logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab. 7 Pergi Ke Rumah Sakit XXX.

     Alex menghentikan langkah kakinya memasuki ruangan di kantor polisi. Dia berdiri di depan pintu masuk ruangan kantor polisi dan melihat Rika sedang berdiri di samping pintu masuk ruangan kantor polisi sambil menarik nafas lega dan tersenyum bahagia.
     Alex melihat Rika sedang menarik nafas lega dan tersenyum bahagia itu tanpa memiliki pikiran buruk sedikitpun terhadap Rika. Dia tidak tahu kalau Rika adalah istri dari Anwar dan ibu dari Rita. Kedua jenazah yang kasusnya saat ini sedang dia tangani.
     Buk RT mengendarai sepeda motornya menuju pintu masuk ruangan kantor polisi dan dia menghentikan sepeda motornya tepat di samping Rika.
     Rika segera naik dan duduk diatas boncengan sepeda motor buk RT. Dia memeluk pinggang buk RT. Buk RT yang mengetahui Rika sudah duduk diatas boncengan sepeda motornya segera menjalankan sepeda motornya meninggalkan kantor polisi.     
     Setelah Rika dan buk RT pergi, Alex baru melangkah masuk kedalam ruangan kantor polisi. Dia menyapa Ricky dan semua personil polisi yang ada di ruangan itu.
     Alex melangkah masuk kedalam ruangannya. Dia mengambil sebungkus kopi sachet dan membukanya. Dia menuangkan kopi itu kedalam cangkir dan menyeduhnya dengan air panas. Alex mengambil sebuah sendok dan mengaduk kopinya hingga rata.
     Alex membawa kopinya dan menaruhnya diatas meja kerjanya. Alex duduk diatas kursi kebesarannya sambil perlahan menyeruput kopinya.
     Ricky masuk kedalam ruangan Alex dan menaruh sebuah laporan diatas meja kerja Alex.
     Alex bertanya pada Ricky,"Apa yang kamu bawa?"
     "Laporan tentang seorang wanita yang kehilangan suami dan anak perempuannya."
     "Ah, gampang. Suruh saja dia cari suami yang baru dan bikin anak yang baru."
     "Hush! Sembarangan. Ibu itu maunya suami dan anak yang hilang ini. Dia tidak mau suami dan anak yang baru."
     Kemudian Ricky tersenyum pada Alex dan berkata,"Kamu bantuin ibu itu cari suami dan anak perempuannya ya?"
     Setelah selesai berkata seperti itu, Ricky pun keluar dari ruangan Alex dan kembali ke meja kerjanya.
     Setelah Ricky keluar dari ruangannya, Alex mengambil laporan itu dan membacanya. Dia mengerutkan keningnya.
     Alex berkata dalam hati,"Ciri - ciri kedua orang yang hilang ini kok mirip dengan kedua jenazah yang tadi siang ada di taman kota?"
     Alex segera menghubungi pihak petugas kamar mayat di rumah sakit XXX.
     Terdengar suara nada telepon yang sedang disambungkan. Kemudian berlanjut ke suara telepon yang sudah tersambung dan menimbulkan nada dering. Baru tidak lama kemudian terdengar suara seorang laki - laki menjawab telepon dari Alex. 
     "Hallo."
     "Hallo. Dengan petugas kamar mayat rumah sakit XXX?"
     "Iya. Dengan siapa ini?"
     "Dengan Ajun Komisaris Polisi yang bernama Alex."
     "Iya, pak. Ada yang bisa saya bantu?"
     "Apakah hari ini ada masuk jenazah seorang laki - laki dan jenazah seorang anak perempuan kecil di kamar mayat rumah sakit ini?"
     "Ada, pak."
     "Apakah jenazah laki - laki itu memiliki tinggi badan sekitar seratus tujuh puluh sentimeter?"
     "Iya. Sekitar itu, pak."
     "Jenazah laki - laki itu mengenakan baju kaos berwarna putih dan celana jeans berwarna biru muda?"
     "Jenazah laki - laki itu mengenakan baju kaos berwarna putih dan celana jeans berwarna biru muda?"
     "Betul sekali, pak."
     "Jenazah laki - laki itu mengenakan sepatu kets berwarna putih?"
     "Betul, pak."
     "Disana juga ada jenazah seorang anak perempuan kecil dengan tinggi badan sekitar seratus dua puluh sentimeter?"
     "Iya, pak. Hari ini ada masuk jenazah seorang anak perempuan kecil ke kamar mayat ini berbarengan dengan jenazah laki - laki dewasa ini. Sepertinya mereka di temukan meninggal di tempat yang sama."
     "Apakah jenazah anak perempuan ini mengenakan baju terusan yang berwarna merah terang yang panjangnya sedikit dibawah lutut?"
     "Iya, pak.'
     "Anak perempuan ini memakai sepatu warna merah terang juga?"
     "Betul, pak."
     "Rambutnya di ikat ekor kuda dan di jepit dengan pita berwarna merah terang?"
     "Iya, pak."
     "Apakah jenazah keduanya sekarang masih ada di dalam kamar mayat rumah sakit XXX?"
     "Masih, pak. Kami menaruh kedua jenazah itu kedalam Mortuary Cabinets."
     "Bagus. Kami sudah menemukan keluarga dari kedua jenazah ini."
     "Syukurlah, pak. Kalau begitu, tolong bapak suruh keluarga dari kedua jenazah ini untuk secepatnya datang ke kamar mayat ini untuk melakukan identifikasi. Supaya kami bisa segera menaruh label identitas pada jari kaki kedua jenazah ini."
     "Baik. Kami akan segera menghubungi keluarga dari kedua jenazah ini. Terima kasih."
     "Sama - sama, pak."
     Alex meletakkan kembali gagang telepon ke induknya. Dia berjalan menuju meja kerja Ricky dan melihat Ricky sedang duduk disana sambil memperhatikan foto - foto yang mereka ambil di TKP.
     Alex duduk dihadapan Ricky dan berkata,"Rick, aku sudah menemukan suami dan anak perempuan ibu itu."
     Ricky segera mengangkat wajahnya dan menatap wajah Alex. Dia bertanya pada Alex,"Dimana?"
     "Di kamar mayat rumah sakit XXX. Kamu segera telepon ibu itu dan menyuruhnya ke rumah sakit XXX sekarang juga untuk mengidentifikasikan kedua jenazah itu."
     "Baik. Aku segera menelepon ibu itu sekarang."
     Kemudian Ricky segera mengeluarkan ponselnya dan memencet nomor ponsel Rika untuk memberitahukannya.
     Rika yang sedang dibonceng oleh buk RT menuju rumahnya, segera menyuruh buk RT agar menepikan sepeda motornya. Dia merasa ponsel yang sedang berada di dalam saku celananya saat ini sedang bergetar dan samar - samar dia juga mendengar suara nada dering telepon keluar dari ponselnya.
     "Buk RT, tolong hentikan sepeda motornya sebentar. Saya mau mengangkat telepon yang masuk ke ponsel saya."
     Buk RT mengendarai sepeda motornya menuju ke salah satu warung makan dan dia memarkirkan sepeda motornya didepan warung makan tersebut. Buk RT membiarkan Rika mengangkat teleponnya.
     Rika melihat nomor yang muncul di layar ponselnya adalah nomor yang tidak dia kenal. Rika ragu - ragu untuk mengangkat telepon itu.
     Buk RT yang melihat Rika hanya diam saja, segera berkata,"Kenapa tidak di jawab teleponnya, buk Rika?"
     "Nomornya tidak dikenal, buk RT."
     "Coba di jawab dulu teleponnya. Mana tahu itu dari kantor polisi."     
     "Iya, buk RT."
     Lalu Rika pun memencet tombol hijau untuk menjawab telepon itu.
     "Hallo." Sapa Rika ragu - ragu.
     "Hallo. Apakah saya sedang berbicara dengan ibu Rika?"
     "Iya, betul. Dengan siapa ini?"
     "Dengan pihak kepolisian XXX. Kami sudah menemukan dua orang yang ciri - cirinya mirip dengan suami dan anak perempuan ibu di rumah sakit XXX. Bisakah ibu datang sekarang ke rumah sakit XXX?"
     "Baik, pak. Saya akan kesana sekarang juga. Terima kasih banyak, karena sudah menemukan suami dan anak perempuan saya."
     "Sama - sama."
     Buk RT yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan Rika dengan seseorang di telepon, menjadi penasaran. Dia lalu bertanya pada Rika,"Siapa yang barusan menelepon buk Rika?"
     "Pihak kepolisian XXX, buk RT. Kata pak polisinya, mereka sudah menemukan suami dan anak perempuan saya di rumah sakit XXX."
     Buk RT tersenyum sumringah. Dia ikut merasa senang mendengar kabar tersebut. Dia berkata pada Rika,"Alhamdulilah, buk Rika. Akhirnya polisi berhasil juga menemukan suami dan anak perempuan buk Rika. Sekarang juga kita secepatnya ke rumah sakit XXX untuk bertemu dengan suami dan anak perempuan buk Rika."
     "Iya, buk RT. Ayok kita kesana sekarang juga."
     Buk RT segera menjalankan sepeda motornya menuju rumah sakit XXX. Mereka berdua sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Anwar dan Rita.
     Buk RT berharap setelah satu hari menghilang, Anwar dan Rita ditemukan dalam keadaan baik - baik saja.
     Buk RT tidak sabar ingin segera memberitahukan pada suaminya kabar baik ini. Dia berencana setelah bertemu dan melihat keadaan Anwar dan Rita, dia akan segera menelepon suaminya dan memberitahukan suaminya kabar baik ini. 
     Buk RT tidak dapat membayangkan berapa lega dan bahagianya Rika karena dapat bertemu dengan suami dan anak perempuannya kembali.

Komento sa Aklat (151)

  • avatar
    Adamezza

    Bagus

    17/08

      0
  • avatar
    DarmanKoko

    ruarbisa

    16/08

      0
  • avatar
    AswarHaerul

    ceritanya membuat diri ini jadi semangat

    06/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata