logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Awal Misi

Mereka langsung memulai aksinya. Saat itu sudah jam 11siang. Mereka berencana untuk mulai mendekati mereka.
"Yaudah gays, gue mau coba ke kampusnya Camelllia dulu," ucap Gibran.
"Oke bro, kabar-kabar kalo ada apa-apa," balas Rafi.
"Oke. Kalian juga."
Teman-teman Gibran mengangguk. Kemudian, Gibran keluar dari markas dan mengendarai motornya menuju kampus Camellia.
Gibran sedikit lega karena posisinya saat itu jauh dari pacarnya. Gibran takut kalo pacarnya tau misinya, apalagi salah satunya buat deketin Camellia, Gibran takut kalo Winda akan cemburu dan tidak percaya dengannya. Gibran juga tidak mau kalau Winda tau pekerjaannya.
Satu setengah jam kemudian, Gibran sampai di kampus Camellia. Dia mulai mencari tau tentang Camellia dan mencari celah untuk mendekatinya.
Gibran masuk ke dalam kampus dan keliling mencari Camellia. Dia mulai mencari informasi dan tanya ke mahasiswa lain. 1 jam kemudian, akhirnya Gibran menemukan informasi tentang Camellia. Tapi sayangnya, hari itu Camellia sudah pulang.
"Duh, gue kesiangan," ucap Gibran sendiri.
"Yaudah deh gue coba ke rumahnya aja," lanjut Gibran.
Gibran kembali ke parkiran untuk mengambil motornya. Kemudian, dia pergi ke rumah Camellia. Kebetulan Gibran sudah sempat mencari tau rumahnya jadi dia hanya tinggal datang.
Sesampainya di rumah Camellia dan keluarganya, Gibran memata-matai dari luar. Dari luar, Gibran tidak melihat apa-apa.
"Kok gak keliatan apa-apa sih," ucap Gibran sendiri.
Gibran mulai maju mendekat ke rumah itu. Tiba-tiba dia melihat ada seorang penjaga rumah. Gibran langsung sembunyi.
"Ah.. Pake ada penjaganya segala lagi," ucap Gibran sebal.
"Gimana ya. Mana gak keliatan lagi."
Karena situasinya tidak memungkinkan, akhirnya Gibran menunggu di warung dekat rumah Camellia. Dia menunggu sambil makan siang.
Sambil makan, Gibran menunggu penghuni rumah keluar, tapi mereka sama sekali tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, Gibran sudah selesai makan. Dia pun masih menunggu di warung itu sambil minum kopi dan lain-lain.
"Lama banget gak muncul-muncul," ucap Gibran sendiri.
"Ngantuk lagi." Gibran menguap.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada penghuni rumah yang keluar. Gibran pun mulai fokus ke misinya dan memata-matainya. Dia mengikuti setiap pergerakan targetnya.
Saat itu yang keluar dari rumah adalah Camellia. Gibran melihat Camellia dari kejauhan. Dia melihat setiap gerak geriknya. Saat itu, Camellia sedang menyirami tanaman karena sudah sore.
"Ngapain dia?" ucap Gibran sendiri setelah melihat Camellia keluar rumah.
"Oh nyiramin tanaman."
"Oya, gimana ya caranya gue deketin dia," ucap Gibran berpikir.
"Haduh.. Sebenernya males banget. Kalo bukan demi Winda gue juga ogah."
Hari sudah mulai gelap. Camellia atau keluarganya yang lain bahkan tidak terlihat keluar rumah lagi. Warung tempat Gibran menunggu juga sudah mau tutup. Akhirnya Gibran memutuskan untuk menghentikan misinya dan kembali ke markas.
"Lanjut besok aja deh," ucap Gibran sendiri.
"Gak ada tanda-tanda ada yang mau keluar juga. Mana sepi lagi, dari pada ketawan malah gawat. Banyak cctv juga. Gue harus hati-hati."
Gibran menaiki kotornya lalu pulang ke markas. Di sana dia bertemu teman-temannya yang sedang berkumpul.
"Eh Bran. Gimana hari ini?" tanya Rafi.
"Belum berhasil bro. Gue belum bisa coba deketin dia," ucap Gibran.
"Gapapa bro. Kita lanjut besok aja, masih ada waktu."
"Hm.. "
Gibran duduk di bangku yang ada di situ. Dia merasa lelah mengikuti Camellia seharian.
"Lo mau minum?" tanya Haru.
"Boleh," jawab Gibran.
"Nih," Haru memberikan air minum untuk Gibran.
"Thanks."
Gibran meminum air itu. Setelah itu Tara, Rafi dan Haru berkumpul mendekat ke Gibran.
"Kalian gimana hari ini? Ada perkembangan?" tanya Gibran.
"Belum," balas Tara dan Haru.
"Gue juga belum. Gue ikutin Guntur dari perusahaan tapi ya biasa aja. Gue belum sempet cari cara buat deketin dia," balas Rafi.
"Sama gue juga belum bisa deketin anaknya," balas Tara.
Gibran mengangguk. Hari pertama mungkin memang belum berhasil. Yang jelas dia akan berusaha pelan-pelan agar bisa masuk ke keluarga Guntur.
"Oh iya, kalian udah makan?" tanya Haru.
"Belum."
"Kita makan dulu yuk."
"Makan pake apa. Gue gak ada duit sama sekali," ucap Rafi.
Tiba-tiba, Rey datang ke markas mereka dan mengantar makanan.
"Hey. Gimana kalian udah berhasil masuk ke keluarga Guntur?" tanya Rey.
"Belum," balas Gibran.
"Kita belum bisa. Kita gak bisa kalo buru-buru. Itu terlalu ketara," ucap Rafi.
Rey mengangguk, "Hm.. "
"Terserah kalian mau gimana caranya yang penting kalian harus bisa masuk ke keluarga mereka secepatnya. Bos gak bisa kalo suruh nunggu lama. Bisa-bisa bos marah, dan kalo dia udah marah kalian bakal kena marah," peringatan Rey.
"Iya bro. Kita juga lagi usaha kok," balas Rafi.
"Oke. Gue tunggu hasil kerja kalian."
"Iya, lo tenang aja. Lagian ini kan baru hari pertama," ucap Gibran.
"Iya iya. Oh ya ini makanan buat kalian," ucap Rey.
Rey memberikan makanan yang dia bawa kepada Gibran dan teman-temannya. Makanan itu dia bawa memang sudah jatah Gibran dan teman-temannya.
"Serius? Bayar gak nih?" tanya Tara.
"Gak usah. Ini emang buat kalian. Yang kerja di sini emang semuanya udah disediain," balas Rey.
"Ooh. Enak juga haha. Ngomong-ngomong thanks."
Rey mengangguk. Gibran dan teman-temannya segera membuka kotak makan dan mulai memakannya.
"Emm enak," ucap Haru.
"Gratis ya enak lah," sahut Gibran.
"Hehe hehe."
"Lo gak makan?" tanya Gibran ke Rey.
"Gue udah makan tadi sebelum ke sini," balas Rey.
"Oooo," ucap Gibran mengangguk.
Mereka melanjutkan makannya sampai habis. Setelah selesai makan, mereka membereskan bekas makan mereka dan membuangnya di tempat sampah.
"Eh ngomong-ngomong kita dapet makan gini sehari berapa kali?" tanya Haru.
"Sehari tiga kali," balas Rey.
"Tiga kali? Tapi hari ini kok kita cuma dapet ini?"
"Tiga kali dimulai dari besok. Ini gue kasian aja sama kalian jadi gue bawain makanan."
"Ooh gitu,"
"Tapi kalo kerja kalian gak bener. Kalian bisa aja gak dikasih makan."
Haru menelan ludahnya.
"Makanya kalian jangan santai-santai terus!" ucap Rey.
"Iya iya. Kita juga lagi usaha kok," balas Haru.
"Yaudah gue balik ke markas bos. Inget kerja yang bener!"
"Iyaa," balas Gibran dan teman-temannya.
Rey pun kembali ke markas bos. Sementara, Gibran dan teman-temannya tetap di situ dan merencanakan strategi berikutnya.
"Sekarang kita ngapain?" tanya Haru.
"Kerjalah. Rencanain strategi buat besok," sahut Gibran.
"Hmm.. Oke."
Mereka mulai merencanakan strategi masing-masing. Karena target mereka sudah dibagi, mereka jadi lebih fokus dan pikiran tidak terpecah.
Mereka memikirkan rencana besok masing-masing sambil tiduran di kasur masing-masing. Mereka juga mencari informasi tambahan lewat internet.

Komento sa Aklat (585)

  • avatar
    paramarsya

    500

    2d

      0
  • avatar
    syafarah

    it's so fun

    23d

      0
  • avatar
    AuliaSafa

    seru banget kak

    23/08

      1
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata