logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

ANAK KECIL JADI PENGANTIN

ANAK KECIL JADI PENGANTIN

ika


CHAP 1

Lembaran kertas bertaburan di lantai, terlihat seorang pria duduk santai dengan kaki diatas meja tanpa menghiraukan kotornya ruangan itu..
"Roby....", suara teriakan dari luar menuju ruangan tersebut.
Wanita tua paruh baya membuka pintu ruangan tersebut. Dia terkejut melihat kondisi ruangan yang sudah berantakan. " Astaga Roby... kamu ini gak pernah berubah ya. Ini kenapa sangat berantakan?"
Dia tetap saja menutup mata padahal Mami nya lagi marah besar.
Satu persatu kertas di ambil Maminya, setelah itu di lempar ke muka anaknya.
"Mami apa-apaan sih. Gak liat aku lagi tidur", ujar Roby
"Apa-apaan kata kamu. Dari tadi mami bicara kamu gak ada perhatikan Mami. Kamu kira Mami ini batu", Maminya begitu emosi melihat tingkah anaknya yang tak pernah berubah.
"Sekarang kamu cuci muka, trus pulang mandi", ujar Mami nya
"Aku mau ada meeting Mi", jawab si Roby
"He ini sudah pagi ya. Kamu belum mandi, apa kamu bilang klien akan senang dengan penampilan kamu yang kusam gini?", ujar Maminya.
Akhirnya dia pulang ke rumah untuk mengambil kondisi yang aman.
...
Di lain tempat..
Cantiknya paras gadis cantik ini. Saat tidur saja terlihat begitu cantik dan ayu. Tetapi dia pemalas bangun pagi...
"Yuri... bangun sayang", sambil membuka jendela kamar anaknya.
Pantulan sinar matahari masuk ke kamarnya. Yuri masih berselimut dan memegang guling kesayangannya. Mamanya sudah menggoyang badannya tapi tidak mau bangun juga. Terpaksa dia harus digendong dan dimasukkan ke dalam kamar mandi.
"Ma dingin banget ini", dia merengek meminta ampun
"Mama sudah bilang kalau disuruh bangun itu ya bangun", ujar Mamanya sambil memandikan dia.
Selesai siap memakai seragam sekolah, dia turun ke bawah.
Halo perkenalkan namaku Yuri. Aku anak tunggal dari orang tua keturunan Cindo (Cina Indo) tapi yang aneh mataku gak sipit melainkan belo. Umur ku 16 menuju 17 tahun beberapa bulan lagi. Aku sekolah di SMA Bina Bangsa.
Aku senang terlahir dari orang tua yang mampu dari semuanya. Bahkan aku saja pergi ke sekolah nyetir mobil sendiri tanpa ada supir.
Aku disekolah termasuk anak Hits se Surabaya. Siapa yang gak kenal dengan Yuri. Dah nanti aku lanjutin mah pamit pergi sekolah dulu.
"Ma aku pergi sekolah dulu ya", pamit ke Mamanya
"Ya ampun Yuri kamu yakin pergi sekolah seperti ini. Liat rambut kamu kenapa seperti ini?, Kenapa jadi berwarna merah kepiting. Trus ini rok kamu pendek sekali", Mamanya ngomel tanpa henti.
Akhirnya Yuri masuk lagi ke kamar mandi untuk mencuci rambutnya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Dia masuk sekolah itu 15 menit lagi. Dengan rambut basah dia pamit buru-buru berangkat ke sekolah.
"Ma aku berangkat dulu. Good Bye", dia berlari sambil memegang roti buatan Mamanya.
"He itu rambut kamu masih basah"
Mamanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya itu.
Saat diperjalanan dia berusaha mengeringkan rambut secara alami dengan cara membuka atap mobilnya. Ya maklum lah orang kaya mobilnya aja Lambo jadi gak di herankan lagi.
Mobil Yuli melaju dengan kencang, kecepatan mobilnya mulai stabil hanya mendekati lampu merah.
Terlihat ada botol plastik yang melayang di udara menuju arah mobil Yuri. Botol itu mendarat depat diwajah Yuri. Dia kehilangan keseimbangan sehingga membuatnya banting stir.
Prakkk... (bunyi tumbukan mobil Yuri menabrak pohon)
Mobil yang membuang sampah itu sadar kalau mobil dibelakangnya mengalami kecelakaan. Dia mendatangi mobil Yuri.
Yuri mengeluh kesakitan di kepalanya. Darah mengalir di wajah Yuri. Dia mulai panik saat tak sengaja melihat kaca.
"Aaaaaaa... darah", teriak melihat kaca
"Sial gara ini botol kepala gua bocor", dia ngomel-ngomel tak tentu arah.
Pria itu datang dan ingin menolong Yuri.
Yuri sudah menyiapkan tangannya, eh tau-taunya dia malah mengambil botol tadi.
"Ini botol yang terbang tadi", ujarnya sambil mengambil botol itu di tangan Yuri.
Yuri bengong melihat apa yang di lakukan pria itu. Tangan Yuri mulai melayang ke pipi pria itu. Renyahnya suara tamparan itu. "Prakk"
Perkenalkan pria ini Roby, seorang CEO perusahaan besar di Surabaya. Dia anak tunggal dan yang tentunya dia manja sekaligus anak yang konyol.
"Hai kenapa kau menampar ku?", dia melakukan pembelaan.
"Mata lo buta atau gimana sih, ini kepala gua berdarah gara botol yang lo buang. Tapi jiwa kemanusiaan lo gak ada ya. Dimana letak otak lo?", sambil menunjuk-nunjuk Roby
"Kok salah gua. Lu aja masih anak kecil udah berani bawa mobil. Udah punya SIM lo?, pasti belum kan. Dimata hukum tetap lo yang salah. Yang penting sekarang lo pergi sekolah naik taksi aja, sekarang udah masuk anak kecil", tetap merasa tidak bersalah
"He orang yang sok dewasa. Gak usah lo ngatur-ngatur hidup gue. Intinya kepala gua berdarah sekarang ini, pokoknya lo harus tanggung jawab", semakin memanas jiwa raga Yuri.
"Oke gua bakal tanggung jawab", sambil mengeluarkan uang di dompetnya, "Segini cukup?".
"Eh gua gak butuh ini duit lo. Gua mah tanggung jawab lo doang. Bawa kerumah sakit kek atau gimana"
"Sorry gua gak bisa masih banyak urusan", Roby malah pergi dan meninggalkan Yuri.
"Gua tandai muka lo", Yuri langsung menghafal plat nomor mobil pria itu.
Untung saja ada bapak-bapak yang membantu Yuri. Mobilnya dibawa ke bengkel dan Yuri melanjutkan pergi ke sekolah.
...
Pintu gerbang sekolah sudah terkunci, di luar hanya ada dia sendiri. Semua siswa sudah masuk kelas. Yuri mencoba membuka gerbang tapi tidak bisa. Dia melakukan banyak cara tapi tidak bisa juga. Dan akhirnya ide luar biasa pun keluar.
"Aaaaa hmm aaaaaa", dia menangis dengan suara yang kencang
Satpam yang di pos langsung mencari suara tangisan itu. Saat melihat gerbang, ternyata itu Yuri. Dia memanfaatkan situasi baju nya yang berdarah dan kepalanya yang belum di obati.
"He kenapa kamu?", tanya pak satpam
"Pak tolong saya, tadi saya berangkat sekolah tapi malah ditabrak orang. Jadi saya terlambat", menangis sejadi- jadinya.
Pak satpam langsung membuka gerbang dan membawa Yuri di UKS sekolah.
"Makanya Neng lain kali hati-hati. Kalau kecelakaan gini jangan ke sekolah dulu. Kepala kamu masih berdarah ini", kata pak Satpam
Sambil berjalan dia berkata, "Bagaimana lagi pak, saya gak mau Mama tau. Jadi saya ke sekolah aja, apalagi kan saya ini Ketua OSIS. Gak mungkin gak masuk sekolah".
Saat pak satpam membuka ruangan UKS, Ibu perawat disekolah langsung kaget melihat luka di kepala Yuri.
"Astaga.. ini kenapa?. Yaudah masuk dulu", dia bertanya
"Permisi buk, saya tinggal dulu", Satpam itu pamit keluar
Perawat itu membersihkan darah yang mengalir di kepala Yuri. Ternyata lukanya tidak begitu parah.
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu sampai seperti ini?", tanya perawat itu.
"Jadi gini buk, saya itu....", belum selesai dia menjawab temannya datang dengan suara teriakan histeris
"Yuri lo gak papa kan...", ujar temannya
Perkenalkan ini Shena, dia sahabat plus anggota geng Girl. Dia anak orang kaya juga tapi dia itu bodoh kalau di jam pelajaran. Makanya dia ikut sama Yuri yang pinter.
"Gak papa gua, santai aja ini cuma luka kecil kok", kata Yuri
Shena berterimakasih sama ibu perawat sudah mengobati sahabatnya ini, "Makasih banyak ya buk. kalah gak ada ibuk, gak tau apa yang terjadi sama sahabat saya ini".
Shena langsung menarik tangan Yuri keluar dari UKS.
"pelan-pelan bego.. ini kepala gua masih sakit", teriakan Yuri
Shena membawa Yuri ke toilet sekolah. Dia memberi seragam yang bersih kepada Yuri.
"Ini seragam buat lo", kata Shena
Mata Yuri jadi berkaca-kaca karena terharu begitu perhatian sahabat nya ini. "Hmm.. sahang banget gua sama lu", sambil memeluk Shena.
"Udah sana.. kotor deh baju gua", mendorong Yuri untuk masuk ke kamar ganti.
Mereka masuk ke dalam kelas, teman-temannya pada memperhatikan perban di kepala Yuri. Dari ujung ke ujung semuanya melihat Yuri.
"Shen... gini ya rasanya diliatin buruk sama orang?", ujar Yuri
"Gila lo.. mereka semua khawatir sama lo. Mana pake terlambat lagi", jawab Shena
......

Komento sa Aklat (570)

  • avatar
    PutriMelisa Dwi

    Semangat melanjutkan tulisannya🥰

    14/04/2022

      4
  • avatar
    Alya

    bagus

    10h

      0
  • avatar
    GanoAbdul

    mantap seru

    15d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata