logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

4. Sandiwara Leony

Ketika otaknya sudah buntu tiba-tiba di saat terakhir Leony terpikirkan satu ide. Begitu mengetahui Abel semakin dekat ia pun langsung menutup mata, pura-pura tertidur di atas dahan pohon. Aktingnya sungguh berjalan mulus karena gadis itu takut dibunuh.
Rencana Leony saat ini adalah bersandiwara bila dirinya mengidap penyakit aneh, yaitu penyakit berjalan saat tertidur. Hanya ide tersebut yang muncul di pikirannya dan berpeluang menyelamatkan dari kematian.
"Kenapa dia bisa ada di sini?
Abel yang berhasil sampai ke atas pohon mengernyit heran ketika melihat Leony. Kaisar itu menyipitkan mata waspada lalu meletakkan ujung pedang di leher istrinya sendiri.
"Jangan bersandiwara di depanku. Cepat buka matamu atau kubunuh kau!"
Dinginnya pedang membuat rasa takut menyeruak dalam benak Leony. Jika tak didorong keinginan untuk bertahan hidup mungkin sekarang ia sudah membuka mata. Akan tetapi, demi melancarkan rencananya gadis itu tetap bergeming.
"Aku tahu kau hanya berpura-pura. Jelas sekali keluarga Ballencia merencanakan sesuatu, mungkin itu adalah kudeta," lanjut Abel makin menekan ujung pedang ke leher Leony.
Karena terlalu dalam maka luka sayatan pun muncul. Leony tetap tak bereaksi meski lehernya terluka. Hal tersebut berhasil membuat Abel menarik kembali pedang miliknya.
"Hei, apa-apaan kau ini?" tanya kaisar itu sedikit panik.
Tentu saja ia kalang kabut seperti cacing kepanasan. Perasaannya berubah buruk saat melihat makin banyak darah yang keluar dari luka di leher Leony. Dengan gelisah Abel menampar pipi gadis itu supaya terbangun.
Leony sanggup menahan sakit pada lukanya karena tahu Abel akan bertindak gila. Tetapi, tak menduga akan mendapat tamparan sehingga matanya langsung terbelalak. Lebih sialnya lagi ia malah bertatapan dengan iris gelap Abel.
"K-kau tak apa-apa?"
Suara bergetar itu sukses menimbulkan tanda tanya di otak Leony. Mungkin efek terkejut tadi masih tersisa, sampai-sampai ia berkhayal melihat ekspresi khawatir Abel. Tak mungkin kaisar sinting itu peduli padanya sementara mereka baru kenal beberapa hari.
"Ugh, k-kenapa leher saya berdarah?!" pekik Leony menyentuh lukanya dengan wajah syok.
Bakat menipu gadis itu pun dimulai, ia pandai memainkan ekspresi dan nada bicara hingga membuat pria di depannya belingsatan. Pasti sekarang Abel bingung karena sikapnya yang tampak nyata.
"Tunggu. Bagaimana bisa saya ada di atas pohon?" Leony kembali meninggikan suaranya dan merapat ke tubuh Abel. "S-saya takut ketinggian. Kenapa Anda membawa saya kemari?"
Abel tak tahu harus menjawab apa. Untuk saat ini tubuh gemetar Leony lebih menarik perhatiannya. Gadis itu terlihat seperti kelinci yang hendak dimangsa binatang buas, kentara sekali rasa takutnya.
"Katakan padaku apa rencana keluarga Ballencia? Pasti mereka mengirimmu sebagai mata-mata," tuduh Abel enggan terbuai oleh ekspresi resah Leony.
Biarpun gadis itu terlihat menyakinkan, tapi ia tak akan percaya tanpa memastikan terlebih dulu. Akan terlihat bodoh jadinya bila seorang kaisar bertindak gegabah. Abel telah menghadapi banyak orang dengan sikap berbeda dan tak mungkin tertipu.
Sedangkan di sisi lain Leony tengah memutar otak agar kepercayaan terarah padanya. Andai salah bicara mungkin Abel akan membuat kepalanya terpisah dari badannya. Itu adalah bayangan mengerikan, ia tak ingin mati lagi.
"Apa yang Anda bicarakan? Selama ini keluarga Ballencia setia pada Anda, mereka tak pernah berbuat jahat," ujar Leony mengingat Ballencia termasuk keluarga yang setia pada kaisar.
Abel mendengkus dan tersenyum sarkastis. "Tak pernah berbuat jahat katamu, haha. Lantas korupsi yang kau lakukan itu apa? Acara amal?"
Jika sudah membawa kasus korupsi maka Leony tak bisa mengelak. Karakter Ilona memang ditulis sebagai tokoh figuran yang rakus dan melakukan korupsi. Jika Abel menyelidiki masa lalunya sudah jelas kaisar itu akan mendapat hal-hal negatif.
"Kenapa diam saja? Itu berarti kau benar mata-mata. Tutup matamu. Aku akan membunuhmu tanpa rasa sakit."
Saat melihat pedang dikeluarkan Leony pun langsung ketar-ketir. Ia beringsut menjauh dari Abel dengan wajah pucat yang tak bisa disembunyikan. Bohong jika ia berkata tidak takut pada pria itu.
"Aku kecewa karena ternyata kau orang jahat," ungkap Abel teringat dirinya sempat memikirkan Leony.
Ia merasa bodoh karena berpikir wanita itu sungguh menaruh perasaan suka. Dipikir sebanyak apa pun mustahil Leony mencintainya. Nama Abel Saveri telah melekat sebagai kaisar gila di seluruh penjuru kerajaan.
"Hukuman matimu akan dilakukan sekarang. Aku tidak bisa menahan diri lagi, kau benar-benar menyakiti hatiku."
Leony menelan ludah gugup sementara otaknya terus memikirkan kalimat terakhir yang diucapkan Abel. Ia berpikir apa hubungannya korupsi dengan menyakiti hati seorang kaisar?
Belum sempat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, pedang Abel telah menyentuh dada Leony. Pria itu benar-benar akan menghabisi nyawanya kali ini. Ketika merasa hilang harapan ia mendadak teringat sesuatu.
Saat menciptakan karakter Abel dulu Leony membuatnya sebagai pria baik yang tak pernah jatuh cinta. Kaisar itu akan girang sendiri ketika didekati orang lain, meski mereka tak bermaksud baik padanya.
Di balik sosok yang dianggap kejam sesungguhnya Abel hanya menginginkan perhatian. Jadi, setelah bertemu Aileen si tokoh utama ia langsung luluh. Aileen memberi perhatian yang selama ini didambakannya.
"Apa kata-kata terakhirmu? Aku akan menyampaikannya pada keluarga Ballencia sebagai peringatan," tutur Abel telah siap menghunus dada Leony.
"S-sejak kecil saya sudah merepotkan mereka dengan berbuat onar. Yang lebih merepotkan saya juga sering berjalan saat tidur, pasti Kak Faivan kesulitan mengurus saya. Tolong sampaikan terima kasih pada keluarga Ballencia."
Abel tak jadi menggerakkan pedangnya usai mendengar pernyataan tersebut. Lalu ucapan selanjutnya dari mulut Leony membuat pria itu hilang akal untuk sesaat.
"Yang terakhir saya ingin mengatakan bahwa saya mencintai Anda. Sebelum mati Anda harus mengetahui fakta ini. Maaf karena saya jauh dari kata baik, saya kadang asal bicara dan berbuat buruk, tapi saya benar-benar mencintai Anda."
Tampaknya pengakuan palsu tersebut memberi efek bagus. Leony dapat melihat perubahan ekspresi Abel yang sesuai dengan perkiraan. Kaisar itu menjauhkan pedang dan menutupi rona merah di wajah menggunakan telapak tangan.
"Eh, kenapa Anda menarik pedangnya? Padahal saya telah siap untuk mati," ujar Leony pura-pura bingung.
Sedangkan Abel yang masih menyembunyikan wajahnya langsung menyahut, "A-aku melakukan ini bukan karena terbawa perasaan. Dengar, aku tidak tertarik dengan ucapanmu! Entah kenapa tiba-tiba aku kehilangan minat untuk membunuh."
Leony menyeringai lebar karena sadar Abel tak akan melihatnya. Sebagai seorang penulis ia tahu betul seperti apa sikap kaisar itu. Kemarin-kemarin dirinya memang sempat lupa karena telah lama menulis cerita tentang Abel, yaitu sekitar lima tahun lalu.
Sekarang ingatan Leony telah dipenuhi oleh cerita karangannya yang ditulis ketika masih jadi remaja labil. Itu hanyalah cerita pasaran di mana seorang kaisar jatuh cinta pada wanita biasa. Tinggal membuat Abel terbawa perasaan maka pria itu akan jatuh dalam genggamannya.
"Kalau Anda memang kehilangan minat biar saya saja yang melakukannya," ucap Leony kembali bersandiwara. Sejurus kemudian ia menarik pedang Abel dan mendekatkannya ke dada.
Gadis itu berjuang keras menitikkan air matanya saat berkata, "Terima kasih atas pernikahan sebentar ini, Yang Mulia. Saya harus menanggung balasan karena masalah korupsi itu."
Tanpa ragu Leony pun menusukkan dirinya ke ujung pedang, tapi tak terlalu dalam. Ia melakukan ini supaya dadanya terluka dan mengeluarkan darah. Kemudian setelah berhasil, dengan segala pertimbangan ia pun menjatuhkan tubuhnya ke tanah.
Abel yang masih tersipu malu tak mempunyai kesempatan untuk mencegah kejadian barusan. Sehingga kaisar itu hanya bisa menyaksikan dalam diam. Leony telah jatuh dari ketinggian dan membuat seluruh darahnya berdesir.
"Apa yang terjadi, Kaisar?"
Suara Albert membuat Abel tersentak dari lamunan. Tanpa mengatakan apa pun ia segera turun dari pohon untuk melihat keadaan Leony. Bibirnya langsung menyunggingkan senyum begitu tahu gadis itu masih bernapas.
"Bawa dia untuk diobati," titah Abel yang segera dilaksanakan oleh Albert. Namun, ketika melihat bawahannya memanggul Leony ia merasa tak nyaman. "Kenapa kau menggendongnya?"
Merasa telah berbuat salah Albert pun menurunkan Leony dari pangkuannya. Ia membaringkan gadis yang pingsan itu ke atas tanah seperti semula. Lalu tanpa bertanya dulu, Albert malah menarik kaki Leony dan menyeretnya.
"Kurang ajar! Apa yang kau lakukan pada istriku?" bentak Abel sontak menyingkirkan cekalan tangan Albert dari kaki Leony. "Sepertinya kau sudah bosan hidup."
Albert menahan rasa sakit di tangannya dan menatap Rei yang juga terlihat bingung. Mereka sama-sama terdiam ketika Abel menggendong Leony untuk dibawa masuk ke istana.

Komento sa Aklat (111)

  • avatar
    Najwaaa

    bagus

    2d

      0
  • avatar
    Dek Septa

    cerita istimewa dan bagus

    5d

      0
  • avatar
    MaulanaRohan

    apk ini bagus

    22/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata