logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

RELATION(SHIT!):03

Setelah menghabiskan setengah hari di sekolah keempat anak biang masalah itu sedang bersuka cinta karenaBel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, seperti biasa shindi yang doyan ngemil pasti akan meminta sahabatnya menemaninya ke kantin.
"Mau beli apa?"tanya jengkel zima
"Eumm,kebab?atau somay?ah pempek enak tapi mau beli piscok aja deh"balas shindi membuat zima dan putri geram ingin menampar otak kirinya biar kembali ketempat semulanya.
Setelah membeli makanan, mereka pergi keparkiran, sedangkan merry?dia sudah pulang semenjak bel berbunyi karna supir jemputannya sudah datang, putri pergi menuju mobilnya
"Bareng gak?"tanya putri
"Hah"balas mereka cengo, putri menghembuskan nafas gusar
"Rumah lo sama gw searah shindayy mau bareng gak"shindi hanya ber oh ria dan menggelengkan kepala
"Dijemput babang ganteng, abang gua yang secakep pangeran william segagah mike tyson bakal jemput adiknya yang imut ini"putri dan zima hanya memutar bola mata malasnya
"Zima bawa mobil?"tanya putri sebelum memasuki mobilnya
"Dibengkel tri,paling nunggu pak terjo jemput"balas zima,putri mengangguk dan mulai memasuki mobilnya
Shindi dan zima pergi menuju gerbang menunggu jemputan di halte dekat sekolah, sudah 25 menit belum ada tanda-tanda manusia hidup akan menjemput diantara mereka
Tin
Tin
Tin
Suara klakson motor mengalihkan pandangan mereka, disana sosok tampan yang kerap dipanggil Devano muncul melangkah menuju mereka berdua, sosok yang menjadi figur sebagai abang dari sahabat dakjalnya ini cukup membuat zima mengusap dada sabar
Abang cogan adeknya titisan dakjal
"Lama banget sih lo!"omel shindi
"Macet"balas devano datar
"Ck, ayo balik gua mau nonton film nih"cerocos shindi, devano hanya menggumam, pandanganya beralih pada adik sahabatnya
"Belum di jemput?"tanya devano
"A ah b-belom"balas zima gugup
"Rian kemana?"wajah devano masih tetap datar tidak ada ekspresi yang menandakan dia mahluk hidup, selalu tampang datar dalam keadaan apapun.
"Mana saya tau sayakan ikan"balas zima cuek. Devano hanya menghembuskan nafas pelan
"Telpon"
"Y"
Setelah itu shindi dan abangnya berpamit untuk pulang deluan, zima hanya mengangguk dan kembali menunggu si terjo, demi squidward pake celana, kalo pak terjo nonggol rasanya mau zima julit sampe turunan ketujunya.
Azima sudah cukup sabar menunggu di halte sampai hujan turun deras, ingin rasanya ia mengamuk saja, kedatangan segerombolan motor-motor besar berhenti dihadapanya zima hanya memperhatikan sekilas namun matanya kembali fokus kelayar hp nya untuk batrenya masih 80%.
Cowok-cowok tampan itu berteduh di halte, mereka juga memperhatikan gadis yang terduduk sendiri disana.
"Sutt"panggil cowok 1
Belum ada sahutan dari gadis yang masih fokus dengan hp nya
"Wey, lo sendirian aja disini gak takut"tanya cowok tadi melirik gadis disampingnya.
Zima memalingkan wajahnya menghadap para cowok-cowok itu
Mantap cuci mata pas lagi stresnya memang enak, gila sih ini boleh bawa pulang gak ya gua tuker deh sama si rianjing gak guna itu nanti sama kanjeng ratu batin azima masih manatap lelaki di sampingnya
Lelaki itu mulai jengkel dengan gadis di sampingnya ini
"Lo gak bisu kan?"tanyanya
"E-eh em gak" zima goblok goblok goblok depan cogan bisa bisanya lo bersikap kaya orang idiot aihhh malu gueeee maki azima dalam hati
"Gua nanya lo sendirian disini gak takut? Bentar lagi mau magrib"tanya cowok itu
"Apa urusan lo"balas zima ketus
"Ck, serah lo" azima hanya meliriknya sesaat dan menatap para teman teman cowok itu, mereka juga menatap azima dengan tatapan yang sulit di artikan, hingga satu cowok yang menarik perhatian azima cukup lama mereka bertatapan hingga zima sendiri memutuskan tatapanya.
Tak berselang lama sebuah motor berhenti juga didepan halte, zima sudah hapal pemilik motor ini, sungguh ingin rasanya zima menendang bokongnya karna dia tidak ingin berantem hari ini.
"Kok gak pulang tem"tanya cowok itu, zima menatap nyalang orang itu, ya dia abel sahabat kecil azima plus sekarang musuh bebuyutannya
"Tam tem tam tem, lo gak liat kulit gw putih begini"balas zima sewot, abel hanya cengegesan, jujur kalo abel gak ngeselin cowok ini juga masuk daftar list cogan zima hanya saja sifatnya kaya titisan iblis yang bikin azima murka.
"Ngapa lo cengegesan kaya kuda aja lo"jujur ingin rasanya zima menampol wajah sahabatnya ini,tapi karna ia manusia yang paling sabar dan paling cepat khilaf maka ah yasudah lah
"Gpp, lo disini dari tadi?"tanya abel menatap serius azima,dimata azima bukannya terlihat wajah serius malah terkesan konyol dan ngajakin baku hantam sekarang juga
"Hm"malas basa basi zima hanya berdehem saja. Sebenarnya para cowok-cowok tadipun menyaksikan interaksi manusia didepannya ini.
"Kasian amat, belom di jemput ya, pantes kaya gembelan nunggu di halte sendiri"ledek abel
"Abel bangsat babi anak setan kalo ngajakin war ayok sini"zima berdiri mengambil ancang-ancang, abel hanya tertawa jujur menggoda azima adalah hal yang paling menyenangkan
"Wet jangan marah tambah jelek lo, udah jelek jomblo lagi,pulang yuk sama gua"
"Males pulang bareng anak setan"
"Alah jangan sok nolak lo mau nanti di perkosan sama tuh orang-orang yang dari tadi ngeliatin lo"balas abel datar sambil melirik mata kesegrombolan cowok-cowok yang menatap mereka,abel itu peka jadi dia tau dari tadi mereka di perhatikan.
Azima tersentak kaget, dia baru inget bahwa ada orang lain juga di halte ini, hancur sudah reputasinya di depan cogan barunya ini semua gara gara abel babi, tapi ada bener juga sih sebentar lagi mau malem gak mungkin dia disini sendirian apa lagi ada cowok-cowok yang gak dia kenal kalo kata abel dia beneran di perkosa gimana? . Yaudah mau gak mau azima menerima tawaran abel babi untuk pulang bareng.
"Anter gw pulang lo awas aja mampir mampir"ancam azima menatap tajam abel.
Abel menghembuskan nafasnya "gak mau makan?tadinya sih gua mau ngajak lo makan dulu"tawarnya
Wah makan siapa yang nolak coba?sorry selagi gratis azima rela menyamar sebagai rakyat jelata dan mengantri paling depan "ekhem gratis gak?"
"Hm"
"Ok lets go"ajak zima girang menarik lengan abel, abel hanya bisa pasrah,sudah biasa mahluk didepannya ini kalo sama yang gratisan pasti kaya orang susah padahal masih kayaan dia juga_-




Sekarang zima dan abel sedang berada di warung sate, abel sudah habis dengan porsinya, tinggal azima yang masih menikmati hidanganya, gimana ceritanya dia belom abis? Orang makanya dua porsi!
"Gua heran deh, lo anak orang kaya tapi kaya orang susah ga pernah makan"celetuk abel
"Gwua itwu lwaper"balas zima masih mengunyah makanannya
"Telen dulu"
"Gua laper, lo gak tau gua nungguin pak terjo gak jemput² udah gitu si rianjing gak bisa di hubungin emang abang laknat tuh orang"ujar azima kesal.
"Tumben biasanya lo bawa mobil kesekolah,kemana mobil lo oh atau jangan-jangan lo jatuh miskin ya"tuduh abel
Azima melotot sambil mengunyah sate didalam mulutnya "enak aja lo, ya kali turunan papi mars jatoh miskin enak aja, gabakalan mungkin, dan soal mobil, nah mobil gua ada di bengkel kemaren di pake balapan sama si rianjing".
Abel hanya ber oh ria, setelah menunggu azima menghabiskan makananya, abel membayar dan pergi meninggalkan tempat itu untuk mengantarkan spesies mahluk aneh di belakangnya ini agar nyampe rumah selamat sentausa.
Setelah 30 menit diperjalanan akhirnya mereka sampai di mension milik keluarga bapak maryono (mars) terlihat ada banyak motor sport berada didalam perkarangan rumahnya, nah siapa lagi kalo bukan temen-temen dakjal abangnya.
"Thankyu terimakasih mau mampir?"tanya zima sambil menyerahkan helmnya pada abel
"Gak gua mau langsung pulang"jawab abel
"Oh bagus deh,tadi gua cuma basa basi aja"balas azima cuek
Abel melotot boleh tidak menendang mahluk didepannya ini, emang gak ada niatan baik di isi kepala makhluk didepannya ini.
"Dah ah gua cabut,salam buat mama sama papa lu papa mars"ucap abel lalu memakai helmnya dan pergi meninggalkan perkarangan luas milik keluarga mars.
Azima mulai memasuki rumahnya "ASSALAMUALAIKUM AZIMA CANTIK IMUT ISTRINYA PARA COGAN SELURUH INDONESIA PULANG YUHUUUU MANA NIH RED KARPETNYA CEPETAN RATU MAU LEWATTTT"teriak azima menggelegar didalam mension
"WAALAIKUMSALAM BERISIK"balas mereka serempak didalam.
Zima hanya cengengesan dan duduk disofa tepat didekat teman-teman abangnya
"Dari mana lo, baru pulang jam segini"tanya rian sinis
Zima memutar bola mata malas "heh sempak betmen gua nungguin pak terjo dari tadi gak dateng-dateng gua nelpon lo juga gak ada jawaban"balas azima memandang sengit manusia titisan iblis dihadapannya ini.
Dia rian, ria hanya cengengesan menampilkan muka gobloknya yang minta ditinju "oh itu pak terjo nganterin mama kerumah eyang, kalo gua hp gua lowbat"jawabnya tak berdosa
"Emang gak guna sih lu hidup, dibutuhin gak pernah bisa"balas azima nyelekit lalu pergi dari hadapan mereka semua.
"HEH LO JULID BANGET SI TUH MULUT GAK BISA DI FILTER APA"teriak rian yang hanya di abaikan oleh zima.
Sampai dikamar zima membanting tubuhnya di king size dia masih memikirkan cowok yang bertatapan denganya "kok gua kepo ya"gumam zima ah masa bodo mending dia mandi sekarang setelah itu tidur syantik karna tadi udah dapet makan gratis jadi gak perlu turun kebawah untuk makan.




Merry mengajak ketiga gadis itu ke taman kota, bisa di rasakan suasana malam yang damai dan sejuk banyak motor dan orang-orang yang berlalu lintas, keempatnya melangkah tak tentu arah.
"Berasa anak ilang gua"ujar azima dongkol.
Merry mendengus malas "ya lo pikir mau ngapain ke sini? Take me out? Sold out aja belum tentu lu!"
Putri tertawa "laku dia sama abang tukang ikan asin mah mer"
"Jadi duyung dampar"lanjut shindi.
Azima menatap sinis shindi "bacot aja janda 1"
Merry tertawa terbahak di susul putri, dengan kesal shindi melempar tas sling bag nya kewajah nyolot azima.
"Tutup muka lu, bawaanya enek ngeliat mulu"ketus shindi.
Azima mendumel kesal "anak babi"
"Uda-udah jangan ribut, mending baku hantam"saran bodoh putri.
"Jangan gtu ah malu di liatin ni.."ucap merry sambil melihat tak enak sekitar yang menatap mereka terang-terangan
"Yaudh sekarang ngapain kita ke sini mer??"tanya shindi sabar. Putri mengangguk setuju.
"Ga bawa tiker lagi"ujar putri dengan tampang watadosnya.
Azima tersenyum masam "orang kampung gini kalo liat taman bawaanya mau piknik mulu"
Putri mendelik kesal "lo juga nikmatin njir"
Merry menggeleng pasrah "baru di tegur, berantem lagi aja"
"Gua ga bawa popcorn lagi"ujar shindi.
"Yang ini malah agak laen"frustasi merry.
Sekarang keempat gadis itu terdiam duduk santai sambil memegang segelas cup es.
"Katanya azima mau ke klinik"ujar merry, lalu shindi menatap bingung azima.
"Di ewe siapa lu tadi di halte, udah hamil aja"cetus shindi.
Plakkk
"Anak setan, gua gak kaya lu ya main goyang aja"sentak azima. Putri tertawa melihat shindi mengaduh sakit atas tamparan di kepalanya.
"Gak enak ni badan, kaya ngeretek gitu, perasaan di sekolah gua cuma duduk aja"ujar azima dengan gelagat tak nyamannya.
"Kan gua bilang lu mah badan doang diem, arwahnya gentayangan"celetuk shindi sambil menengadah tangan melindungi kepala saat melihat azima akan memukulnya lagi.
"Diem ya anak dajal gak di ajak diskusi"ketus azima.
"Hah~ baru di bilang jangan berantem ini berantem lagi" lelah merry "diem put jangan ngomong"lanjut merry saat melihat putri ingin buka suara.
Putri terdiam cemberut, lalu membuang muka kesal, azima menatap merry dengan alis terangkat sebelah "ngapa lu? Cosplay bego?"tanya merry.
"Si setan sekali ngomong ngajak ribut"kesal azima.
"Udah katanya mau ke klinik"ujar putri masih sedikit kesal.
"Lah entar dulu mau beli pentol ini"cegah shindi.
"Makan mulu ya si janda"kesal azima.
Shindi menatap julid azima "diem deh sia-sia ke sini gak jajan"
"Pikirannya jajan mulu si shindayy"heran putri.
Merry menghela nafas lelah "yaudh sana ayok, abis itu ke klinik di sebrang".
Dengan anggukan semangat shindi berjalan paling depan
Azima menatap miris punggung shindi di depannya "mana masih muda"
"Kasian tuyul kecil punya emak tukang ngereog"lanjut putri.
"Untung si tuyul polos, belum ke dokrin"lanjut merry.
***
Disini azima berbarang di brangkar klinik untuk di priksa.
"Buset mana tuh dokter, ngantuk kali"dumel shindi.
"Diem deh shin, abisin aja tuh pentol"sahut kesal putri, dengan malas shindi memakan pentolnya sambil menunggu dokter datang.
"Lu ngapa udah jogrok aja di situ zim? Kan belum di suruh tiduran"tanya merry heran.
"Mau tiduran aja biar keliatan sakit"balasnya dengan tampang watadosnya.
Ceklek
"Selamat malam"
Suara dari arah pintu mengalihkan perhatian keempatnya.
"Buset bening amat"gumam putri terpanah.
"Lah ini mah si azima dapet jackpot"gumam merry menatap kagum.
"Si tuyul butuh daddy gak ya"monolog shindi menatap binar dokter yang masuk.
Lalu dokter itu datang menghampiri "malam kak, siapa yang mau saya periksa?"tanya dokter itu dengan senyuman manis.
"SAYA"balas keempatnya serempak. Dengan bingung dokter itu menatap keempatnya.
"Kalian semua, sakit??"tanya ragu dokter itu.
"Hehe g-gak kok dok tadi cuma redflag aja"balas malu merry.
Dokter itu tertawa renyah "jadi, siapa yang sakit?"
Merry,putri,shindi, menatap brangkar yang terlihat azima memasang wajah lemas tak berdaya.
"Perasaan tadi sehat aja dah"monolog putri menatap jengkel azima.
"Dia bisaan aja pura-pura kaya orang tipes"sahut merry.
"Pager makan ikan kaviar"ujar nyeleneh shindi.
"Kok ikan kaviar?"tanya merry.
"Soalnya dokternya aura orang berduid, gak kaya yang lagi tiduran, beban keluarga di tambah negara"jelas shindi sambil tersenyum-senyum.
"Oh itu sudah tiduran pasiennya ya"ujar dokter itu, lalu datang menghampiri brangkar azima.
"Selamat malam, perkenalkan saya dokter Petra, ada keluhan apa ya saat ini?"tanya dokter petra masih dengan senyum formalnya.
Dengan lemas tak berdaya azima menatap melas dokter petra "kayanya saya kurang vitamin K dok"
Dokter petra menatap bingung "loh kok bisa merasa gitu"sambil mengeluarkan stetoskopnya.
"Iya, kurang vitamin Kasih sayang"
Dokter petra terkekeh, lalu setelah memeriksa, dokter petra berjalan ke arah mejanya.
"Kamu kayanya dokter inpus aja ya, biar sedikit segeran aja"ujar petra, azima mengangguk paham.
"Kesamping"ujar petra masih dengan fokus meneliti jarum yang hendak di suntikan.
Azima berbaring menyamping lalu diam menunggu, setelah sudah siap jarumnya, dokter petra datang menghampiri.
"Eh?"bingung dokter petra.
Putri menatap bingung dokter itu juga "kenapa dok"tanya putri.
Dokter petra melirik putri dengan wajah bingungnya, shindi yang peka lalu menatap ketiga orang itu.
"Woy monyet! Ngapain lu miring dah, cukup otak lu aja yang miring, badan lu jangan"tegur shindi.
Azima lalu kembali terlentang dan menatap semuanya "lah kan di suruh kesamping"tanyanya bingung.
"Emang saya nyuruh kamu kesamping, tapi maksud saya tangan kamu kesampingkan biar mudah saya inpus"jelas dokter petra tersenyum tertekan.
Azima ber-oh ria "lah ngomong dok! Kata saya cenayang, saya pikir pantat saya yang mau di inpus"
Merry menatap miris azima "kayanya otaknya aja di inpus dok, otaknya kayanya yang bermasalah"saran frustasi merry. Dokter petra hanya tersenyum formal.
"Malu-maluin gua lu, ketauan banget brobatnya pasti di puskesmas ya"sentak shindi dengan wajah julid.
"Kalo ada yang gratis ngapain nyari yang bayar, benar gak dok?"tanya azima dengan tampang watadosnya.
"Tapi sama saya bayar"balas dokter petra, azima tersenyum masam, lalu menyerahkan tangannya untuk di inpus.
***
Jangan pernah bawa azima ke rs/klinik kalo gak mau malu.
-shindi

Komento sa Aklat (77)

  • avatar
    bila sadekPutri salsa

    lima bintang

    27/07

      0
  • avatar
    MasytaSafiraPutri

    bgus s3kali ceritannya seru 👍

    23/06

      1
  • avatar
    C15Real

    bagus

    16/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata