logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Episode keempat

Sekolah internasional elit……
Waktu telah memperlihatkan pukul 10.00 pagi, semua murid kelas 2 dan juga kelas 3 telah menyelesaikan mata pelajarannya, sementara Arnold yang berada di kelas 3 telah keluar terlebih dahulu dari ruang kelasnya.
Arnold mencari Amira di luar kelas, ia pun bertanya kepada teman-temannya Amira, sementara teman dari Patrick kekasihnya Amira yang menatapi Arnold memasuki kelas Amira, dan ia pun langsung mencuci otak Patrick.
“Apakah kalian melihat Amira?” tanya Arnold.
“Sepertinya dia masih berada di dalam kelas,” jawab salah satu teman wanita Amira.
“Baiklah, terima kasih, sebelum aku mendatangi Amira, lebih baik aku membeli cokelat untuk dirinya,” jawab Arnold seorang diri.
Arnold pun berjalan menuju kantin, pada saat dia tiba di kantin, dan ia pun melirik sejenak ke arah Patrick, sebab Patrick menatapi dirinya seperti memendam kebencian.
“Ibu kantin, saya ambil cokelat silverqueen dua ya,” ucap Arnold saat menyerahkan uangnya kepada ibu kantin dan berlalu pergi begitu saja.
“Aku yakin Amira akan menyukai cokelat ini,” ucap Arnold seorang diri.
Arnold terus berjalan dengan cepat untuk menuju kelas Amira, pada saat dirinya tiba di kelas Amira, Arnold melihat Amira sedang murung.
“Amira, mengapa kamu tidak ikut ke kantin bersama teman-temanmu?” tanya Arnold saat memasuki ruang kelas Amira.
“Sebaiknya kamu pergi Arnold, aku tidak mau Patrick melihatmu denganku,” ucap Amira saat mengusir Arnold.
“Tidak, aku tidak akan pergi, masa kamu dengan Patrick takut,”
“Aku bukan takut padanya, namun dia itu pencemburu orangnya, aku tidak ingin menambah masalah,” ucap Amira.
“Aku tahu cara menghilangkan stressmu Amira, sekarang kamu bangun dan ikut bersamaku,” ucap Arnold ketika menarik lengan Amira.
“Oh iya Amira, aku punya cokelat special untukmu, dan aku ingin kamu menerimanya,”
Amira pun meraih cokelat tersebut.
“Ya Allah, kamu baik sekali, terima kasih atas cokelatnya, tahu saja aku belum sarapan,” ucap Amira saat memasuki cokelat itu ke dalam saku celana.
“Arnold, kamu ingin mengajakku kemana?” tanya Amira.
“Ini rahasia, jadi kamu tidak boleh bertanya, kamu tenang saja, aku tidak akan melukai dirimu, karena aku mencintaimu Amira,” ucap Arnold saat berada di luar kelas.
“Tadi, kamu sebut apa?” tanya Amira.
“Ya Allah, saya keceplosan katakan cinta kepada Amira,” Arnold bergumam dalam hati.
“Bukan apa-apa Amira, aku salah menyebutnya,” jawab Arnold.
“Apa benar kamu mencintai aku?” tanya Amira.
“Bos, coba kamu perhatikan, berani sekali Arnold mendekati kekasih dari bos Patrick Ali, apakah dia tidak mengetahui bahwa bos kita ini orang berbahaya?” tanya salah satu temannya Patrick.
“Kalian tunggu disini, biar aku yang membawa bajingan itu kemari!” perintah Patrick.
“Sepertinya akan ada pertarungan di sekolah,” ucap teman Patrick yang lain.
“Arnoooooolddd,” teriak Patrick.
“Sepertinya ada yang memanggil namamu Arnold?” tanya Amira.
“Tapi, siapa yang mencariku di sekolah?” Arnold bertanya balik.
Amira melihat ke arah Patrick saat menghampiri mereka berdua.
“Arnold, awas di belakang ada Patrick,” ucap Amira.
Patrick memukul wajah Arnold di hadapan Amira.
“Sayang, kamu ini kenapa sih?” tanya Amira.
“Sayang, aku tidak menyukai lelaki yang mendekati dirimu, jadi wajarlah jika ada yang cemburu, sayang kamu tunggu disini, sebab aku tidak ingin melukai dirimu,” tegas Patrick.
“Patrick, berhenti, saya bilang berhenti!” perintah Amira.
Patrick pun yang dipenuhi emosi tidak mendengar ucapan Amira, dia terus menyeret Arnold menuju lapangan basket.
“Kemari kamu bajingan, dasar lelaki tidak tahu malu, berani sekali kamu mendekati kekasihku hah,” ucap Patrick saat memegang kerah baju Arnold.
“Apakah kamu tidak mengetahui tentang Patrick Ali?” tanya Patrick lagi saat memukul Arnold terus-menerus.
“Aku tahu ayahmu adalah pengusaha sukses di Jakarta dan luar negeri, dan aku sudah mengatakan kepadamu, kalau aku tidak ada hubungan apa pun dengan Amira,” ucap Arnold lagi.
“Terserah kamu ingin memercayainya atau tidak?” tanya Arnold lagi.
“Apakah kamu pikir? saya akan termakan dengan ucapanmu hah,” ucap Patrick.
“Rasakan ini pukulanku bajingan,” tambah Patrick lagi saat memukul Arnold.
Patrick pun meninju wajah Arnold, sehingga wajah Arnold mengeluarkan darah di bagian hidungnya, namun Arnold membalas pukulan Patrick dengan menendang bagian perut Patrick sehingga tubuh Patrick terpental di atas jalanan basket.
“Hey, kamu, berani sekali memukul bos kami,” ucap salah satu temannya Patrick yang lain.
“Temanku, kamu pegang tangannya Arnold!” perintah salah satu teman Patrick yang lain.
Mereka pun memukul Patrick, dan Patrick menghentikan mereka untuk tidak memukul Arnold.
“Sudah kubilang, Arnold itu tanggung jawabku, apakah kalian tidak memahaminya?” tanya Patrick saat menampar anggotanya.
“Sekarang kalian pegang kedua tangan bajingan ini!” perintah Patrick.
“Baik bos, kami minta maaf bos, sebab kami hanya ingin membantu,” jawab salah satu anak buahnya Patrick.
Patrick pun memukul Arnold tanpa memberi ampunan, sementara Amira yang mengasihani Arnold langsung berjalan menuju kantor kepala sekolah untuk melaporkan Arnold dan Patrick.
“Sebaiknya aku harus melaporkan mereka kepada guru, supaya para guru menghentikan perkelahian ini,” jawab Amira seorang diri sambil berlari menuju ruang guru.
Tidak lama kemudian Amira pun tiba di ruang guru, ia pun langsung menarik lengan salah satu guru laki-laki.
“Pak anda harus ikut denganku,” ucap Amira.
“Tunggu sebentar Amira, kita mau kemana?” tanya pak guru.
“Anda harus menghentikan perkelahian ini!” perintah Amira sambil menarik lengan guru laki-lakinya itu.
“Baiklah, coba kamu jelaskan siapa yang berkelahi di sekolah internasional elit?” tanya pak guru.
Amira pun menceritakan kronologi perkelahian itu, sementara pak guru hanya mendengarnya bersama guru lain juga.
“Lebih baik bapak sekarang ikuti saya ke lapangan basket!” perintah Amira yang langsung membawa pak guru dan guru lainnya ke lapangan basket.
Gurunya pun langsung berjalan menuju lapangan basket bersama Amira dan juga guru lainnya, Amira membawa guru laki-laki itu menuju lapangan basket, mereka yang menatapi Arnold dipukuli oleh Patrick Ali pun langsung menghentikannya.
“Ya Allah, Patrick berhenti, saya bilang berhenti,” tegas guru laki-laki itu saat menghampiri lapangan basket.
“Apa-apaan kalian ini? apakah sekolah ini untuk perkelahian? Kalian di sekolahkan kemari untuk belajar dan dibimbing agar menjadi sukses suatu hari nanti, kami juga menanamkan agama pada diri kalian, supaya Allah membawa kalian ke jalan surganya, bukan berkelahi seperti ini,” ucap pak guru.
“Celaka, bos pak guru menangkap basah diri kita,” ucap salah satu anggotanya Patrick.
“Bagaimana kalau Arnold tewas? apakah kalian ingin berada di penjara?” tanya pak guru.
“Pak, kita tidak ingin masuk penjara, kami ingin lulus,” jawab anggotanya Patrick.
“Justru itu akan lebih baik untuk Arnold mati pak, agar dia tidak merebut kekasihku lagi yaitu Amira, menyingkirlah pak!” perintah Patrick.
“Patrick, kamu di skor selama 30 hari bersama anggotamu yang ikut membantumu, Amira cepat telpon ambulan!” perintah pak guru.
"Pak kami juga di skor bersama bos kami?" tanya salah satu anak anggotanya Patrick.
“Baik pak, saya akan mengambil ponselku di kelas,” ucap Amira.
“Aku sungguh kecewa dengan kamu Patrick, seharusnya kamu berpikir sebelum bertindak, sebab ini akan mempengaruhi hubungan kita Patrick,”
“Sayang, ini bukan kesalahanku,” ucap Patrick.
Amira tidak mempedulikan ucapan Patrick, ia terus fokus berjalan menuju kelasnya.
“Pak, mengapa saya di skor bersama anggotaku? apakah ini kesalahanku? namun saya rasa ini bukanlah kesalahanku,” ucap Patrick.
“Dialah yang membuat kesalahan pak,” tambah Patrick lagi.
“Cepat kamu pergi dari sini sebelum saya menambah hukumanmu lagi,” jawab pak guru lagi.
“Urusan kita belum selesai Arnold, tunggulah pembalasanku,” ancam Patrick yang berlalu pergi.
Patrick pun menghubungi pak supirnya untuk menjemput dirinya.
Tririririringggggg……triririringgggggg…….
“Halo pak, bisakah kamu menjemputku di sekolah internasional elit,” ucap Patrick.
“Baik tuan, saya akan menjemputmu,” jawab pak supirnya itu.
Tiba-tiba mamanya Zain menghentikan pak supir saat mengeluarkan mobil.
“Pak, anda mau kemana?” tanya mamanya Zain.
“Tadi tuan muda Patrick memintaku untuk menjemputnya nyonya,” jawab pak supir.
“Mengapa Patrick cepat sekali pulang sekolah? apa yang terjadi dengan anak itu?” tanya mamanya Zain dalam hati.
“Ya sudah, kamu boleh pergi untuk menjemput anak keduaku pak!” perintah mamanya Zain.
“Baik nyonya,” ucap pak supir itu.
Mobil itu pun langsung meninggalkan kediaman Farokh Ali untuk menuju sekolah internasional elit Jakarta.
Tidak lama kemudian Amira pun keluar dari kelasnya, ia pun langsung berlari menuju lapangan basket dengan membawa ponsel digenggaman tangannya, pada akhirnya Amira pun tiba di lapangan basket, dan ia pun langsung menghubungi rumah sakit pelita hati.
Tririririringggggg…………tririririringggggg……..
“Ada yang bisa kami bantu?” tanya salah satu pihak resepsionis rumah sakit pelita hati.
“Assalamualaikum, apakah ini dengan rumah sakit pelita hati?” tanya Amira.
“Iya benar nona,” jawab resepsionis rumah sakit pelita hati itu lagi.
“Jadi, begini kami sangat membutuhkan ambulan untuk seseorang yang sedang terluka parah, apakah kalian bisa mengirim ambulan tersebut ke sekolah internasional elit di Jakarta?” tanya Amira yang masih menelpon.
“Baik nona, kami sudah memberitahu pihak rumah sakit untuk mengirim ambulan segera ke sekolah internasional elit Jakarta, jadi tolong anda mohon menunggu dan bersabar nona!” perintah rumah sakit pelita hati.
“Baik, kami akan menunggu mobil ambulannya, sekali lagi aku minta maaf telah mengganggu kalian,” tambah Amira lagi yang langsung mematikan panggilannya.
“Bagaimana Amira? apakah mereka akan mengirim ambulan ke sekolah kita?” tanya pak guru.
“Ambulannya sedang dalam perjalanan pak menuju sekolah kita,” ucap Amira.
“Baiklah kita akan menunggu, sebab murid kita ini harus mendapatkan pertolongan hari ini, jika tidak nyawanya akan terancam,” tambah pak guru lagi.
Sementara Patrick yang sudah dijemput oleh supirnya itu langsung memasuki mobil alphardnya itu, dan ia pun memerintahkan pak supir untuk tidak mengatakan hal ini kepada abang Zain, ibunya, dan juga ayahnya itu.
“Pak, kita jalan!” perintah Patrick.
“Ya Allah, tuan muda wajahmu mengapa bisa memar seperti ini?” tanya pak supir itu.
“Kamu bisa diam, fokuslah untuk menyetir, dan ingat kamu tidak boleh memberitahu abangku Zain, dan mama sekaligus papaku tentang perkelahianku ini,” ancam Patrick kepada pak supir.
“Apakah kamu paham?”
“Saya paham tuan muda,” ucap pak supir itu lagi.
“Cepat kamu jalankan mobilnya, atau kamu kupecat,”
“Baiklah tuan muda Patrick,” jawab pak supir itu lagi.
Pada akhirnya mobil itu pun langsung meninggalkan kediaman sekolah internasional elit Jakarta, sementara ambulan yang ditelpon oleh Amira baru saja memasuki gerbang sekolah internasional elit Jakarta.
“Pak, sepertinya itu mobil ambulan yang kita hubungi tadi,” ucap Amira.
Mobil ambulan rumah sakit pelita hati itu pun langsung berhenti di hadapan mereka, dan mereka pun langsung turun dari mobil untuk memasuki pasien Arnold Ardiansyah.
“Cepat kalian bawa pasien ini untuk memasuki mobil!” perintah pak supir ambulan itu lagi.
“Baik pak,” jawab rekannya yang satu lagi.
Arnold pun di angkat oleh para pekerja ambulan itu dengan bantuan para guru di sekolah internasional elit Jakarta, sementara Amira langsung meminta izin kepada guru untuk menemani Arnold.
“Pak, apakah saya boleh menemani Arnold ke rumah sakit?” tanya Amira.
“Tentu saja boleh, kamu pergilah bersama para ambulan itu!” perintah pak guru.
“Terima kasih pak,” ucap Amira.
Amira pun memasuki mobil ambulan itu, dan mereka pun lengsung meninggalkan kediaman sekolah internasional elit Jakarta.
“Demi aku Arnold, kamu harus bisa bertahan hidup, dan aku akan menjawab tentang jawaban cintamu itu,” jawab Amira seorang diri yang masih berada di dalam mobil ambulan tersebut.
Bersambung…..

Komento sa Aklat (173)

  • avatar
    KeyKeyla

    cetita yang sangat bagus saya menyukai cerita anda!

    5d

      0
  • avatar
    AndyMuhammad

    keren sudah saya kasih tip ya

    6d

      0
  • avatar
    AntikaPipit

    bagus

    8d

      1
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata