logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 5. Sosok Antaris di Mata Bella

Bel istirahat telah berbunyi dari lima menit yang lalu. Siswa-siswi berbondong-bondong menuju kantin, hanya untuk mengisi perutnya yang kosong. Sama halnya dengan Bella, Grisel, Ales, Eca, dan Meta yang kini sedang duduk di meja kantin paling pojok yang letaknya berdekatan dengan meja khusus para anggota inti geng Adler.
Keadaan kantin yang awalnya hening, tiba-tiba menjadi heboh akibat kedatangan ke lima cowok Most Wanted Boy di SMA Sakrala. Siapa lagi kalau bukan Antaris, Arrion, Ander, Garrick, dan Alfio. Ander? Laki-laki itu sibuk menebar pesona, membuat beberapa kaum hawa harus menahan diri untuk tidak membungkus Ander dan membawanya pulang ke rumahnya.
Garrick dan Alfio, kedua laki-laki itu sibuk menyisir rambutnya menggunakan jari-jari tangannya. Sedangkan Antaris dan Arrion, mereka tampak acuh dan terus berjalan tanpa mempedulikan sekitarnya dengan wajah datarnya.
Mata Antaris tak sengaja melihat ke arah seorang gadis yang sedari tadi menatapnya. Mata mereka bertemu selama beberapa detik hingga gadis itu yang memutuskan kontak mata diantara mereka. Tanpa sadar, Antaris tersenyum tipis, sangat tipis.
"Suami-suami gue udah pada datang, woy!"
"Itu suami gue, bukan suami elo!"
"Aris, kamu kenapa ganteng banget, sih? Jadi tambah suka, 'kan akunya."
"Bang Aris punya gue!"
"I love you deh buat Arrion si cowok dingin dan tampan!"
"Aaaa Bang Ander, aku padamu, lah!"
"Garrick, kok kamu keren banget, sih?"
"Pokoknya, Alfio milik gue seorang. No debat!"
Kurang lebih begitulah pekikan-pekikan histeris dari beberapa kaum hawa. Sedangkan disisi lain, Bella, Grisel, Ales, Eca, dan Meta, memfokuskan dirinya masing-masing untuk bisa melihat ke lima laki-laki yang menjadi pusat perhatian di kantin.
Bella, gadis itu terus melihat ke arah Antaris, cowok yang berjalan paling depan dengan raut wajah datarnya. Bella terus saja memperhatikan Antaris, hingga pada saatnya Antaris juga melihat ke arahnya. Pandangan mereka bertemu beberapa detik, sebelum Bella memutuskan terlebih dahulu kontak mata diantara mereka. Bella langsung mengaduk-aduk makanannya sambil menundukkan kepalanya. Oh, ayolah! Kenapa sekarang ia merasa gugup?
"Ger, pesenin sana," titah Ander. Kini Antaris, Arrion, Ander, Garrick, dan Alfio sedang duduk di meja kantin. Meja khusus untuk para anggota inti geng Adler.
"Yo, pesenin sana." Garrick malah melempar titahannya kepada Alfio.
"Ris, pesenin sana." Antaris menatap datar ke arah Alfio yang baru saja memerintahnya.
"Eh yaampun Ris, cuman canda gue. Jangan natap gue kek gitu dong, serem anjir," cerocos Alfio.
"Ya udah iya gue yang pesenin nih," lanjut Alfio sambil beranjak dari duduknya.
Pandangan Antaris terhenti pada seorang gadis yang sedari tadi menatapnya, yang kini sedang tertawa lepas dengan sahabat-sahabat nya. Lagi-lagi, Antaris hanya tersenyum tipis.
"Cantik," gumam Antaris pelan.
Tak lama, Alfio datang sambil membawa nampan yang berisi lima mangkok kuah bakso pesanan sahabat-sahabatnya. Diikuti dengan Bi Ina dibelakangnya sambil membawa nampan yang berisi lima buah jus mangga.
"Silahkan dimakan makanannya, Tuan," ujar Alfio persis seperti seorang pelayan yang sedang melayani majikannya sambil membungkukkan badannya.
"Yo, kalau lo nyalon sebagai pelayan, kek nya lo bakalan kepilih deh. Soalnya, muka lo dah mencerminkan banget Yo," usul Garrick sambil memasukkan satu buah bakso kecil ke dalam mulutnya.
"Orang lain mah ya, kalau udah di bawain makanannya, pasti bilang makasih. Gak kayak lo, lo mah malah ngelunjak anjir malah ngata-ngatain gue segala lagi," semprot Alfio.
"Itu ucapan terimakasih dari gue khusus buat lo seorang, Yo," ujar Garrick sambil mengedipkan salah satu matanya.
"Duh Rik, lo romantis banget sih." Alfio mencolek-colek dagu Garrick sambil tersenyum genit membuat Garrick bergidik melihatnya.
"Heh, gak usah colek-colek tubuh gue deh lo! Tubuh gue ini buat istri gue dimasa depan!" seru Garrick sambil berusaha menepis tangan Alfio yang menurutnya kurang ajar.
"Istri-istri, pacar aja lo mah gak punya," cibir Ander.
"Iya tahu yang punya pacar dimana-mana mah BEDAAA!" ujar Garrick sambil menekankan kata beda membuat Ander terkekeh sebentar.
"Makannya, cari pacar biar gak jomblo mulu," ujar Ander membuat Garrick mendelik tajam ke arahnya.
"Kuping gue panas dengerin lo berdua berantem mulu," celetuk Antaris.
"Wah, si bos ikut nimbrung, nih?" Garrick menaik-turunkan kedua alisnya.
"Makan! Gak usah berantem mulu," titah Arrion dengan suara beratnya yang sedari tadi hanya diam menyimak, membuat mereka yang sedari tadi ngobrol itu langsung memakan makanannya setelah mendengar titahan Arrion.
* * *
"Bel," panggil Ales. Kini Ales, Eca, Grisel, dan Meta sedang bermain di kamar Bella.
Bella menoleh ke arah Ales. "Apa Les?"
"Menurut lo, gimana sosok si Antaris Antaris itu?" tanya Ales, ingin tahu.
"Sosok sosok, emang si Antaris udah meninggal, apa?" celetuk Eca.
"Astaghfirullah, kamu ini berdosa banget, Ca." Meta menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya histeris.
Eca juga melakukan hal yang sama seperti Meta, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Astaghfirullah."
Grisel hanya memutar bola matanya malas saat melihat kelakuan mereka berdua yang menurutnya sedikit ... alay? Kemudian matanya kembali fokus ke game online dihandphone nya.
"Bel, gimana?" tanya Ales sekali lagi.
"Ya ... gitu," jawab Bella.
"Gitu gimana?" Tanya Ales, mulai kepo.
"Sosok cowok dingin yang tak tersentuh," jawab Bella sambil menghembuskan nafasnya kasar.
Ales mengangguk, membenarkan ucapan Bella. "Terus gimana?"
"Gimana apanya?" tanya balik Bella.
"Lo masih mau ngejalanin tugas dari kakak lo itu? Setelah lo tahu gimana sifat Antaris yang sebenarnya," jawab Ales.
"Ya ... mau gimana lagi? Udah terlanjur juga," pasrah Bella.
"Semangat, pasti lo bisa Bel luluhin sifat dingin Antaris," ujar Ales memberi semangat kepada Bella.
Bella tersenyum. "Makasih, Les."
"Eh, guys. Btw, Arrion ganteng juga, ya," celetuk Meta.
Ales dan Bella langsung menoleh ke arah Meta.
"Jangan bilang, kalau lo suka sama dia?" Meta mengangguk semangat membalas ucapan Ales.
"Heh, lo itu masih bau kencur, gak usah suka-suka an dulu lah," ujar Eca bercanda, membuat Meta mengerucutkan bibirnya kesal.
"Bodoamat! Emang gue pikirin?" Meta menjulurkan lidahnya, berniat untuk meledek Eca.
"Dasar si Memet bau pantat!" Ejek Eca.
"Lo yang bau pantat, bukan gue!" elak Meta.
"Lo!"
"Lo!"
"Lo!"
"DIAMMM!" Eca dan Meta langsung terdiam setelah mendengar teriakan Ales.
"Dimohon untuk diam sayang-sayang ku," ujar Ales sambil tersenyum manis.
"Jijik Les!" Meta melempar bantal tepat diwajah Ales.
Saat Ales ingin membuka mulutnya, tiba-tiba satu bantal kembali mendarat di wajah cantiknya. Dan pelakunya adalah, Eca.
Ales tersenyum tabah. "Astaghfirullah, punya dosa apa, gue bisa ditimpuk dua bantal sekaligus."

Komento sa Aklat (136)

  • avatar
    LovelyGraziella

    bagus bangett ceritanya cepetan update bab terbaru kak!!ga sabar bangett apalagi dibuat jadi novel beuh pasti laris

    25/08/2022

      0
  • avatar
    SilvaManoel

    e daora

    1d

      0
  • avatar
    SyahFirman

    udah

    20d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata