logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

OBAT TIDUR UNTUK ANISSA

Setelah Sholat magrib, nampak Anissa sibuk di dapur menyiapkan cemilan untuk nanti malam. Walaupun ia tidak terlalu suka dengan acara pertandingan bola di televisi namun demi suami ia selalu menemani sang suami menonton acara favoritnya. Apa lagi malam ini ada Rossa yang sama-sama penyuka bola, bisa makin seru dan heboh.
Di ruang keluarga terlihat Andy dan Rossa sedang menonton acara televisi. Andy yang terlihat kaku berusaha mencairkan susana. Sejak kedatangan Rossa ia merasa gelisah, ketenangan yang baru saja ia rasakan kini seakan terusik. Ia takut Rossa akan membongkarnya, apa lagi tingkah laku Rossa sekarang banyak berubah. Rossa lebih agresif dan bicaranya ceplas ceplos.
"Kamu kesini bukan untuk membongkar apa yang telah terjadi di antara kita, kan?" Andy menatap wajah Rossa.
" Mengapa kau bertanya seperti itu? Emang aku tidak boleh melihat kebahagiaan kalian?" Rossa balik bertanya.
"Aku kira kamu sudah punya kehidupan baru. Sampai kau menghilang tanpa pesan apapun" Andy menekan suaranya.
"Kehidupan sendiri? Maksudmu aku hidup sendiri. Tak ada yang bisa ku lakukan setelah aku tak memiliki apa-apa. Hanya penyesalan dan rasa tak berguna" Rossa memalingkan wajahnya.
"Maafkan aku, Ross. Semua kesalahan ku, aku tak tahu dengan cara apa aku menebus semua kesalahan ku pada mu. Hukumlah aku, Ross, asal jangan kau libatkan Anissa dalam masalah ini" Suara Andy terdengar begetar.
"Loh, kok, pada tegang begitu, biasanya kalian kalau bertemu kaya Tom and Jerry." Suara Anissa sontak membuat Andy dan Rossa menoleh.
"Iya, Nis . Acara televisinya bikin tegang. Tuh lihat ada seorang wanita yang tega membunuh suaminya padahal masalahnya sepele gara-gara orang ketiga." Jawab Rossa sambil menggeser duduknya karena Anissa sedang menata minuman dan beberapa makanan ringan di atas meja.
"Sudah ngga aneh, Ross. Makanya aku paling males kalau lihat tayangan berita. Kalau bukan pembunuhan ya perampokan." Anissa duduk di samping Rossa.
"Terus bagaimana tentang hubungan kamu dengan yang tadi siang kamu ceritakan?" Tanya Anissa pada Rossa.
" Ngga tahu, Niss. Ini dilema berat buat aku. Di sisi lain aku pengen mengakhiri hubungan karena ngga tega sama Istrinya. Tapi, sulit sekali, yang ada aku semakin tersiksa." Rossa menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Setahu aku, ya, Ross, kalau kita berhubungan dengan orang yang sudah berkeluarga itu resikonya sangat besar. Oke, mungkin kita menang dari istri sahnya namun apa kamu bisa hidup tenang. Belum lagi cap pelakor yang akan menempel selamanya. Kasihan anak-anakmu nanti, ingat Ross karma berlaku di kehidupan nyata." Anissa menasehati Sahabatnya.
Andy yang diam-diam menguping pembicaraan mereka hatinya semakin tak karuan. Ia merasa kalau Rossa sedang membicarakan dirinya.
"Sayang, Mas mau sholat isya dulu, ya." Tanpa menunggu jawaban Anissa, Andy pergi meninggalkan mereka.
________
Setelah sholat isya, Andy tak langsung menemui Anissa dan Rossa. Ia duduk termenung dengan pikiran yang gusar. Bagai caranya agar ia bisa leluasa bicara dengan Rossa tanpa di dengar Anissa. Ia tak mau kalau malam ini kebahagiaan harus berakhir begitu saja.
Tangan Andy membuka laci yang berada di samping tempat tidurnya. "Maaf, terpaksa Mas lakukan ini padamu, sayang"
Setelah mengambil sesuatu, Andy kembali bergabung ke ruang keluarga. Terlihat Anissa dan Rossa masih mengobrol dengan sesekali tertawa lepas.
Andy merasa lega karena tak terlihat tanda-tanda kalau Rossa sudah membuka rahasia mereka. Saat istrinya lengah, tangan Andy memasukan sesuatu ke dalam teh milik Anissa.
Acara yang di tunggu-tunggu akhirnya segera di mulai. Andy dan Rossa begitu semangat dengan menonton pertandingan bola. Sementara Anissa merasa matanya semakin berat, beberapa kali ia menguap. Semua itu tak luput dari perhatian suaminya.
"Mas, aku kok ngantuk banget, ya? Padahal masih sore" Ucap Anissa sambil menutup mulutnya. Ia benar-benar sudah tak bisa menahan rasa kantuknya.
"Tumben jam segini kamu sudah ngantuk. Ya, sudah, sayang, ngga usah di paksain untuk tetap nemani Mas, kan ada Rossa" Andy menatap Anissa yang matanya terlihat memerah karena mengantuk.
"Iya, Niss, tidur saja. Di paksain melek nanti kamu malah sakit" Ujar Rossa dengan mata tetap fokus ke arah televisi.
"Maaf, ya, Ross, aku tidur duluan. Ngga tahan ini mata udah sepet banget. O, iya, kalau mau tidur tempatnya udah aku siapin di kamar depan, ya " Ucap Anissa sebelum pergi ke kamarnya.
_______
Andy dan Rossa begitu antusias menonton acara pertandingan bola di layar televisi, sesekali mereka berteriak saat tim yang mereka jagikan mencetak goal. Saat acaranya sudah selesai Andy mencoba bicara kepada Rossa.
Saat acara bola sudah selesai Andy mencoba bicara pada Rossa. "Ross, apa maksudmu tadi bicara kepada Anissa tentang hubungan kita" Andy menggeser posisi duduknya lebih mendekat.
"Pembicaraan yang mana, ya. Oh, itu, soal aku menjalin hubungan dengan pria yang sudah beristri. Memang benar adanya, kan. Tapi mengapa kamu terlihat takut, padahal aku tidak menyebut nama orang tersebut. Kamu pikir aku sudah gila" Rossa tersenyum sinis.
"Oke, aku minta maaf mungkin tadi aku merasa tersindir langsung. Dan memang kenyataannya seperti itu. Katakan, Ross, apa sebenarnya tujuanmu datang kesini?" Andy semakin menyudutkan Rossa. Karena ia yakin Rossa punya tujuan yang tersembunyi.
"Kalau aku bilang, aku datang ke sini karena rindu itu tidak mungkin, aku hanya masa lalu bagimu. Dan kalau aku bilang tujuanku ke sini untuk merebut mu dari tangan Anissa, apa kamu bisa menghentikan aku?" Mata Rossa menatap tajam pria yang ada di sampingnya. Membuat Andy bergidik.
"Rossa! Apa yang kamu katakan. Kamu lihat keadaan aku sekarang. Apa kamu tega menghancurkan rumah tangga ku. Aku baru saja menata hatiku yang hampir hancur. Setelah penyesalan yang aku perbuat sampai Ibuku meninggal. Sekarang kamu datang untuk menyingkirkan satu-satunya wanita yang aku punya. Kamu jangan egois, Rossa." Nada suara Andy mulia meninggi.
"Egois, kau bilang aku egois, Mas! Kamu yang egois, tidak punya hati. Aku tak terima kamu menyalahkan aku atas meninggalnya ibumu. Ini semua salah kita berdua, mengapa kamu seolah-olah menyudutkan aku" Rossa mendengus kesal.
"Sudahlah, tak ada gunanya bicara dengan orang seperti kamu, kamu tak pernah berubah, dasar egois" Andy berdiri, bermaksud meninggalkan Rossa sebelum pembicaraan mereka semakin jauh. Namun tiba-tiba kepalanya teras pusing.
Andy terduduk kembali sambil memegangi pelipisnya. Tubuhnya dan wajahnya terasa panas, begitupun udara di sekitarnya. Ia berusaha menahan perasaan yang tak bisa di kendalikan.
"Ndy! Kamu baik-baik saja, kan? Rossa menghampiri Andy. Tangannya bermaksud memegang kening Andy, namun tangannya malah di tarik hingga tubuhnya berada dalam pelukan Andy.
Andy dengan kasar melepaskan pakaian Rossa. Napasnya semakin memburu begitu juga dengan Rossa yang tersenyum penuh kemenangan.
BERSAMBUNG

Komento sa Aklat (371)

  • avatar
    Jennisa Channel

    Ini gak ada lanjutannya Rosa yang menjelaskan kesalahannya,lalu Anisa dan Andy hidup bahagia dan diberi momongan☺️

    02/09/2023

      0
  • avatar
    KarimahJamilah

    seruuu bgtt sih aslii sayang pas di akhirnya lanjutan nya ngegantung bikin makin penasaran tolong lanjut dongg kaaaa🥰🔥🔥

    16d

      0
  • avatar
    NAJIBABDUL

    ini yang aku tunggu tunggu

    22d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata