logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

GAVIN ALMERO

GAVIN ALMERO

CEO OF SESAD GIRL


PROLOG

Aileen Qinan Lethesia, gadis tangguh dengan pesona yang memikat hati. Dengan usianya yang baru menginjak sembilan belas tahun, dia sudah mampu bekerja paruh waktu sebagai pelayan cafe dan ojek online untuk biaya hidup, semenjak mamanya meninggal tiga tahun lalu, Sergio papanya sudah tidak punya semangat hidup, setiap hari hanya mabuk-mabukan. Membuat dia yang berstatus anak tunggal harus rela membuang kesempatan beasiswa kuliah ke luar negeri demi menjaga papanya yang sakit-sakitan.
Namun hari ini, dia berdiri di depan rumah sederhana tempat ia dibesarkan penuh kasih sayang oleh kedua orangtua-nya. Hari ini dia akan meninggalkan rumah ini, mulai detik ini dia harus berusaha untuk lebih tegar.
"Aileen, yang sabar ya sayang, papa kamu udah gak sakit lagi, dia udah tenang disana, udah ketemu mama kamu," ucap seorang wanita berusia 48 tahun yang berdiri disamping Aileen, Katrin, kakak kandung Sergio.
"Bibi? Aileen sekarang yatim piatu," ujar Aileen memijat pangkal hidungnya, kepalanya sakit akibat terlalu banyak menangis, kepergian Sergio terlalu tiba-tiba untuknya.
"Kamu punya Bibi sayang, jangan ngomong gitu," Katrin merangkul pundak keponakannya. "Bentar lagi hujan, ayok sayang," Katrin memapah tubuh lunglai Aileen memasuki mobil, supir langsung menancap gas setelah Katrin mengangguk.
Pergerakan mobil yang perlahan menjauh meninggalkan area itu tidak membuat Aileen mengalihkan pandangan dari pintu rumahnya, dia merasa kedua orangtua-nya saat ini berdiri didepan pintu itu dan melambaikan tangan padanya, air mata kembali menetes dipipinya bersamaan dengan jatuhnya rintik hujan yang perlahan menjadi deras.
Papa, mama, Hari ini Aileen akan tinggal di rumah Bibi, kalian jangan khawatir. Kata Bibi, dia bakal biayain kuliah Aileen, papa sama mama jagain Aileen dari jauh, ya, Aileen sayang kalian. Batin Aileen berusaha menahan tangisannya namun nihil, tangisnya pecah membuat Katrin juga ikut menangis.
---
Aileen, gadis berusia sembilan belas tahun yang dipaksa dewasa sejak tiga tahun lalu. Setelah kepergian kedua orangtua-nya, Aileen mau tidak mau harus tinggal di rumah Bibinya bersama suami dan putra tunggal Bibinya.
Kehidupan Aileen berjalan biasa-biasa saja, kuliah, bertemu teman-teman, dihukum dosen yang suka usil namun berhasil memikat hatinya, mengerjakan tugas di dalam kamar, dan jalan-jalan tanpa beban. Sampai pada situasi dimana Aileen harus kembali menelan pahitnya kenyataan, hanya Erlan, dosennya, yang selalu ada disampingnya, menemani dan menjadi sandaran untuk Aileen.
Namum kedekatan antara Erlan dan Aileen tidak lebih dari sebatas teman, Aileen hancur saat mengetahui Erlan sudah dijodohkan dengan seorang wanita karier yang lebih darinya, dan Erlan menyetujui perjodohan itu.
Tanpa Aileen sadari, bahwa Gavin, putra tunggal Bibinya, diam-diam selalu berusaha untuk membuatnya tetap kuat walau dengan cara yang berbeda, Gavin selalu berlindung dibalik statusnya sebagai atasan Aileen di kantor agar bisa leluasa membuat Aileen terhibur kala sedang terpuruk. Seiring berjalan waktu, keduanya terlibat kisah asmara yang jelas-jelas terlarang, berlandaskan perasaan cinta, baik Gavin maupun Aileen tetap berjuang membawa kisah mereka sampai diujung jalan takdir yang mengambil alih segalanya.
---
Tut. Tut.
Sambungan diputus sepihak, Aileen mencibirkan bibir jengkel.
"Cowok aneh!" tukasnya.
"Siapa?" tanya Erlan membuat Aileen terkesiap.
"Sepupu aku, udah kebo, aneh pula!" balas Aileen dengan Ekspresi menggemaskan membuat Erlan kembali terkekeh dengan tingkahnya.
"Jangan marah-marah, calon istri saya gak boleh emosian," ucap Erlan tanpa beban membuat Aileen menahan napas.
"Pak, jantung Ay mau copot."
---
Acara berlangsung lumayan lama, saat MC mengakhiri doa penutup, Aileen ikut tersenyum dan bertepuk tangan. Tidak ada air mata, hanya sedikit sesak saat matanya menatap kilatan permata dicincin yang tersemat dijari manis kedua pasangan yang kini resmi bertunangan.
Kamu sekarang milik orang lain, Erlan. batin Aileen dengan ikhlas.
---
"Selamat malam. Pertama-tama saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak, Ibu, rekan sekalian karena sudah meluangkan waktu untuk hadir malam ini disini. Saya, Gavin Almero putra tunggal Osvaldo Almero dan Katrin Milaneva dengan sungguh-sungguh berjanji, selagi napas saya masih berhembus, saya akan selalu menjaga dan membahagiakan perempuan didepan saya, Aileen Qinan Lethesia, istri pertama dan terakhir saya." Katrin mengangkat wajahnya yang menunduk saat mendengar pengakuan Gavin tentang dirinya.
Keduanya saling memasangkan cincin itu, walaupun dengan hati bimbang, Aileen berhasil menyematkan cincin dijari manis Gavin.
Disalah satu kursi tamu, Erlan menatap datar pasangan yang kini terlihat begitu bahagia.
Kamu sekarang milik orang lain, Ay. batin Erlan.
---
"Nangis aja, Qinan, jangan ditahan." Isakan meloncat dari bibir Aileen, isakan itu terdengar pilu untuk Gavin, namun pria itu hanya tersenyum lebar.
"Cincin ini jangan dilepas, ya? Cantik banget dijari kamu." Aileen menangis kencang saat ini mendengar ucapan Gavin barusan, kamu.
"Gavin– kamu..., kamu jahat banget!" Aileen berucap dengan bibir bergetar, ia memukul-mukul pelan dada Gavin.
"Hehe, iya aku jahat, maaf." Gavin bangkit dari posisi tidurnya, "Bisa peluk aku, Nan? Peluk yang erat." pinta Gavin, Aileen yang berlinang air mata langsung mendekap erat tubuh kekar Gavin, pelukan itu sangat erat, dia tidak ingin melepaskan pelukannya itu.
"Aku cinta kamu, Qinan, karena aku cinta kamu, kamu harus hidup bahagia disini, harus." ucap Gavin memejamkan matanya perlahan, dia lelah seharian ini.
"Lupain aku, itu permintaanku."
Tangis Aileen berhenti seketika, ia mematung ditempatnya.
Aileen meraih kertas yang digenggam Gavin, tangannya bergetar membuka kertas itu perlahan.
Make a wish
Gavin siap ketemu Mama, malam ini.
Aileen memalingkan wajahnya, menyandarkan kepalanya dibalik pundak kokoh milik Gavin, ia mendekap tubuh pria itu, mengusap pundak kekar itu perlahan.
"Kamu lelah banget, ya?" Aileen bertanya berharap Gavin menjawab pertanyaannya.
"Udah tidur?" Aileen kembali bertanya.
"Gavin, kamu beneran ninggalin aku sekarang?"
"Emang kamu gak sayang sama aku?"
"Lupain? Kamu pikir gampang apa?!" Aileen menenggelamkan wajahnya didepan dada Gavin.
"Yaudah tidur aja, pasti capek, kan, ngelewatin hidup seberat ini."
"Selamat beristirahat dalam damai, kebo ganteng ku."
"Aku juga cinta kamu, karena aku cinta kamu, kamu harus bahagia disana, harus." ucap Aileen mencoba tegar.
Dua pasangan suami istri baru yang mengalami akhir yang menyedihkan, takdir seolah tidak ingin berkompromi sama sekali walau hanya sebentar.
Keduanya terlihat begitu serasi dibawa cahaya rembulan dengan pakaian putih yang dikenakan mereka.

Komento sa Aklat (50)

  • avatar
    9235Strawberry

    best

    4h

      0
  • avatar
    Ferry Kurni Awan

    oke baik

    23d

      0
  • avatar
    AinulSiti

    i like it

    16/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata