logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

ARSYIFA

ARSYIFA

Hernita Purba


PROLOG

Semilir angin membelai wajah ketiga sahabat perempuan itu. Dengan wajah yang berseri-seri, ketiga perempuan itu mengulas senyum menatap langit. Siapa lagi kalau bukan Arsyifa Natalea bersama kedua sahabatnya, Ratu Amanda dan Elnaira.
Disaat murid-murid lain memakai aksesoris yang memaparkan kekayaannya, ketiga perempuan itu lebih memilih untuk terlihat biasa-biasa saja. Bukannya mereka tidak mampu, hanya saja mereka tidak suka untuk memamerkan segalanya agar orang-orang melihat mereka bisa memakai aksesoris mahal yang hanya bisa dibeli oleh orang mampu saja. Ya mereka tidak seperti yang kita pikirkan.
***
Syifa Natalea yang biasa dipanggil Syifa itu merupakan anak dari seorang pengusaha terkenal bahkan sampai ke penjuru dunia. Kedua orang tua Syifa telah banyak membuka cabang perusahaan dimana-mana dan cabang itu berkembang pesat hingga kini.
Syifa yang cuek tidak terlalu bangga akan pencapaian kedua orang tua nya itu. Menurutnya itu semua bukanlah sesuatu yang patut untuk dibanggakan. Syifa membenci itu. Bagaimana tidak? Akibatnya, orang tua nya jarang sekali berada di rumah bahkan Syifa sendiri tidak pernah mendapat perhatian lebih dari orang tua nya. Syifa juga memiliki satu kakak laki-laki bernama Rian tapi dirinya dan Rian saat ini sedang berjauhan. Itulah yang membuat Syifa semakin merasa kesepian.
Lain halnya dengan Ratu Amanda, sahabat nya yang satu ini merupakan anak dari pemilik gedung sekolah SMA Negeri 8 Jakarta, yang terletak di taman Duri, Tebet, Jakarta Selatan ini memiliki prestasi yang reputasi yang sangat bagus. Jadi tak ayal bahwa SMA Negeri 8 Jakarta ini merupakan sekolah unggulan tingkat Provinsi maupun Nasional. Bahkan orang-orang yang bersekolah disini sebagian besar anak-anak orang kaya, yang memiliki kepintaran yang bagus dan beberapa anak yang dapat beasiswa hingga bisa masuk kesekolah ini. Walaupun begitu Amanda tidak malu berpenampilan sederhana.
Begitu pula dengan Elnaira anak dari seorang diplomat terkenal sampai belahan dunia pun tak enggan untuk berpenampilan sederhana.
Kesederhanaan terkadang membuat kita lebih nyaman dan menyenangkan untuk menjalani hari-hari. Tapi begitulah, setiap manusia selalu tidak puas dengan apa yang mereka miliki saat ini. Namanya juga makhluk sosial. Bahkan untuk mencukupi segala kepuasan itu mereka selalu berusaha mencari berbagai cara agar terlihat lebih elegan dan bisa memiliki barang-barang mahal. Begitulah sifat-sifat manusia sekarang ini, begitu egois.
Dari kesederhanaan itulah menimbulkan kecocokan diantara ketiga perempuan itu untuk membentuk tali persahabatan, sampai saat ini.
***
Syifa, Amanda, dan Elna sedang duduk bersantai disebuah taman komplek perumahan dekat dengan rumah Elnaira.
"Haha," tawa mereka berderai dengan kuat.
"Seriusan nih yah, tadi itu pak Rudi lucu parah. Masa kita disuruh menirukan berbagai macam suara binatang. Kaya anak TK tau nggak! Anak TK sekarang aja mungkin pelajarannya nggak kaya gitu-gitu amat dah," kata Elna yang menceritakan kejadian tadi siang di kelasnya.
"Haha, seriusan itu?" tanya Amanda tak lepas dari kata tertawa.
"Gue seriusan kali dari tadi," jawabnya,
"Itu guru SMA atau guru Tk sih? Padahalkan gue dan teman sekelas yang lainnya udah pada kelas sebelas." tuntutnya tidak terima dengan tingkah konyol pak Rudi.
"Haha lo semua kaya nggak tau pak Rudi aja," balas Syifa yang sejak tadi sudah berhenti tertawa.
"Iyasih pak Rudi kan suka banget bikin lawakan receh," tambah Elna.
Mereka bertiga sudah berhenti tertawa setelah dari tadi capek menertawakan tingkah konyol pak Rudi. Mungkin ini yang membuat hubungan persahabatan mereka utuh sampai sekarang karena ketiga nya saling terbuka satu sama lain tidak ada yang mereka tutup-tutupin. Bahkan hal terkonyol sekalipun selalu mereka bahas sampai tuntas.
Tiba-tiba cuaca sore itu diselimuti oleh awan hitam. Sepertinya akan turun hujan.
"pulang yuk, udah mau hujan nih kayanya," usul Amanda.
Dan benar saja rintik-rintik air hujan pun turun tepat mengenai baju mereka.
Segera mereka berlari-lari kecil hingga sampai ke rumah Elna, untungnya hujan itu mulai deras ketika mereka sudah sampai rumah. Untungnya.
Mereka masuk ke dalam kamar Elna, sedangkan Elna pergi ke dapur menemui mbok Iyah, asisten rumah tangga keluarga Elna yang telah mengabdi selama Elna masih didalam kandungan.
"Mbok, buatin teh cokelat hangat tiga gelas yah. Nanti bawa ke kamar Elna aja."
"Baik neng," setelahnya Elna berlalu dari dapur, kembali kekamarnya.
***
"Hujannya turun gak bilang-bilang kan jadi basah gue," gerutu Amanda yang tidak terima.
"Ya ampun Man, namanya juga hujan ya mana kita taulah kapan mau turunnya. Kadang aja saat langit terlihat mendung tidak ada hujan malahan disaat langit begitu cerah hujan malah turun membasahi bumi. Lagian, lo pikir hujan bisa bicara apa?" ucap Syifa, sedangkan Amanda hanya menyengir kuda.
Elna masuk dengan keadaan basah juga karena tertimpa rintik-rintik air hujan.
Walaupun gerimis saja, airnya sudah mampu membuat pakaian basah dan membuat demam tinggi. Apalagi kalau hujannya deras.
"Jadi basah," ucap Elna sembari menutup pintunya dan bergabung dengan Syifa, Amanda dikasur.
"Lo kira lo aja yang basah, gue juga basah kali El," adu Amanda memperlihatkan keadaan pakaian yang dikenakannya.
"Lo ada baju nggak? Gue pinjem boleh?" lanjutnya lagi
"Ada, ambil aja tuh dilemari," menunjuk salah satu lemari yang biasa terdapat banyak kaos-kaos yang nyaman dikenakan.
"Gue pinjem yang ini yah," teriak Amanda sambil memperlihatkan sebuah t-shirt santai bewarna abu-abu yang diacungi jempol oleh Elna.
Mendapat persetujuan dari Elna, Amanda berlalu kemar mandi.
***
Kini ketiga nya sedang duduk di balkon sesekali menyesap teh cokelat hangat yang barusan diantar mbok Iyah. Di balkon menikmati indahnya pemandangan malam sekitar komplek ditambah hawa dingin dari sehabis hujan tadi menambah sensasi ingin cepat-cepat menghabiskan teh hangat agar dapat berbaring dengan nyenyak di atas kasur nan empuk.
Syifa dan Amanda memang dari awal memutuskan untuk menginap di rumah Elna malam ini. Bukan tanpa alasan, mereka memang sering melakukan itu. Misalnya hari senin nginap di rumah Amanda, besok nya di rumah  Syifa dan lusa nya di rumah Elna. Sudah menjadi kebiasaan dalam persahabatan mereka bertiga.
***

Komento sa Aklat (31)

  • avatar
    PratiwiBunga

    bagusss bangett

    22/07

      0
  • avatar
    Muhd Zuhair

    good seronok membaca

    30/06

      0
  • avatar
    EdayantiSelvi

    sangat bagus untuk aplikasi ini bagi saya 👍👍😃

    25/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata