logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

CHAP 4

Bel jam pulang sudah berbunyi. Yuri buru-buru keluar dari kelas. Shena memanggil Yuri karena mu tebeng pulang.
"Yuri... mau kemana lo?", teriakan Shena
"Gua mau ke kantor Nyokap", ujar Yuri
Yuri meng gas mobil nya keluar dari gerbang. Mamanya sibuk menelpon untuk Yuri cepat-cepat ke kantor.
...
Akhirnya dia sampai juga di kantor Mamanya. Dia memang sangat sopan dan ramah ke semua karyawan kantor. Jadi tidak salah lagi kalau Yuri ke kantor, semua orang terlihat sangat ceria karena terbawa suasana wajah Yuri yang ceria.
"Eh Neng Yuri, Ibuk sudah menunggu di dalam", ujar penjaga ruangan Mamanya
"Terimakasih bapak satpam yang imut", balas kata Yuri
Kemudian dia buru-buru membuka pintu. Saat dia masuk ternyata Mamanya duduk sambil menatapnya dan di depan meja ada sajian makanan.
"Halo sayang, ayo sini!", ujar Mamanya
Dia seperti orang kebingungan karena tumben Mamanya seperti ini. Biasanya juga makan di resto dan jarang juga ajak Yuri makan siang.
"Mah dalam rangka apa ini?", tanya Yuri sambil tersenyum
"Tidak ada, Mama hanya ingin makan berdua sama kamu. Mama kangen kita seperti ini", jawab Mamanya
Dalam hati Yuri, dia tak menyangka kalau Mamanya juga ada rasa kangen pada dirinya.
Saat mereka makan tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.
Tok tok tok... (bunyi pintu)
"Sebentar ya sayang", Mamanya berdiri sambil mengatakan, "Silahkan masuk"
Ada aja yang mengganggu moment kebersamaan Ibu dan Anak ini.
Wanita cantik, berpakaian rapih, dan sedikit keriput masuk ke dalam ruangan.,
"Halo Ibu Marisha", dia berjalan sangat elegan terlihat sangat begitu orang berwibawa.
Raut wajah Mama Yuri berubah menjadi sedikit panik saat wanita itu masuk.
"Wah enak sekali sedang makan siang", Wanita itu terpesona dengan kecantikan Yuri yang sedang memakan sushi.
"Eh ibu Riska, ayo mari kita makan sama-sama", ajakan Mama Yuri
"Tidak usah repot-repot buk. Saya disini hanya mampir".
Perkenalkan Ibu Riska ini adalah Mami Roby yang merupakan seorang bisnismen yang sangat kaya raya. Dia ke kantor Mama Yuri karena ingin menyetujui pinjaman yang diminta Mama Yuri. Tapi karena kondisinya tidak tepat akhirnya dia pulang.
"Oh iya, saya harus balik lagi. Karena ada meeting dadakan", kata Mama Roby sambil pamitan.
Yuri harus bersikap sopan santun ke setiap teman Mamanya. Dia berdiri dan menyalami tangan Mami Roby, "Halo tante, perkenalkan saya Yuri Kintani anak dari ibu Marisha. Salam kenal tante"
Semakin tertarik hati ibu Riska melihat perilaku Yuri yang sangat sopan.
"Halo cantik, maaf ya saya harus pergi dulu", Bu Riska pergi tapi hal apa yang mau disampaikan ke Mama Yuri.
Yuri heran siapa perempuan tadi, kenapa dia hanya datang sebentar tanpa meninggalkan pesan. Wah memang sangat aneh ini.
Di hati Mama Yuri tadi dia sangat takut jika putrinya tau kalau perusahaannya sedang mengalami kegoncangan. Dia takut Bu Riska mengatakan uang pinjaman itu.
"Mah wanita tadi siapa ya?", tanya Yuri
"Oh itu rekan bisnis mama sayang", jawab Mamanya
"Yaudah Ma, aku mau pulang dulu"
"Dah kenyang kamu?", tanya Mamanya
"Udah kenyang banget ini ma. Oh iya ma aku mau izin pergi ke Mall ya sama Shena nanti", ujar Yuri
"Yaudah gak papa. Tapi kamu bawa mobilnya hati-hati ya jangan ngebut-ngebut", pesan dari Mamanya
"Siap Ma... bye", dia langsung pergi dari kantor Mamanya.
.....
(Mall Jeketa)
Shena sibuk memilih skincare dan Yuri sibuk bertanya merek lipstik yang mahal. Ya namanya juga anak ABG mau sok dewasa ya seperti ini.
"Eh Ri, lu kan bentar lagi mau ulang tahun sweet17. Gimana kalau lu bikin party di rumah lo", kata Shena
"Ah masih lama shen. Lagian itu udah gua bilang juga ke mama", ujar Yuri
Shena menarik badan Yuri, dan membalikkan badannya ke depan kaca.
"Ri, lu liat diri lo. Bulan April besok lo bakalan jadi queen, masa lo gak belajar make up sama perawatan sih. Biar lo tambah cantik", kata Shena
Dia pikir-pikir benar juga kata Shena. Kalau dia terlihat seperti ini saat pesta sweet17 gak mungkin, apalagi anak ABG yang sudah umur 17 tahun kan harus bisa make up. Untung aja tadi Mamanya kasih kartu kredit, jadi dia bisa shopping sepuasnya.
"Oke... gua bakalan tampil paling perfect pas pesta gua besok. Yok kita belanja-belanja sekarang", Yuri menarik tangan Shena untuk membantunya memilih perlengkapan anak ABG.
Di toko sepatu terlihat ada pria yang sedang mencoba-coba sepatu. Setelah dilihat-lihat dengan jelas ternyata itu Roby. Saat mencoba sepatu dia menerima telpon dari Maminya.
"Halo mi, ada pa?"
"Kok gitu sih jawabnya kalau mami telpon", ucapan kesal dari Maminya
Suara Roby berubah menjadi lembut, "Iya mami ku sayang ada apa?. Ini anak kesayangan Mami lagi pilih-pilih sepatu di Mall Jeketa"
"Wah kamu lagi Mall, kalau gitu mami mau titip barang ya sama kamu!", permintaan aneh-aneh dari Mami di mulai
"Astaga mi", Roby sampai mengucap takut permintaan ini aneh.
"Kenapa kamu gak mau?, kamu gak sayang sama Mami?", suara maminya tersayu-sayu seperti sedih
Terlihat wajah Roby berubah jadi kesal tapi dia harus tetap lembut berbicara sama Maminya.
"Gak gitu Mi. Okay Mami mau beli apa?"
"Itu Mami mau beli lipstik, ini Mami kirim nama toko sama merek lipstik Mami ya", dengan cepat foto lipstik langsung masuk ke pesan Roby. Dia sebenarnya menolak tapi bagaimana lagi dia harus nurut sama bu boss.
"Okay Mi. Aku bayar sepatu dulu"
Selesai beli sepatu, Roby langsung pergi ke toko kosmetik yang dibilang Maminya. Huh seorang Roby CEO perusahaan masuk ke toko kosmetik itu hal yang langka kalau dilihat. Berat kakinya untuk masuk ke toko tapi dia juga takut kalau balik badan. Takut sama Mami.
"Okay gua harus bisa", mengumpulkan niat yang besar. Akhirnya dia masuk juga.
Untung ada mbak-mbak yang jaga stan kosmetik, jadi dia bisa minta tolong.
Lipstik yang dicari sudah ketemu, mbak nya tunjuk lipstik tersebut dan Roby mencoba mengambilnya. Eh pas dia mau ngambil ternyata ada tangan perempuan juga yang ingin mengambil lipstik itu. Ya akhirnya mereka sama-sama berpegangan tangan. Sangat romantis berasa di FTV
Ketika Roby melihat dari tangannya sampai ke muka perempuan itu ternyata tak disangka-sangka, dia ketemu lagi dengan bocah kecil yang sudah memalukan dia setengah mati.
"Heh... Elo... ketemu juga kita disini ya", ujar Roby dengan nada tinggi
Muka Yuri mulai panik pengen kabur tapi tangannya masih dipegang Roby.
Dalam hati Yuri, "Duh gimana nih. Kok ketemu dia lagi ya, gua takut ni dia jambak rambut gua, trus malu-maluin gua depan umum. Aaaa Mama tolong aku"
"He ngapain lo menung gitu. Apa maksud lo posting foto gua begitu hah?", ucap Roby dengan nada tinggi
Yuri mulai mencari akal bagaimana cara lepas dari pria gila ini.
"Hmm... lo ngapain disini?, lo belok ya?. Wah parah sih, percuma ganteng tapi doyan main make up", celetukan Yuri itu cuma sebagai alasan biar dia supaya bisa lepas dari pria ini.
"He enak aja lu ngomong anak kecil. Gua sayang orang tua makanya kesini beli ini", ujar Roby
"Yaudah iya deh. Kalau gitu lepasin gue dong. Kan gue dah hapus postingannya jadi dah beres dong. Coba liat ponsel lo".
Saat Roby mengambil ponselnya, tangannya yang memegang Yuri terlepas. Belum sempat buka ponsel Yuri dan Shena langsung kabur dari toko tersebut.
Roby membiarkan bocah kecil itu berlari karena bukan masa dia main lari-larian lagi. Pas dia liat akun sosial medianya ternyata memang sudah di hapus postingannya tapi yang namanya jejak digital kan ada.
Yuri masih berlari, nafas mereka mulai tidak beraturan. Naik turun naik turun... betul-betul sangat tersiksa.
"Astaga Ri, cowok tadi siapa?", Shena bertanya sambil mengatur nafasnya
"Itu dia cowok yang bikin kepala gua berdarah. Emang gila tu orang"
"Seriusan lo... kenapa gak bilang tadi sama gua kalau itu cowoknya. Biar gua hajar habis-habisan"
"Percuma Shen... jangan lah dilawan lagi. Dia dah tua kasian"
"Tapi dia cakep juga ya", sambil menatap Yuri
"Hah... ganteng? Tua iya", Dia kaget mendengar pernyataan Shena
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah saja.

Komento sa Aklat (570)

  • avatar
    PutriMelisa Dwi

    Semangat melanjutkan tulisannya🥰

    14/04/2022

      4
  • avatar
    Alya

    bagus

    12h

      0
  • avatar
    GanoAbdul

    mantap seru

    15d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata