logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Pernikahan Wasiat

Pernikahan Wasiat

Maziah


Bab 1

Di sebuah rumah mewah yang berpenghuni dengan dua orang sebagai suami dan istri, seorang wanita yang cantik sedang menyirami tanaman di halaman belakang dengan riangnya.
Sesekali ia bersenandung kecil di sela-sela kegiatannya, namun tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang dan membuat wanita itu terkejut tapi dia juga sangat hafal wangi parfum yang memeluk nya itu.
"Mas, kau ini kebiasaan sekali," ucap nya.
"Istri ku sudah minum obat belum?" tanya seseorang itu yang ternyata suami si wanita itu.
"Sudah dong," jawabnya.
Wanita yang sedang menyiram tanaman itu bernama Sarah dan suami nya yang bernama Atnan Widjaya, Atnan Widjaya adalah seorang pengusaha di bidang properti, ia memulai bisnisnya semenjak masih muda dan disitulah ia selalu di juluki sebagai seorang pengusaha muda yang sukses di kotanya.
"Sayang aku lapar, hari ini kau memasak apa untuk ku," ucap Atnan.
"Aku memasak Rendang dan sayur sup kesukaan mu, kalau begitu kamu tunggulah disini, aku akan menyiapkan nya," ucap Sarah dan iapun berlalu pergi masuk ke dalam rumah dan menyiapkan makanan untuk suaminya.
Sarah menyiapkan makanan dan menatanya di atas meja, namun saat ingin mengambil alat makan tiba-tiba sesuatu keluar dari hidungnya.
"Astaghfirullah," Sarah segara membersihkan darah yang keluar dari hidungnya di wastafel tempat mencuci piring, setelah memastikan tidak ada darah yang keluar lagi, pikiran nya jauh melayang, ia berpikir bahwa hidupnya tidak akan lama lagi dan siapa yang akan menjaga suaminya kelak.
Sarah tipe wanita penyayang dan bersifat apapun yang dia mau harus terwujud salasatu nya adalah keinginan nya yang akan mencarikan jodoh untuk suaminya sebelum ia pergi menghadap sang illahi.
Saat Sarah masih melamun memikirkan siapa pengganti dirinya untuk mengurus suami nya tiba-tiba suaminya memanggil nya kembali dan membuyar kan lamunannya.
"Kamu kenapa sayang," ucapnya dengan lembut.
"Tidak apa-apa mas, oh ya makanan sudah siap, ayo kita makan," ajak Sarah.
Mereka makan dengan hening karena memanglah Atnan semenjak kecil sudah di ajarkan dengan tata tertib makan yang baik.
Setelah selesai dengan makan nya, Sarah memberanikan diri nya untuk mengatakan sesuatu yang sudah sejak lama terpendam di hatinya.
"Mas, aku mau bicara," ucap Sarah.
"Bicara lah, seperti nya serius sekali," jawab Atnan dengan senyum di wajah nya yang terus terhias untuk istrinya.
"Emmm, mas kata dokter kan penyakit ku terus saja bertambah parah dan tidak ada harapan untuk aku sembuh, kalau aku pergi nanti siapa yang mengurus mu." Ucap Sarah dengan hati-hati.
Raut wajah Atnan yang semula tersenyum lembut setelah mendengar penuturan Sarah istrinya, raut wajah Atnan tiba-tiba berubah drastis.
"Tubuh ku lengket, aku mandi dulu," ucap Atnan menanggapi ucapan Sarah.
Atnan sudah beranjak dan ingin berlalu namun Sarah menahannya dengan menggenggam pergelangan tangan Atnan dengan eratnya.
"Mas tunggu! mau sampai kapan mas terus menghindar dari kenyataan, aku mempunyai satu permintaan dan mas harus menuruti nya." Ucap Sarah.
Atnan menghela nafasnya dengan berat dan kembali duduk di kursinya. "Permintaan apa? Aku harap kali ini bicara mu tidak melantur." Ucap Atnan dengan memasang wajah masamnya.
"Menikahlah lagi tapi dengan pilihan ku," ucap Sarah dan lagi-lagi Atnan tidak menyukai ucapan Sarah yang menurutnya sangat keterlaluan.
"Sarah istri ku, kematian hanya ada di tangan sang pencipta, bukan di tangan seorang dokter, bisa saja aku yang berpulang duluan, jadi aku mohon jangan berbicara macam-macam ya," ucap Atnan dengan lembut.
Tanpa mengucapkan apapun lagi, Atnan pergi begitu saja menuju kamarnya meninggalkan Sarah di meja makan.
Sarah memandang kepergian suaminya dengan tatapan nanar, getaran ponsel terdengar dari arah meja makan, nama seorang pengacara keluarga lah yang tertera di sana.
'' Ya selamat sore,'' ucap Sarah setelah mengangkat panggilan masuk itu.
'' Iya pak pengacara, Kalau begitu simpanlah baik-baik berikan itu pada suami ku kelak jika aku sudah tidak ada,'' ucap Sarah yang kemudian memutuskan sambungan telepon karena melihat suaminya berjalan ke arahnya.
''Mas,''
'' Sayang, aku sudah memutuskan, besok kita akan terbang ke Singapura,'' ucap Atnan tiba-tiba yang tentunya membuat Sarah terperangah kaget.
'' Hah? ke Singapura? mau apa mas?''
'' Kau akan menjalani pengobatan di sana, aku juga sudah menghubungi kenalan dokter hebat di sana,''
''Tapi mas,''
''Tidak ada tapi- tapian, lebih baik kau istirahat dan biarkan ini semua aku yang membereskan nya,'' ucap Atnan dengan lembut.
Sarah berlalu dengan kebimbangan, ia benar-benar bingung karena suaminya yang keukeuh akan kesembuhan nya yang bahkan dia sendiri tidak yakin.
Sarah memasuki kamarnya dan menuju sebuah lemari besar yang ada di pojok ruangan, lemari yang selalu terkunci rapat dan hanya dia serta PRT nya yang tau letak kuncinya dimana.
Sarah membuka dengan perlahan dan ada sebuah kotak hitam di dalamnya yang ternyata isinya peralatan kematian dia nanti, dari sebuah kain penutup jenazah dan kain kafan yang akan dia kenakan, lengkap sudah ada di sana.
Air mata menetes tanpa permisi melihat itu semua.
'' Mas, bagaimana pun kau menolak kenyataan ini, tapi tetap aku memang akan pergi dari sisi mu, tapi aku akan senang dan tenang kalau kau setuju untuk menikahi siapa yang nanti akan menjaga mu,'' gumam Sarah dengan tetesan air mata kesedihan nya.

Komento sa Aklat (237)

  • avatar
    Amoy Santy Arsya

    saya suka sekali dengan cerita novel iniπŸ₯°

    07/05/2022

    Β Β 1
  • avatar
    Nevi

    wah, udah terbit ternyata.πŸ€— ceritanya bagus, semangat kak.πŸ’ͺπŸ₯°

    01/05/2022

    Β Β 4
  • avatar
    Salwat Salwat

    Bagus sekali

    4d

    Β Β 0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata