logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Flashback Masa Lalu

Tetangga Sebelah Rumah
Part 7
"Ya terserah saya dong, itu kan suami saya. ngapain saya takut Mas Rian selingkuh, saya yakin kok kalau suami saya bakal setia, saya serahin semuanya sama Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia," ucapku yakin. Dia memutar bola matanya, meremehkan ucapanku. biarin aja nanti kualat matanya keseleo trus jadi juling. Ggrrr!
"Ye ... Mbak tau kan, ibarat kucing kalau tiap hari disodorin ikan asin pasti bakal apa? bakal kesini mulu kan? nah, gitu juga nanti Mas Rian ke aku." Jawabnya kepedean, membuatku makin geleng-geleng kepala.
Ya Allah lihat aja nanti, nih wewe gombel bakal aku kerjain, karena sangking geramnya.
@@@
"Dih, Mbak Ella mah mungkin levelnya ikan asin kali ya kucingnya? Kalau kucing saya levelnya ikan dori kalau nggak ikan salmon, yang mahalan dikit dong, kaya harga diri," sahutku sinis, dia memutarkan bola matanya lagi, mudah-mudahan nggak keseleo tuh mata diputer-puter terus.
"Terserah Mbak-nya aja ya? udah deh mending sana pulang duluan aja, disini ngeribetin saya doang," dia mengusirku seenaknya.
"Situ kali yang ngeribetin keluarga saya, nggak ngaca ya? di dalam kamar mandi sana, suami saya lagi benerin kran air kamu. Seharusnya kamu terima kasih udah saya izinin suami saya untuk ngebantuin kamu!" jawabku sangat geram.
"Ck, terserah deh!" Lalu dia duduk menghempaskan bokongnya di sofa, sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Tak lama kemudian Mas Rian keluar dari arah dapur.
"Mbak Ella, kran airnya udah bisa dipakai ya? ayo Mah, anak-anak, kita pulang," ucap Mas Rian pada si wewe gombel, sambil mengajakku beserta anak-anak untuk pulang.
"Makasih ya, Mas Rian. maaf loh, saya udah ngerepotin Mas Rian malem-malem," jawabnya lagi sambil suaranya dibuat mendayu-dayu, dasar perempuan aneh!
"Iya, Mbak. Gapapa, kami permisi dulu ya, Assalamualaikum," Lalu kami semua segera buru-buru pergi dari rumah tetangga aneh itu, daripada tambah membuat semakin naik darah.
"Wa'alaikumsalam, mimpi indah ya, Mas." Teriaknya, tapi kami semua tidak menanggapi ucapannya. apalagi Mas Rian, dia memang terkenal dari dulu sangat dingin pada perempuan.
Alhamdulillah akulah wanita beruntung yang bisa menaklukkan hatinya, Mama mertua pernah cerita, kalau dulunya Mas Rian banyak sekali yang menyukai, tapi karena jarang direspon olehnya, jadi banyak yang mundur teratur.
@@@
Pertemuan kami juga sangat tak terduga, waktu malam itu, 10 tahun yang lalu aku sedang menunggu angkot malam hari, karena dulu aku bekerja disebuah supermarket dan sedang dapat bagian shift siang dan pulangnya malam, aku dulu mempunyai pacar bernama Doni.
Doni yang sering mengantar jemputku saat pergi dan pulang dari bekerja, karena Doni seorang anak juragan tanah, dan hidupnya bergelimpangan harta jadi dia tidak bekerja dan bisa dibilang hanya seorang pengangguran, tapi tetap saja aku cinta.
Malam itu, Doni mengatakan bahwa hari ini dia tak bisa menjemputku, jadilah akhirnya aku menunggu angkot disini malam-malam.
Sudah setengah jam angkot belum juga lewat, karena pada jamanku waktu itu belum ada angkutan online seperti sekarang ini.
Saat aku sedang termenung sambil menunggu angkot, tiba-tiba dari arah kanan tempatku duduk, aku mendengar suara orang sedang tertawa-tawa. Suaranya sangat ku kenal, suara itu adalah suara Doni--pacarku.
Tapi Doni tidak sendiri, melainkan bersama seorang wanita yang berpakaian sangat seksi. Mereka saling berangkulan, bahkan sesekali mereka bercium*an lalu berpelukan, mereka tak ada rasa malu sama sekali, padahal ini di tempat umum.
Memang jalanan dekat halte sudah tak terlalu ramai karena memang hari juga sudah malam.
Hatiku seketika hancur berkeping-keping melihat lelaki belahan jiwa bersama wanita yang entah siapa, dan mereka kini sedang bermesra-mesraan di depan mataku, jangan ditanya bagaimana rasa sakitnya, karena aku pun juga sudah tak paham akan rasanya, hanya air mata yang mewakili perasaanku saat ini.
Mereka berjalan menuju ke arahku, sepertinya mereka berdua sedang dalam keadaan mabuk, jadi Doni tak sadar, kalau ada aku yang sedang berdiri disini.
Kini Doni sudah hampir dekat dengan posisiku berdiri, lalu aku pun langsung menegurnya, karena sudah tak tahan dengan keadaan seperti ini.
"Doni! kamu ngapain disini? ini siapa?" tanyaku sambil terisak pada lelaki berambut gondrong itu, dan berperawakan tinggi besar.
Dia seketika terperanjat melihatku disini, tapi mungkin karena dalam keadaan kondisi mabuk, dia tak menjawab dan menghiraukan pertanyaanku, dan dia hanya tertawa-tawa saja, sedangkan wanita disampingnya hanya menatapku dengan tatapan yang entah.
"Sayang, kok kita berhenti? ayo dong, kita jalan lagi. Kita habiskan malam ini hanya berdua saja selamanya, hahaha, nanana." Ucapnya sambil tertawa dan bernyanyi-nyanyi nggak jelas.
Lalu mereka berjalan dan semakin menjauh dari pandanganku, sedangkan aku duduk kembali sambil menangis terisak-isak serta menutup mukaku dengan kedua tangan, karena sudah tak mampu menahan rasa perih dihati.
Saat aku sedang menangis, tiba-tiba ada tangan yang menoel lenganku, aku pun terperanjat kaget, lalu cepat-cepat menoleh, tanpa kuhiraukan lagi wajah yang sudah amburadul.
"Nih, tissue. ingusnya udah banyak tuh, sayang jilbabnya pasti kotor," seorang lelaki menawarkanku sebungkus tissue. Aku mengenalnya, dia salah satu staf di supermarket tempatku bekerja, yang terkenal dingin dengan perempuan.
"Mas Rian?" ucapku terkejut, lalu dia hanya tersenyum kecut.
"Iya kenapa? kaget ada aku disini?" dia malah bertanya balik, dan meletakkan tissue di tanganku.
"Kok, Mas Rian ada disini? kenapa belum pulang? bukannya Mas Rian shift pagi ya?" tanyaku lagi dan belum menjawab pertanyaannya yang tadi. Karena kami satu toko, maka kami sering bertemu tapi tak pernah menyapa, karena memang dia lelaki yang sangat dingin pada perempuan.
Mas Rian berbicara hanya pada saat Briefing toko saja atau berbicara jika ada perlu pada karyawan-karyawan yang berada di supermarket tersebut.
"Iya, saya nungguin kamu pulang," deg. seketika aku terpaku oleh kata-katanya.
"Nungguin aku? ngapain?" dia mendecak kesal, lalu berdiri sambil memegang lenganku dan mengajakku berjalan ke arah tempat motornya diparkirkan.
"Kalau kita ngobrol terus, nanti kamu pulangnya keburu malam. kasian orang tua kamu pasti nyariin, mending ayo saya anterin pulang," ucapnya sambil memakaikanku helm, lalu dia juga langsung memakai helm dan bersiap menaiki motornya, sedangkan aku masih terpaku dengan ucapan dan sikapnya, karena memang belum mengerti dengan semua ini.
"Sampai kapan kamu ngelamun disitu, apa sampai pagi?" ujarnya seketika membuyarkan lamunanku barusan.
"Naik? M-Mas Rian mau nganterin aku pulang?" tanyaku lagi.
"Iya, udah buruan naik. Nanti keburu malam." Lalu aku pun langsung naik ke atas motornya, dan dia pun langsung melajukan kendaraannya, melesat menembus jalanan di malam hari yang kelabu, sama seperti kondisi hatiku.
@@@
Setelah pertemuan malam itu, aku dan Mas Rian semakin dekat, ternyata dia tak sedingin seperti pemikiranku, dia sangat ramah dan juga romantis.
Dan soal Doni, ketika besok paginya dia datang ke rumahku tanpa rasa bersalah soal semalam itu.
Aku pun menjelaskan padanya bahwa aku ingin menyudahi hubungan ini karena akan segera menikah dengan lelaki lain, dia tak terima dan selalu menerorku, tapi tak kuhiraukan sampai akhirnya dia menghilang sendiri entah kemana.
Sampai akhirnya setelah setahun kami dekat tanpa kata pacaran, Mas Rian akhirnya meminangku.
Aku bersyukur mempunyai suami yang dingin dengan perempuan lain, tapi sangat hangat dan sayang dengan istrinya sendiri. Bahkan dia sangat menyayangi anak-anaknya, sangat jarang sekali untuk mendapat suami seperti Mas Rian di jaman seperti ini.
Kini aku mengerti, ketika Allah mengambil sesuatu dari hidup kita, bukan berarti Allah benci pada kita, melainkan Allah akan menggantinya dengan yang lebih layak dan lebih baik.

Komento sa Aklat (219)

  • avatar
    FahrulAzes

    bisa

    21d

      0
  • avatar
    GalangMama

    bagus

    26d

      0
  • avatar
    AjeeArjuna

    baguss

    23/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata