logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

CHAP 3

Hari sudah malam, bunyi suara mobil terdengar dari luar pagar. Yuri melihat dari jendela kamar nya ternyata itu Mamanya pulang kantor. Dia mulai panik karena yakut Mamanya lihat perban di kepalanya.
"Mati gue... Mama gak boleh tau luka di kepala gua ini", dia langsung loncat ke kasur dan mengambil posisi aman biar mamanya gak liat ada luka ini.
Suara pintu terbuka dari kamar Yuri. Bunyi sepatu mulai mendekati kasur nya.
"Halo sayang kamu sudah tidur?", Mamanya datang dan mengecup pipi putri kesayangan nya ini.
Yuri tidak merespon kedatangan Mama nya. Dia sengaja biar dikira sudah tidur nyenyak.
"Sepertinya dia sudah tidur nyenyak. Besok saja aku tanyai soal mobil nya", akhirnya Mama Yuri keluar dari kamar.
Dia mulai panik kalau ditanya besok soal mobil nya itu. Dia kan anaknya jarang berbuat masalah. Tapi besok saja dia memikirkan solusinya.
....
Jam 06.00, Yuri bangun lebih awal dari Mamanya. Dia buru-buru pergi ke sekolah supaya tidak jumpa sama Mamanya.
Eh pas turun tangga, Mamanya manggil dari dapur.
"Tumben kamu bangun cepat", kata Mamanya
Yuri terkejut, spontan dia langsung pasang topi agar lukanya tidak terlihat Mamanya.
"Iya Ma, aku ada piket kelas jadi harus pagi-pagi deh ke sekolahnya", alasan Yuri
"Itu mobil kamu udah Mama ambil ya. Lain kali jangan ugal-ugalan bawa mobil ya", ujar Mamanya
"Oke ma, aku pergi sekolah dulu ya", buru-buru keluar dari rumah
"Gak sarapan dulu?"
"Enggak ma", Yuri langsung meng gas mobil nya
Mamanya heran kenapa Yuri jadi ketakutan gitu, terus aneh aja anak itu pakai topi ke sekolah. Untung saja Mamanya tidak terlalu curiga.
Di jalan Yuri membuka topinya, dia lega akhirnya lepas juga dari Mamanya.
"Syukur aja Mama gak curiga banget sama gua. Kalau tau kan bisa berabe urusannya", sambil mengelus dadanya
Tapi Yuri sekarang bingung mau pergi kemana, soalnya masih pagi. Pilihan terakhirnya dia menjemput Shena saja.
...
Shena bertanya sama Yuri apa penyebab kepalanya terluka kemarin dan apa maksud postingan di akun sosial medianya kemarin.
"We... lu sekarang harus cerita kenapa kepala lo bisa terluka terus apa maksud postingan akun lo kemarin", ujar Shena
Yuri mulai mengendarai mobilnya dengan pelan agar bisa cerita semua nya ke Shena.
"Jadi gini... Gua kan kemarin itu telat pergi sekolah, jadi rambut gua ini masih basah karena belum di kering jadi gua buka lah atap mobil gua ni. Gak ada angin gak ada hujan datang botol terbang ke kepala gua. Shock gua njir... banting stir lah gua. Plakkk terbentur kepala gua ke stir mobil ini", Yuri sambil memperagakan kejadiannya.
Mobilnya jadi oleh karena dia mempraktekkan kejadian.
"Eh santai lu... jangan sampe kecelakaan lagi", kata Shena
"Oh iya lupa gua... Trus kan kepala gua berdarah ni. Dengan santai nya si pelaku pelempar botol ini mendatangi gua dan asal lo tau, dia bukannya minta maaf tapi malah minta botol nya. Emang gak ada otak nya. Iblis..", emosi Yuri mulai terpancing
"Oke lu santai ceritanya ya. Jangan emosi, gua yang panik ini. Trus gimana?", Shena mulai menenangkan jiwa Yuri
"Oh iya lupa lagi gua.. Trus dia bukannya tanggung jawab ke gua dia malah pergi gitu aja. Emosi lah gua, ni kepala berdarah bukannya dibawain ke rumah sakit malah pergi gitu aja dia nyet. Untung otak gua berjalan pas itu, jadi gua foto itu nomor plat mobilnya", kata Yuri
"Trus postingan di akun lo itu?", tanya Shena
"Pas gua cabut kemarin kan, gua pulang naik angkot. Jadi pas di lampu merah gua ketemu sama tu cowok. Ya gua ambil kesempatan dong, gua foto aja dan ya itu lah hasil postingannya. Dan lo harus tau Shen, dia nge DM gua. Dia marah-marah minta di hapus foto nya, ya mana mau gua", kata Yuri
"Gila... Gila... lu tau gak tu cowok siapa?", Yuri hanya gelengkan kepalanya. "Dia itu CEO diperusahaan besar. Mungkin kalau dibanding sam perusahaan Emak lu ni, jauh banget perbandingannya Yuri. Aduh cari mati lo".
"Ya siapa suruh dia cari gara-gara sama gua. Makanya jangan jahat sama gua", ujar Yuri
"Mending sekarang lo hapus postingannya trus lu blockir aja dia. Cepet", Shena mengambil ponsel Yuri dan cepat-cepat menyuruh Yuri menghapus postingan itu.
Akhirnya Yuri mengikuti saran dari sahabatnya itu. Postingannya berhasil di hapus.
Raut wajah Yuri berubah menjadi cemberut, mood nya jadi tidak membaik hari ini. Dan mereka melanjutkan perjalanan ke sekolah.
....
(Rumah Roby)
Pagi ini mood Roby sudah mulai membaik setelah dia melihat di sosial medianya sudah tidak ada lagi postingan anak aneh itu.
Saat dia ingin turun ke bawah, tak sengaja dia melihat Maminya dalam kamar sedang bermenung. Dia mencoba menghampiri Maminya.
"Mi... Are you Okay?", tanya Roby
"Mami baik-baik saja kok", sambil memegang tangan Roby yang ada dipundaknya
Tapi dia tidak yakin kalau Maminya itu baik-baik saja.
"Mami ada masalah apa?", tanya dia
Sambil menatap mata putra kesayangannya, "Mami cuma pengen melihat kamu menikah dan menimang cucu".
Dia menunduk mendengar pinta Maminya itu, "Mi... Roby belum siap melakukan itu semua. Lagian kan masih lama, umur Roby juga masih bisa dibilang muda".
"Tapi nak, kamu itu akan menjadi pemilik perusahaan ini sepenuhnya. Kamu harus punya pendamping hidup nak. Coba lah kamu turuti kemauan Mami kali ini", pinta Maminya
Dia membalikkan badan, "Nanti Roby usahakan mi"
....
Ketika dalam mobil menuju ke kantor, Roby kesal sendiri dengan permintaan Maminya.
"Ah... kenapa harus minta itu sih. Kenapa pas gua mulai enak menikmati jabatan gua ini. Mami malah minta istri dan minta cucu lah. Apa setiap manusia itu wajib menikah ya"
Sampai dikantor pun dia masih kesal dan tak mau menyapa semua orang. Dia langsung masuk ke dalam ruangan.
Saat OB masuk ke ruangannya untuk mengantarkan minuman, dia malah bertanya ke OB itu.
"He bagus, saya mau bertanya sama kamu", tanya Roby
Si Bagus mukanya sudah mulai pucat karena dia kemarin tidak masuk kerja.
"Iya pak"
"Setiap manusia harus menikah ya?", tanya Roby
Bagus malah geleng-geleng dengan pertanyaan bosnya ini.
"Ya harus lah pak. Menikah itu kan ibadah, dan menambah keturunan", ujar Bagus
"Tapi bagaimana cara mendapatkan istrinya", tanya Roby
"Gak mungkin di toko online ada menjual calon istri kan pak. Oh bagaimana kalau Asisten bapak itu, si Sarah. Dia kan hot banget itu pak", Bagus malah cengar cengir
"Ah gila kamu, gak mau saya sama dia. Dia itu terlalu gila harga. Gak mau saya", jawab Roby
"Ya sudah cari saja sendiri", ujar Bagus
Roby kesal dengan Bagus bukannya memberi solusi malah menyuruh dia cari istri sendiri.
"Ah gak guna kamu. Pergi sana", dia mengusir Bagus dari ruangannya.
Roby mulai bingung bagaimana cara mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria dia dan Maminya.

Komento sa Aklat (570)

  • avatar
    PutriMelisa Dwi

    Semangat melanjutkan tulisannya🥰

    14/04/2022

      4
  • avatar
    Alya

    bagus

    10h

      0
  • avatar
    GanoAbdul

    mantap seru

    15d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata