk Taehyung
"Ibu.." ucap Taehyung dan tangisnya pun pecah
"Saranghae dan maaf karena Ibu tidak bisa menjadi Ibu yg baik," ucap Ibu tepat sebelum sipir menjemputnya.
Taehyung menangis saat ibunya dijemput dan berjalan pergi, dia merasa sangat bersalah telah melakukan kesalahan besar dan menyebabkan Ibunya kembali harus menanggung derita. Sedangkan Ibunya berbalik sejenak lalu tersenyum dengan tipis seakan mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Sampai akhir Ibunya hanya menunjukan wajah penuh ketenangan dan sebaris senyum tipis. Sebagai seorang Ibu dia merasa berhasil karena telah menyelamatkan anak laki-lakinya sedangkan sebenarnya itu menambah rasa bersalah Taehyung tumbuh semakin besar.
Taehyung hanya bisa menangis dan menangis hingga akhirnya air matanya kering. Setelah cukup lama duduk disana dan menangia sendirian, Taehyung pun berdiri dan melangkah keluar setelah dia sedikit merasa lebih tenang. Meski langkahnya terasa kian berat dan pelan tapi akhirnya dia keluar dan menatap Somin yg sedang menunggunya di luar.
***
Somin terus menunggu seraya sesekali melirik ke arah kantor polisi. Somin yg mulai merasa bosan dan menendang kerikil dengan ujung kakinya. Dia sangat penasaran bagaimana keadaan Taehyung di dalam sana dan apa Taehyung akan benar-benar menyerahkan dirinya. Meski sangat cemas dan ingin masuk ke dalam tapi Somin menahan dirinya sendiri karena tidak ingin menggangu pertemuan Taehyung dan Ibunya.
Somin menghela napas panjang. Dia benar-benar bosan dan penasaran apa yg sedang terjadi di dalam sana. Mata Somin pun kembali memancarkan sinarnya saat ekor matanya menangkap sosok Taehyung yg keluar.
"Taehyung!" panggil Somin seraya berlari menghampiri Taehyung
Tapi Taehyung yg sudah diliputi kesedihan seakan tak mendengar panggilannya. Dia terus berjalan tanpa arah seperti seseorang yg berjalan di tengah padang pasir . Tanpa arah, tanpa tujuan. Sendirian di antara keramaian.
Taehyung terus berjalan tanpa menyadari Somin yg sejak tadi mengikutinya. Langkah Taehyung pun terhenti di tengah-tengah jembatan. Suara burung yg lewat menarik perhatiannya hingga pandangannya beralih pada sungai yg menghampar luas di bawah jembatan.
Seakan terhipnotis Taehyung terus mendekati pagar pembatas jembatan . Tanpa beban Taehyung mengangkat kakinya dan bersiap melompat.
Somin yg melihat itu tidak bisa tinggal diam dan membiarkan laki-laki yg dicintainya mengakhiri hidup seperti itu. Somin pun berlari dan meraih tangan Taehyung hingga pria itu menoleh ke arahnya.
"Jangan, jangan lakukan itu. Jangan melangkah lagi ..." ucap Somin dengan tatapan memohon
"Kenapa? Kenapa aku harus tetap hidup? Aku sudah membunuh Ayahku dan membuat Ibuku masuk penjara. Sudah tidak ada gunanya aku hidup. Untuk apa?" ucap Taehyung dengan nada penuh keputus asaan
" Demi aku," ucap Somin membuat Taehyung menatapnya heran
"Apa maksudmu?" tanya Taehyung
"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Apa itu tidak bisa menjadi alasan bagimu untuk tidak melakukan ini?" ucap Somin kembali memohon
"Kenapa kau mencintaiku? Aku sudah memberitahu mu kalau kau hanya akan terluka jika berada di dekatku. Ibu juga di penjara karena aku. Karena kesalahan yg telah aku buat . Aku hanya akan menyusahkan mu," ucap Taehyung
" Aku tidak tahu kenapa, tapi aku benar-benar mencintaimu. Bukankah tidak membutuhkan alasan untuk mencintai seseorang. Karena itu ku mohon jangan lakukan ini. Bukankah Ibu mu juga ingin kau memulai hidup baru, karena itu dia menyerahkan dirinya. Agar kau bisa memulai semuanya dari awal," ucap Somin
"Bisakah aku benar-benar memulai dari awal?" ujar Taehyung
"Ehm! Dan untuk melakukan itu kau membutuhkan satu langkah baru. Kemarilah, aku akan membantumu. Aku akan selalu menemanimu." ucap Somin seraya mengulurkan tangannya
Taehyung yg ragu perlahan menarik langkahnya dan meraih tangan Somin. Senyum Somin pun mengembang dan ia langsung memeluk Taehyung dengan erat.
"Terima kasih karena tidak melakukan itu dan meninggalkan aku," ucap Somin seraya mempererat pelukannya
"Bagaimana kau bisa mencintaiku?" ucap Taehyung
"Karena aku mencintaimu. Semua hanya karena aku mencintaimu. Ku mohon jangan pernah berpikir untuk melakukan ini lagi. Jangan pernah." ucap Somin diiringi tangisan
"Ehm, tidak akan pernah," ucap Taehyung dan mempererat pelukannya.
' Kita mungkin tidak menyadari betapa besarnya cinta orang tua kita. Kita selalu meminta lebih tanpa melihat pengorbanan yg mereka lakukan. Dan saat kita menyadarinya, kita mungkin terlambat. Sayangilah mereka karena cinta terbesar yg bisa di dapatkan di dunia ini hanya pada mereka'
' Terkadang kita membuat kesalahan. Kesalahan yg kita rasa tidak akan bisa diperbaiki. Tapi cinta akan menuntun kita. Menuntun kita untuk memulai awal yg baru sebagai bayaran untuk kesalahan yg pernah kita buat '

Komento sa Aklat (220)

  • avatar
    Ubay Dilah

    sangat cocok

    13h

      0
  • avatar
    NurSuryani

    bagus

    9d

      0
  • avatar
    WawaAZWA

    Best

    21d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata