logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 4

Beberapa kali ada hal yang memang meragukan, saat itu pula dunia serasa tidak berjalan semestinya. Pikiran yang semakin menumpuk itu membuat Julian sedikit merasa heran. Disaat itu pula dirinya tampak sedang memikirkan sesuatu. Satu persatu tugas mulai diselesaikan dan sekarang dirinya sudah kembali ke kantor bersama dengan seniornya itu. Tidak lama setelah itu, dirinya melihat seorang murid sekolah menengah atas terlihat babak belur dan kemudian tepat didepan murid itu ada senior Julian yang sekarang ini sedang menangani mereka. Kini dirinya sudah mulai merasakan firasat buruk. Ternyata dugaan itu memang benar adanya. Saat itu pula dirinya sampai merasa sedikit kebingungan namun kemudian paham akan situasinya. Berbeda dengan yang sebelumnya, kasus ini cukup buruk dan kemudian Julian menghampiri murid itu seketika menanyakan sesuatu. Ternyata murid itu mengatakan beberapa hal yang dialaminya di sekolah. Murid ini bernama Jinny. Orang ini selalu saja mendapatkan perlakuan buruk dari semua teman sekelasnya sejak dirinya pindah ke sekolah tersebut. Mereka menganggap kehadiran Jinny sungguh menggangu sekali. Tidak lama setelah itu, Jinny mulai mendapatkan perlakuan yang mengerikan dari mereka. Tidak hanya itu saja, mereka juga selalu menyeretnya dan kemudian menendang-nendang badan Jinny. Begitu mendengar ucapan anak ini, Julian langsung merasa kesal atas perbuatan yang mereka lakukan kepada Jinny. Kasus kekerasan seperti ini memang sering terjadi. Sekarang Jinny yang ada di kantor ini seperti ingin sekali mengakhiri semuanya karena itulah datang kemari seorang diri dengan masih berpakaian seragam dan tampak penampilan yang sungguh tidak diduga. Wajah cantik Jinny terdapat beberapa luka dan tangannya yang dibaluti perban. Seketika begitu melihat kondisi anak ini seperti ini, Julian semakin yakin kalau perbuatan anak-anak itu memang tidak manusiawi. Jinny awalnya merasa tidak berdaya dan tiba-tiba saja mulai memberanikan diri melawan mereka dan kemudian situasinya malah semakin mengerikan. Mereka sampai nyaris membunuh Jinny. Untungnya Jinny sempat mencoba melarikan diri dan kemudian membela diri. Julian yang terus mendengarkan cerita anak ini, seketika dirinya mulai merasakan empati. Setelah itu, Julian beranjak dari tempat duduk dan kemudian dirinya menyerahkan setelahnya kepada senior yang memang akan menangani kasus ini. Disaat itu pula, tiba-tiba saja seseorang memasuki ruangan ini dan tidak lama kemudian orang itu langsung berteriak histeris dan memeluk Jinny. Orang yang datang itu tidak lain adalah orang tua Jinny dan mereka sama sekali tidak mengetahui masalah yang dirasakan Jinny. Suasana mulai terlihat sangat emosional. Julian kembali memasuki ruangan divisi dan sekarang dirinya duduk dan kemudian menghela nafasnya perlahan.
“Kau tidak akan mengambil kasus ini?” tanya Timoti.
“Tidak.”
“Wah, apa senior tidak memberikannya untukmu?”
“Kau benar. lagi pula itu memang bukan tugasku.”
“Ah, begitu rupanya. Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang? Jangan bilang kau hanya akan berdiam diri saja sambil menunggu?”
“Entahlah. Kurasa memang itu yang harus kulakukan. Aku masih banyak yang harus kuperbaiki selain itu juga ada beberapa hal yang sepertinya cukup membuatku merasa tertekan.”
“Apa itu? kau langsung mengeluh hanya karena hal itu? aneh sekali. Padahal aku berharap kau lebih baik dari ini.”
“Kau terlalu menggantungkan ekspektasi. Tidak semua manusia itu akan sesuai dengan ekspektasi. Kau seharusnya tahu itu.”
“Yang kau katakan itu ada benarnya. tapi, apa senior tidak memberitahumu soal kasus yang baru-baru ini mereka dapatkan?”
“Apa?”
“Sudah kuduga akan begini. Dengar, belakangan ini sering kali terjadi tragedi di sekitar wilayah utara. Orang-orang sana mengatakan kalau itu mungkin saja berhubungan dengan kejahatan. Karena itulah mereka datang kemari dan kemudian menyuruh untuk membantu mereka menemukan orang jahat itu.”
“Itu lebih seperti dongeng saja.”
“Apa kau bilang?”
“Memangnya ada bukti yang memperlihatkan kalau memang ada tragedi mengerikan dan mereka menjadi korbannya? Kalau tidak ada buktinya, itu hanya spekulasi yang sengaja dibuat mereka.”
“Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?”
“Aku pernah membaca study kasus ketika masih di akademi.”
“Benarkan?”
“Ya. Mungkin kau tidak akan percaya. Karena kita berasal dari akademi yang berbeda.”
“Tunggu dulu, kalau ternyata kau secerdas itu kenapa kau malah ditempatkan di divisi ini? bukankah seharusnya kau berada di tim yang lebih unggul?”
“Kalau soal itu aku juga tidak mengerti. Hanya saja, aku sering kali merasa kalau kemungkinan besar posisiku memang harus dimulai dari sini.”
“Hah? Apa-apaan itu?”
“Kau tentu saja pasti bingung.”
“Ngomong-ngomong, apa kau pernah mempelajari hal yang lebih berbahaya dari itu?”
“Ya. Aku pernah membaca dan kemudian mempelajarinya. Kurasa itu akan membantu dimasa depan.”
“Kau yakin sekali rupanya.”
Julian kemudian kembali memeriksa beberapa dokumen yang ada di atas mejanya. Saat itu pula dirinya mulai tertarik dengan kasus yang dikatakan oleh Timoti. Disaat itu juga dirinya sempat merasa kalau kemungkinan besar itu memang sungguh menyimpan banyak sekali misteri. Tidak lama setelah itu, ada hal lain yang memang sudah lama sekali terlihat sangat aneh. Julian seketika kembali membaca dokumen tersebut dan rupanya seketika dirinya menemukan sesuatu. Dirinya mulai melihat adanya hal yang selama ini kemungkinan besar berhubungan dengan beberapa kecurigaannya itu. Selanjutnya, dirinya mulai kembali lagi bekerja setelah memikirkan hal itu barusana. Ada kalanya ini memang memerlukan konsentrasi yang cukup. Sementara itu, sekarang Jasper yang berada tepat di sebuah tempat yang kali ini sedang dikunjunginya itu. Disaat itu juga dirinya mulai melihat beberapa orang yang memang sedang berada di sana. Orang-orang itu kemudian melihat ke arah Jasper dan setelah itu dirinya mulai mendekat. Sambil melihat apa yang mereka lakukan, ternyata mereka memang sedang bersikeras untuk menuntut beberapa kasus yang terjadi kepada mereka saat ini. Jasper yang kemudian merasa heran akan hal itu, tidak lama kemudian memasuki ruangan tersebut dan setelah itu bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah pimpinan divisi di wilayah ini. Orang itu kemudian mempersilahkan Jasper memasuki ruangannya.
“Apa yang terjadi? Kenapa mereka sampai mengepung gedung ini?” tanya Jasper.
“Kurasa tidak perlu kujelaskan juga sudah pasti bisa menebaknya.”
“Apa?”
“Mereka hanya datang karena adanya keluhan yang menimpa mereka. tapi, untuk saat ini tidak ada yang bisa dilakukan. Orang yang kukirim juga belum kembali. Sepertinya wilayah ini memang sedang dalam keadaan yang kritis.”
“Apa maksudnya dengan keadaan yang kritis?”
“Belakangan ini terjadi kejahatan yang tidak diketahui.”
“Apa? kejahatan yang tidak diketahui?”
“Ya. Kami mendapatkan laporan kalau korban yang ditemukan ternyata sudah berwujud mengerikan. Sampai sekarang aku masih menyelidikinya.”
“Tunggu dulu, apa maksudnya ini?”
Dari halaman website terdapat beberapa informasi yang berisikan sesuatu yang mengerikan. Tulisan itu mendeskripsikan bagaimana kejadian yang bahkan sampai detik ini masih menjadi misteri. Hilangnya beberapa orang dan hanya menyisakan darah itu membuat beberapa pembaca sangat ketakutan. Jasper masih terus memandangi website tersebut dan tidak lama setelah itu dirinya sangat terkejut sekali. Ada banyak hal yang rupanya tidak diketahui olehnya selama ini. Selain itu, dirinya juga sampai tidak berkata-kata. Disaat yang hampir bersamaan pula, sekarang Julian sedang memeriksa beberapa kasus yang rupanya diserahkan kepada dirinya. Saat itu juga dirinya mulai merasa penasaran akan beberapa kasus yang cukup misteri itu. Seketika dirinya seperti baru saja mendapatkan harta karun. Saat itu juga ada yang memberitahunya kalau sebenarnya memang banyak hal yang tersembunyi dan alasan mereka tidak mempublikasikannya hanya karena semua itu rupanya masih belum ada jawaban sampai sekarang. Misteri yang sulit sekali untuk dipecahkan. Tidak hanya sampai disitu pula, dirinya juga merasa kalau kemungkinan besar memang sangat rahasia. Julian selalu saja merasa ingin tahu dan setelah itu dirinya mulai kembali mencari informasi tersebut. Setelah itu, Julian juga menyelidiki sesuatu yang memang masih menjadi perdebatan untuk saat ini. Sesuatu yang bahkan sulit sekali untuk dimengerti. Ada kalanya hal itu pula yang membuat dirinya sampai menelusuri lebih jauh.
‘Ini cukup menarik,’ gumam Julian dalam hati.
Sementara itu, beberapa hal sedang terjadi. Kali ini ada banyak orang yang kemudian berkumpul di salah satu tempat yang tidak lain adalah aula pusat kota di wilayah ini. Mereka datang berkumpul begitu mendengar kabar terbaru. Seseorang baru-baru ini rupanya tampak memberitahu sesuatu yang bahkan cukup menggemparkan. Disaat itu juga mereka mulai berdatangan karena memang merasa penasaran akan hal itu. Tidak lama setelahnya, seseorang juga rupanya datang dengan tenangnya dan begitu melihat orang yang datang ke tempat ini cukup banyak. Saat itu juga dirinya langsung terkejut dan kemudian sesekali melihat ke sekeliling yang mana semua orang tampak aneh. Disaat yang bersamaan, beberapa kelompok orang yang sekarang sedang berkumpul di suatu ruangan yang lumayan minim cahaya. Mereka seolah sedang mengadakan rapat dan tidak lama setelah itu salah satu dari mereka mulai memberitahu yang lainnya kalau sebentar lagi akan dimulai. Orang itu begitu yakin dengan ucapannya barusan. Sekarang ini, di aula pusat kota itu rupanya berdiri seseorang yang memakai jas hitam dan gayanya seperti orang yang berasal dari kejaksaan. Orang itu kemudian mengatakan sesuatu kepada mereka semua dan disaat yang bersamaan, terjadi hal yang sangat mengerikan. Salah satu orang yang tidak lain detektif itu kemudian berteriak dan menyuruh yang lainnya untuk melarikan diri.
“Apa yang kalian lakukan? Cepat pergi dari sini! Ini berbahaya,” teriak detektif itu dan anehnya mereka tidak mendengarkan ucapannya itu.
‘Sial. Apa mereka tuli?’ gumam detektif dalam hati.
Di tempat yang berbeda, Julian masih ada di dalam ruangan divisi dan sekarang dirinya terlihat baru saja menyelesaikan pekerjaannya itu. Tidak lama kemudian, dirinya mendengar dering ponsel dan ketika dilihat ternyata itu ada panggilan dari seniornya. Dengan cepat dirinya langsung mengangkat panggilan tersebut, namun anehnya Julian hanya mendengar suara tembakan dan itu pula keras sekali.
“Halo? Senior? Halo, senior apa yang terjadi?”

Komento sa Aklat (51)

  • avatar
    PurbaTrisaka

    gem seru bica baca cerita

    17/08

      0
  • avatar
    KepoSaha

    100

    10/07

      0
  • avatar
    SaidAbu

    mantaap

    25/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata