logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Cintamu Palsu seperti Cincin ini

   Anisa menunggu jawaban dari Aldi, Aldi hendak membuka mulutnya untuk menjawab terdengar suara Lendra dan Luna sudah pulang.
   "Pakai saja cincinnya, anak-anak sudah pulang. Aku ke depan ya," kata Aldi lalu berdiri dan keluar dari kamar.
   Anisa memakai cincin tersebut, lalu dia meletakkan box nya diatas meja. Dan melanjutkan melipat.baju yang tinggal beberapa helai itu.
   'Mungkin Mas Aldi menyimpan suratnya, agar aku tidak menjualnya,' pikir Anisa.
    Selesai melipat baju, Anisa keluar ternyata Sofi mampir. Dia tersenyum pada Sofi lalu duduk di dekat Sofi. Sofi melihat cincin yang di pakai Anisa.
    "Wah Mbak Anisa cincinnya baru," celetuk Sofi. Anisa tersipu malu, dia yang biasanya polos tanpa perhiasan sekali pakai pasti langsung mencolok.
    "Iya dibelikan Mas Aldi tadi," jawab Anisa jujur agar Aldi merasa senang Anisa mengatakan pada orang lain.
    "So sweet sih kalian," goda Sofi. "Oh ya Mbak, sudah Sore Sofi mau pulang." Sofi berdiri lalu menyapa Lendra dan Luna.
   "Hati-hati ya, Te. Besok naik motor lagi ya," seru Luna saat Sofi sudah menuju pintu.
    Mendengar Anisa memberitahu Sofi, dia membelikan cincin pada Anisa, Aldi senang. Dengan begitu Aldi harap Anisa tidak iri lagi pada Ibunya.
**
   Saat Anisa membeli sayur pagi ini, Bu Jumik juga melihat cincin Anisa. Dia tampak tidak percaya Anisa mampu membeli cincin emas.
    "Wah Nis, cincin baru ya," seru Bu Jumik melirik Anisa dengan tatapan tidak suka.
    "Iya Bu, dibelikan Mas Aldi tadi sore," kata Anisa berharap Bu Jumik tidak jilid seperti biasanya.
    "Kalau dilihat-lihat cincin kamu kayak imitasi," celetuk Bu Jumik dengan nada merendahkan. Hati Anisa langsung tersentak mendengar ucapan Bu Jumik."Belinya dimana? Ada suratnya tidak?" tanya Bu Jumik penasaran. Dia tidak percaya Aldi memberikan Anisa cincin emas. Apalagi saat ini emas asli harganya mahal.
    "Ada Bu, disimpan Mas Aldi," jawab Anisa sambil membayar belanjaannya. Tetapi Bu Jumik tidak percaya dengan jawaban Anisa. "Duluan ya, Bu," ucap Anisa lalu masuk ke dalam rumah.
   Setelah meletakkan belanjaannya, Anisa memikirkan ucapan Bu Jumik tadi. Dia sendiri belum melihat kwitansi pembelian cincin Aldi itu. Anisa akan tanya Aldi lagi,saat Aldi pulang nanti.
   Bu Jumik yang terkenal ember itu langsung mengkoar-koarkan kalau Anisa cincinnya baru saat berkumpul dengan ibu-ibu yang lain.
  "Aku tadi lihat Anisa pakai cincin, tapi kelihatnya imitasi," kata Bu Jumik.
   "Masak sih Bu, dia bisa beli cincin. Dari pada buat beli cincin mending buat makan, biar nggak makan tahu tempe terus," tambah Fitri.
   "Ya nggak tahu aku Fit, katanya Aldi yang beliin," kata Bu Jumik.
   Berita cincin imitasi milik Anisa langsung menyebar, padahal mereka belum tahu kebenarannya. Maklum ibu-ibu bisanya bicara tanpa disaring dulu.
   "Bu, kak Aldi habis beliin cincin istrinya. Ibu tidak minta dibelikan juga?" tanya Salman.
    "Ibu akan dibelikan yang lebih bagus dan mahal dari pada punya Nisa. Kamu tenang saja, kakakmu kan sayang sekali sama kita," kata Lastri sore itu.
   "Bu, jangan minta aneh-aneh sama Aldi, dia sudah tiap bulan kasih uang Ibu. Sudah kreditin Salman leptop ini masih minta cincin," kata Handoko.
   "Kalau nggak minta Aldi, minta siapa? Bapak ya nggak mau beliin," bantah Lastri. Seketika Handoko diam, dia sadar selama ini dia tidak bisa menyenangkan hati istrinya. Gajinya hanya digunakan untuk makan dan biaya kuliah Salman. Itu saja kadang tidak cukup.
   Handoko sebenarnya tidak suka jika Lastri terus meminta uang pada Aldi. Bahkan Aldi sampai bela-belain mengurangi uang belanja istrinya demi Lastri.
**
   Aldi pulang, kali ini dia membawa makanan untuk Anisa dan anak-anaknya. Tiga bungkus bakso untuk mereka.
   Melihat Aldi membawa bakso Luna langsung ambil mangkok dan sendok. Aldi pun memberikannya pada Luna satu bungkus.
  "Ini Mas, mangkok kamu dan aku," kata Anisa meletakkan dua mangkok untuk mereka diatas meja.
  "Aku sudah makan disana, kamu satu bungkus bertiga saja. Ini mau aku kasihkan, ibu." Aldi berdiri lalu keluar rumah.
    Terpaksa Anisa tidak ikut makan bakso, dia hanya memintakan Lendra saja pada Luna. Beruntung Luna tidak pernah pelit dengan Lendra.
**
   Lastri senang melihat Aldi membawakan mereka bakso. Lastri dan Salman langsung memakannya sedangkan Aldi langsung pulang setelah memberikan bakso pada Lastri.
  "Kira-kira Anisa dibelikan tidak ya?" tanya Salman penasaran.
  "Ngapain kamu mikirin dia, yang pentung kita dibelikan," jawab Lastri.
   Aldi sampai di rumah dia segera mandi, setelah itu bermain dengan Lendra. Anisa sedang mengangkat jemuran lalu melipatnya di dalam kamar.
   Aldi masuk ke dalam kamar mengambil ponselnya. Anisa segera menanyakan perihal kwitansi pembelian cincin.
   "Mas, kwitansi cincinnya mana?" tanya Anisa.
    "Mau buat apa? Mau kamu jual cincinnya? Nggak bersyukur banget sudah dibeliin malah dijual," protes Aldi.
   "Bukan Mas, aku cuma ingin tahu harganya. Cincin seperti ini pasti mahal harganya," Anisa masih melipat baju Aldi.
  "Biar Mas yang simpan," kata Aldi lalu keluar dari kamar. Anisa curiga bahwa dia memang memberikan cincin imitasi pada Anisa.
   Anisa besok akan mengajak Sofi ke pasar, untuk menanyakan keaslian cincin itu ke toko emas. 
   Malam itu Anisa dan Aldi saling diam, Aldi tidak berbicara sepatah katapun pada Anisa setelah Anisa tanya kwitansi cincin.
**
   Paginya, Sofi sudah di WA Anisa. Mereka akan berangkat setelah makan siang, karena Sofi juga akan istirahat dulu setelah sif malam.
   "Mbak, kamu yakin tanya ke toko emas?" tanya Sofi sebelum mereka berangkat.
   "Iya, Mbak nggak mau dibodohin Mas Aldi. Nanti Mbak akan pura-pura nemu saja cincin ini di jalan, biar mereka tidak curiga," kata Anisa.
  Mereka berangkat berempat, Sofi langsung menuju toko emas. Anisa sempat celingukan takut ada tetangga Anisa yang di toko emas juga.
   "Silahkan Mbak! Ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan toko emas saat melihat Anisa masuk.
   "Ini Mbak saya nemu cincin di jalan, ini emas apa tidak ya Mbak? Takutnya emas terua orangnya nyariin," jawab Anisa menyodorkan cincin yang sudah dia simpan di dalam dompet.
   Karyawan tadi mengambil cincin Anisa lalu membawanya ke belakang untuk dites. Anisa menunggu beberapa menit. Karyawan tadi sudah kembali dengan membawa cincin Anisa.
   "Maaf Mbak, ini cincinnya imitasi. Yang punya pasti nggak akan nyariin," kata karyawan toko sembari mengembalikannya pada Anisa.
   Mendengar jawaban karyawan tadi, Anisa merasa ditipu oleh Aldi. Anisa tidak menyangka Aldi tega membohingi dia dengan memberinya cincin imitasi.
   Anisa mengambil cincin tadi, lalu berjalan menuju tempat Sofi parkir sepeda motor.
   'Cintamu palsu mas, seperti cincin ini," bagian Anisa merasakan sesak didadanya.
   Mereka lalu pulang, Sofi yang mengetahui itu bukan cincin emas juga merasa kecewa dan dibohingi.
**
   Aldi pulang kerja, Anisa sedang bermain dengan Lendra dan Luna. Dia menyapa Luna dan Lendra tetapi tidak dengan Anisa. Aldi langsung masuk ke dalam kamar.
   Anisa segera menyusul Aldi ke kamar, dia mengambil cincin yang di simpan di dompet.
   "Mas, ini aku kembalikan cincin pemberian kamu," kata Anisa meletakkan cincin itu di telapak tangan Aldi.
   "Kok dibalikin?" tanya Aldi penasaran."Kamu kurang bersyukur banget sih, Nis," kata Aldi menerima cincin itu.
    "Tega kamu Mas, memberikan cincin imitasi sebagai bukti cintamu ke aku. Apa cintamu juga imitasi, Mas?" tanya Anisa sedih.
    Aldi tidak menyangka, Anisa akan tahu kebenarannya secepat itu. Aldi terdiam, dia tahu dia salah karena telah menipu Anisa. Dengan dalih bukti cinta dengan sebuah cincin imitasi.
    

Komento sa Aklat (120)

  • avatar
    channelDzati saadah

    serasa terwakilkan dengan cerita ini beberapa keadaan mirip dengan kisah hidupku

    24/06/2022

      4
  • avatar

    baru mau mulai baca.smoga aja bagus ya

    19/06/2022

      0
  • avatar
    AntungoIndah

    bagus ceritanya

    18d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata