logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Chapter 2

Siang harinya, Jendra mengajak kedua temannya menemaninya mengambil baju yang ia lupa bawa kemarin. Ah pasti noda itu sudah tidak bisa dihilangkan. Jendra terus mengumpat dalam hati.
Saat membuka loker, tidak di temukannya baju yang kemarin ia lipat, namun Jendra menyerit ketika menemukan sebuah paper bag kecil. Ia membuka paper bag itu. "Nih dia!" Serunya senang ketika melihat baju miliknya berada di dalam paper bag itu.
Sesaat kemudian, ia menyerit bingung lagi, mendapati bajunya sudah bersih dari noda. Wangi, dan sudah di gosok rapi. Fajar ikut menyerit bingung. Namun Dean menahan senyumnya. "Kenapa lo?" Tanya Dean santai.
"Baju gue udah bersih anjir! Siapa yang nyuciin ya? Rajin amat."
"Rejeki ndra." Fajar menepuk pundak Jendra. Jendra angkat bahu acuh lalu memasukan bajunya lagi ke dalam paper bag dan bersama kedua sahabatnya, pergi meninggalkan loker.
Sampai di rumah, Jendra di sambut oleh kedua wanitanya. Bunda dan adik perempuannya. "Mana bang, baju kamu yang ketumpahan kuah bakso kemarin?" Tanya Selin, bundanya.
"Udah bersih Bun, nggak usah di cuci lagi."
"Loh, siapa yang nyuciin?" Tanya Selin heran.
"Pengagum rahasia abang kali bun." Celetuk Syiha, adiknya.
"Apaan sih anak kecil!" Omel Jendra. Syiha tidak menanggapi dan hanya cemberut.
"Yaudah, langsung letakan di lemari." Seru Selin. Jendra mengangguk dan berlalu menuju kamarnya.
Sampai di kamar ia membuka lagi paper bag tadi. Di selipan lipatan baju itu, ada secarik kertas kecil dengan tulisan rapi di atasnya.
Baju kamu udah aku cuci,
Jangan marah ya..
"Cewek itu? dia yang cuciin kah?" gumamnya sembari memandangi secarik kertas itu. Jendra jadi merasa bersalah sudah meresponnya keterlaluan kemarin.
•••

Pagi ini Keisya bangun dengan suka cita, sebab ini hari libur! Dan tak ada jadwal apapun pagi ini jadi ia bisa bermanja-manja dengan kasur tercintanya. Sekarang sudah pukul 08:43, tapi Keisya belum sama sekali menginjakan kaki di kamar mandi.
Ia sudah bangun sedari subuh tadi dan sempat tidur lagi hingga jam setengah delapan pagi, dan sekarang sudah bangun lagi. Satu jam dihabiskan untuk mabar games PUBG bersama Nayla, games online yang sedang trend saat ini. Jangan salah ya, gini gini Keisya mahir dalam memainkan game online yang sedang trend.
Tok tok!
"Keisyaaaaaa sarapan dulu!" Teriak sang ayah dari luar.
"Sebentar yah sedikit lagi menang nih, ayah duluan aja nanti aku nyusul," Teriak Keisya tanpa meninggalkan posisinya.
"Jangan lama lamaaa!"
"Iyaaaaa."
Tiga menit kemudian Keisya keluar dari kamarnya, melangkahkan kaki menuju ke meja makan tempat dimana sang ayah menunggu. "Lama!" Ucap Fathan, ayah Keisya. Yang membuat putrinya nyengir.
"Tim aku noob semua, jadi menangnya lama," Fathan berdecih.
"Halah, emang kamu nggak noob! Main sama ayah aja mati mulu." ucap Fathan.
"Dih aku mati terus gara gara ponsel yang dulu gembel, nge-hank mulu nah kalo sekarang mah beda," ucap Keisya bangga.
"Udah udah makan, nanti mabar sama ayah. Kalo kamu kalah pijitin ayah-"
"Kalo aku yang menang?" Potong Keisya.
"Kita jalan jalan!" Ucapan Fathan membuat otak kiri Keisya cepat memperoes halusinasi tentang apa saja yang ingin ia beli nanti di mall.
"Makan aja," lanjut Fathan.
"YAHH! MASA GITU!"
"Nggak lah bohong, belanja, tapi jangan banyak banyak,"
"Oke!"
"Yaudah makan dulu." Ucap Fathan lagi. Kemudian mereka mulai memakan makanannya yang sudah tersedia.
•••
Selepas sarapan tadi Keisya memilih untuk mandi. Nyatanya tidak mandi tiga jam saja membuat badannya lengket. Pukul 10:17 ia sudah terbaring lagi di kasur sesudah mandi tadi. Hari libur gini nggak ngapa-ngapain bosen juga ternyata.
Ting!
notifikasi chatting itu berasal dari group kelas PMR nya. Ketua ekstrakurikuler PMR bilang jika sore ini ada latihan di sekolah.
| Calon dokter Sejahtera |
Ka Manda IPS'3 :
Guys, nanti kita latihan ya habis adzan ashar di sekolah.
Icha IPS'4 :
Oke kak.
Anto MIPA'8 :
Kunci ruangan sm sp?
Ka Manda IPS'3 :
Yang first dateng, bawain alat-alat medis untuk latihan ke lpngn outdoor yg ngk di pake. UKS enggak di kunci kok.
Ka Rafi IPS'3 :
Ok sip man. Nanti gue yang pertama dateng.
Ka Manda IPS'3 :
Halah tai lo raf! Kemarin blng nya prtm dtng tapi malah dateng paling terakhir.
Ka Rafi IPS'3 :
Pertama dateng ke kamar mandi lalu keluar paling terakhir wkwkwk.
Selin MIPA'4 :
Ka Rafi bct dah.
Ka Rafi IPS'3 :
Apa dah Lin?
Selin MIPA'4 :
Lin, Lin! Lo kata gue lilin?
Ka Devan IPS'3 :
Weh anying Rafi udah gas pollll.
Ka Devan IPS'3 :
Selin udah kasih lampu ijo bor! Gas terooosss! @Ka Rafi IPS'3
Selin MIPA'4 :
Gue, sama dia? NAJIS.
Ka Rafi IPS'3 :
Dih gue juga najis kali sama lo, kaya gak ada yang lain aja.
Ka Ayu IPS'4 :
Halah sok sok an pada nolak lu anying, diem diem jadian tar.
Me:
Sider, nyimak, santuyyy! Tinggal tunggu PJ
Selin MIPA'4 :
PJ PALA LU PEANG!
Ka Rafi IPS'3:
Bokek.
Me :
Gamau tau pokonya PJ.
Reza MIPA'3 :
Eh woi gue gak bisa ikut latihan soalnya karate juga. Ijin ye @ka Manda IPS'3
Hah? Karate latihan juga? Wah ada ka Jendra dong AZEG. Batin Keisya.
Ka Manda IPS'3 :
Oke.
Kemudian beralih pada room chat Nayla.
"Chat nggak ya? Chat nggak ya?" Gumam Keisya.
"Telepon aja lah, kelamaan."
Tut... Tut..
"Halo? Apaan?" Terdengar suara Nayla di sebrang sana, kurang jelas karena bunyi Krenyes krenyes juga.
"Lo lagi makan ya nay?"
"Iya dong, Bisma kalah mabar abis itu dia belanja banyakkkkkk banget camilan pagi pagi tadi hahahaha, mampus dah tuh anak duitnya abis buat beli camilan." Jawab Nayla sembari tertawa.
"Biadab banget si Bisma punya kakak macam Lo."
"Sialan."
"NAYLA NANTI GUE EKSTRAKURIKULER KETEMU KA JENDRA YUHUUU!" Teriak Keisya didekat speaker ponselnya.
"ISH KEISYA BEGOOOO! GUE KAGET!" Teriak Nayla dari sebrang sana. Keisya hanya cengengesan.
"KEISYA JANGAN TERIAK TERIAK! BERISIK!" Teriak Fathan dari luar kamar.
"YA MAAP AYAH. NIH NAYLA NGAJAK TERIAK TERIAK." Balas teriak Keisya.
"Anjir gue lagi! Elo yang teriak teriak duluan juga," ucap Nayla.
"Tapi lo kan teriak teriak juga!" Balas Keisya tak mau kalah.
"Dah ah gue mau mandi bay!"
"Najis jam segini belum mandi."
"Bodo amat."
Tut... Tut...
Kemudian telepon dimatikan sepihak oleh Nayla di sebrang sana. Karena bosan Keisya memilih keluar kamar, menuju ruang santai dimana Fathan tengah bergelut dengan berkas dan laptop nya.
"Yah aku bosen, jadi mabar gak?" Ucap Keisya.
Fathan melirik Keisya sebentar kemudian setelahnya melirik tumpukan kertas di sebelahnya tanda mengatakan.
Nggak liat nih ayah lagi kerja?
"Ish tapi aku bosen yahh!" Keisya menghembuskan nafas berat kemudian menjatuhkan bokongnya di sofa empuk yang di senderi oleh ayahnya.
"Kamu jomblo ya?" Tanya Fathan tiba tiba. Keisya sampai menganga mendengarnya.
"Hah apa? Jomblo? Hahah iyalah." Jawab Keisya menunjukkan senyum sinisnya kemudian menutup mukanya dengan siku tangannya.
"Tuh kan ketauan banget, lagian Kes, jaman gini cewek cantik kaya kamu nggak punya pacar? Nggak banget deh."
"Aku males pacaran yah, aku udah suka sama orang, tapi orangnya udah punya pacar," balas Keisya masih dengan posisi awalnya.
"Emang nggak ada apa cowok yang berusaha deketin kamu?" Tanya Fathan lagi, tapi ia masih fokus pada laptop nya.
"Ada sih. Tapi pada deketin lewat chatting, nggak gentle, yaudah aku blok." Fathan tertawa dibuatnya.
"Kes, Kes, jual mahal banget ya," Keisya mengangguk.
"Emang aku Nayla noh otaknya cogannn terus!" Ucap Keisya. Fathan tertawa lagi.
Sedangkan dirumahnya, kuping Nayla terasa panas sebab sedang di bicarakan.
•••
Jam menunjukkan pukul 15:34. Seperti janji anak PMR tadi siang, sore ini mereka akan melakukan sesi latihan bersama di sekolah. Keisya sudah siap dengan pakaian PMR nya.
Sesudah mandi dan sholat ashar, Keisya meminta bantuan ayahnya untuk mengantarnya ke sekolah. Kalo naik sepeda enggak banget dong untuk sekarang. "Ayah anterin aku ke sekolah dong, ada ekstrakurikuler PMR." Pinta Keisya.
"Iya, sebentar ayah ambil kunci motor dulu,"
"Oke."
Sekarang Keisya sudah berada di depan gerbang sekolah yang berdiri kokoh. Ia berjalan santai melewati parkiran. Terdapat beberapa motor milik murid-murid yang sedang melaksanakan ekstrakurikuler. Ternyata yang Reza bilang benar, disini ada beberapa ekstrakurikuler yang di laksanakan selain PMR. Karate salah satunya.
Ekstrakurikuler yang diikuti oleh pujaan hatinya itu, Jendra. Dari tempatnya berdiri juga terlihat kumpulan anak Karate yang tengah berkumpul. Disana, nampak Jendra yang terbalut pakaian karate berwarna putih dengan sabuk hitam melilit bagian pinggulnya.
Ganteng parah. "Woi Keisya! Ngeliatin Jendra mulu dah. Mending bantuin gue nih kasih ke anak Karate." Lamunan Keisya buyar sudah ketika suara Diran, teman kelas sebelah yang juga baru datang dari arah gerbang membawa sebuah benda.
"Apa?" Diran menaikan alisnya bingung ketika Keisya tidak juga menerima barang yang di sodorkan. "Dari siapa?" Tanya Keisya.
"Ka Erfan, dia enggak ikut latihan. Katanya mau pergi, terus tadi lewat kesini nganterin ginian. Tapi dia enggak mampir jadi nitip sama gue."
"Btw kok tau sih gue ngeliatin Jendra?" Kata Keisya tanpa menerima sesuatu yang di sodorkan oleh Diran.
"Ya siapa sih yang nggak tau lo suka sama Jendra, mending nih kasih anak Karate. Makasih bay!" Setalah mengatakan dan memberikan properti Karate, Diran berlalu.
"BANYAK YA YANG NGGAK TAU YA! AWAS LO DIRAN KALO BOCOR, GUE TAMBEL MULUT LO!" Teriak Keisya kesal.
Dengan perasaan tak ikhlas Keisya berbalik arah menuju lapangan membawa benda tadi. "Permisi, nih saya bawa ini dari Diran, katanya suruh kasih anak Karate,"
Jendra menoleh.
Anjir kenapa dia yang harus nengok.
"Eh Keisya? Iya makasih sini," tanya Jendra ramah, iya Rajendra ini bukan termasuk cowok cuek dan sebagainya.
"Emmm.. Sorry ya kemarin keterlaluan banget sampe bentak-bentak gitu, jangan dimasukin hati, gue lagi badmood soalnya kemarin tuh," Jendra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Keisya bengong menatap ujung kakinya sebentar.
"Ehh.. Iya kak ngga apa-apa, kemarin salah saya juga ngga hati-hati jalannya, yaudah saya permisi lagi ya mau ke sana."
"Oke, sekali lagi makasih ya, sama yang lo cuciin baju gue." Ucap Jendra lagi. Keisya menyengir kecil, kok tau ya? Katanya bingung dalam hati.
Selepas Keisya pergi, Jendra menepuk bahu Dean dan bertanya. "Dia Keisya? Yang kemarin numpahin kuah bakso di baju gue ya?"
"Iya." Jawab Dean acuh.
"btw dia cantik."
Astagfirullah Keisya... Batin Dean.
"Lu udah punya pacar." Ingat Dean.
"Iya tapi..."

Komento sa Aklat (14)

  • avatar
    SallehBahirah

    Niceeeee🫡🥰

    30/06

      0
  • avatar
    NduttZidniii

    oloo

    14/06

      0
  • avatar
    GorengBakso

    bahasa yang mudah dipahami serta cocok dengan kepribadian remaja.. seperti menceritakan pengalaman yang mungkin pernah dilalui dimasa remaja

    26/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata