Rian datang ke rumah Kira dengan mas taksi online.
“Assalamualaikum... Kira”. Rian dengan sopannya mengetuk pintu rumah Kira dan Mama Kira hafal itu suara Rian. Ya biasa lah Mama Kira memang berniat anaknya untuk pacaran dengan Rian yang ganteng ini.
“Waalaikumsalam, iya Rian masuk dulu. Tante panggil Kira dulu ya”. Belum sempat Mamanya ke atas Kira sudah nongol di belakang badan Mamanya.
“Eh yan, pergi kita lagi”. Dengan senyum yang lebar dan bahagia tiada tara dia pancarkan saat ini.
Rian bengong melihat penampilan Kira yang sangat cantik dan tidak seperti biasanya. Mama Kira pun heran dengan penampilan anaknya.
“Cantik kali anak mama ni, kek gini tiap hari kan enak di pandang”. Kira hanya tersenyum dan tak bisa berkata lagi.
Di dalam taksi online pun Kira masih heran melihat penampilan sahabatnya itu. Tapi kira tak menghiraukan Rian, dia sibuk menelpon Yuli. Ya ternyata pesawat Yuli sudah terbang dari kemarin dan ternyata dia sudah sampai di hotel. Nanti katanya Yuli akan menjemput Kira di bandara Jogja.
“Yan, bentar kalau sampai di bandara lu jangan jauh-jauh dari gua ya. Gua takut nanti diculik”
“Iya gua borgol sekalian nanti, biar gak kemana-mana”
“Heh jangan lah, emang gua maling”.
Bandara Internasional Sutan pukul 08.00 WIB terlihat suasananya sangat ramai. Suara mbak-mbak bandara kiri- kanan terdengar memanggil penumpang. Kira yang jarang healing masih kebingungan kemana arah yang harus dia langkah. Rian dengan sigap memegang tangan Kira. Ya kalau di defenisikan seperti pasangan lah. Kira kali ini menurut dengan Rian. Kalau dia membantah yang ada ditinggal sama Rian.
Orang-orang di dalam bandara sangat memperhatikan mereka berdua. Karna sejak dari awal mereka seperti artis yang sedang pergi bulan madu, satunya cantik satunya ganteng. Kira terheran kenapa orang-orang memperhatikannya.
“Yan, kok orang-orang liatin kita ya. Apa aku jelek ya?”
“Gak lah nyet, lu cantik. Noh liat adek itu aja senyum-senyum liat elu”.
Mendengar pujian itu Kira langsung tersenyum malu dan memegang erat tangan Rian.
Pesawat Garida landas dengan sempurna di bandara Internasional Jogjakarta. Terlihat sangat berbeda suasanya Pekanbaru dan Jogja, tak heran banyak wisatawan yang berdatangan ke sini. Kira dan Rian dengan kaca mata hitamnya berjalan menuju pintu penjemputan. Mereka berdua benar-benar seperti artis.
Di dalam mobil berwarna putih terlihat ada wanita yang melambaikan tangan, “Raa...”. Oh ternyata itu Yuli dan Pria disampingnya tidak terlihat begitu jelas.
“Eh nyet itu sahabat lu ndak”. Rian menunjuk mobil yang di dalamnya ada Yuli.
“Oh iya itu Yuli, yok lah kesana”
Eh tapi tunggu dulu penonton tangan mereka gak lepas dari dalam bandara sampai dalam mobil kayak dikasih lem cina. Hahahaha
Suasana dalam mobil mulai hening. Kira sepertinya kecapean dan tertidur disamping Rian. Kepala Kira sender di bahu Rian, ya membuat sahabatnya Yuli melihat tingkah Kira lucu sekali.
Lokasi hotel mereka cukup jauh dari bandara dan bisa memakan waktu satu jam. Enaknya tidur Kira terganggu saat mobil tiba-tiba ngerem mendadak karna ada ayam lewat. Sontak membuat kaget Yuli dan mengeluarkan kata-kata mutiaranya, “Astagfirullah tu ayam main lewat aja”. Kira yang terbangun langsung nyawanya full mendengar teriakan sahabatnya itu.
“Kenapa sih Yul, kaget gua”
“Ini ayam goblok lewat aja”
Saat Kira melihat pria yang disamping Yuli dia sontak terkejut.
“Geri... lu ajak dia Yul”. Ya perkenalkan dia Geri mantan Kira pas SMA dan sahabatnya Yuli dari SMA. Kalau dijelasin lumayan sulit kawan-kawan.
“Geri siapa ra?”, Rian bingung siapa pria yang dikatakan Kira tadi.
“Nanti deh ra, gua ceritain gimana nya. Nah ni dah sampai hotelnya”.
Hotel Anggur di pertengahan sawah dibelakang nya pantai. Memang nikmat untuk healing. Kira sekilas langsung melupakan semua pertanyaannya tadi dan terpesona dengan keindahan tempat itu.
“Gila... ini keren banget Yul asli gua baru pertama kali ketempat sebagus ini. Ini bener-bener diluar perkiraan gua”.
“Iyalah, kalau gua yang milih gak pernah gagal. Yok masuk”.
Kira spontan megang tangan Rian dan gak mau jauh dari Rian. Sesuai permintaan ibunya. Yuli yang melihatnya kebingungan apa Rian ini pacar Kira atau bukan. Tapi Yuli menghilangkan semua pertanyaan nya itu dan akan menanyakannya nanti sama Kira langsung.
Pintu Kamar 31 warna dinding putih persis seperti yang di series-series itu. Demi apa ini hotel mewah banget, Kira langsung rebahan di kasur dan meninggalkan semua. Surga dunia yang tiada tara ini mah. Dengan nyamannya dia rebahan, Kira bertanya sama Yuli kenapa dia membawa Geri.
“Yul tega lu, kan ini liburan kita. Kenapa lu bawa si monyet itu. Lu kan tau gua sama dia putusnya gak baik karena dia selingkuh. Lu kan tau gua kesal banget sama dia. Lu bikin healing kita hancur aja”.
“Dah siap ngomongnya Kira sahabatku”, Kira menjawab dengan hanya mengangguk seperti anak kecil.
“Jadi gini ya, Geri itu sahabat gue. Emak gue hanya percaya sama Geri. Dia juga gak tau kalau yang bakalan healing sama gua itu elu. Jadi ya sama-sama terkejut. Hahaha”.
Yuli balik mempertanyakan siapa cowok yang di gandeng Kira sejak di bandara tadi.
“Oh dia, dia itu Rian. Teman kampus gua. Dia yang sering gua ceritain ke elu pas gua MABA. Baik banget dia loh. Ini koper pink sama semuanya ini dia yang beli. Dan asal lu tau masa gua dibilang mau bulan madu sama ibu-ibu di Mall”
“Eh tapi lu cocok juga sih sama dia”, Yuli mencubit pipi Kira dengan penuh semangat.
“Gilak sakit banget cubitan lu...jangan lah. Dia sahabat gue doang”.
Di lain kamar nomor 34, kamar Rian dan Geri disana suasana masih senyap dan mereka masih diam-diam tak berbicara. Jiwa penasaran Rian mulai timbul saat dia melihat pesan masuk dari Yuli di ponselnya.
“Apa gua tanya sendiri aja ya”, tapi keinginannya tertunda karna Kira mengetuk pintu kamarnya.
“Yan.... tolongin gua dong”, Kira tak segan mengetuk pintu dengan keras ya seperti anak TK minta ice cream.
Wah kira-kira apa ya yang diminta Kira))