logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bukan Simpanan Biasa

Bukan Simpanan Biasa

Dinara L.A


Bab 1 Ponsel Rahasia

Ponsel? Punya siapa, ya? Kenapa bisa ketinggalan di mobil Mas Andre?
Kuambil benda pipih yang terselip di sebelah jok mobil. “Wah, ini kan ponsel yang harganya lumayan mahal,” gumamku setelah memerhatikan tipe dan merknya tersebut.
Iseng aku menyalakannya karena ponsel dalam keadaan tidak aktif. Kuketuk layar, seketika tampilan foto wallpaper sang pemilik terlihat.
"Mas Andre?" Mataku terbelalak.
Meski pose-nya membelakangi kamera tetap saja aku yakin lelaki di dalam foto tersebut adalah suamiku. Akan tetapi siapa wanita yang sedang dirangkulnya? Mataku terasa memanas, buliran bening lolos begitu saja tanpa aba-aba menuruni dagu. Dengan bergetar kubuka isi ponsel lebih jauh. Aplikasi pesan menjadi tujuan utama.
Mata ini langsung tertuju pada riwayat pesan dari kontak bernama ‘Mila kesayangan’. Mila? Tunggu bukankah ini sekretaris baru yang dikatakan Mas Andre? Apa artinya suamiku telah berselingkuh dengan dia? Sejak kapan?
Lanjut kubaca chatingan yang pasti akan menyesakan dada.
[Honey, sudah sampai rumah?]
[Iya. Ni baru sampai.]
[Ih, padahal aku masih kangen] Diakhiri emot menangis.
[Sama, tapi kalau terlalu malam pulang takut istri curiga.]
[Kapan sih, wanita tua itu akan kamu buang?]
[Nanti menunggu waktu yang tepat. Sabar ya, Sayang.]
[Sudah lama Honey, aku menunggu.]
[Iya sabar. Udah dulu ya, mau masuk rumah nih!]
[Sampai ketemu besok di kantor. Besok berangkat lebih pagi, ya! biar bisa nganu dulu sebelum yang lain datang.] Emotnya mengedipkan mata.
[Ok, Sayang.] Emot penuh cinta mengakhiri chat.
Tubuhku melorot di samping mobil yang terparkir. Kupukul-pukul dada ini seakan mencari pasokan oksigen agar masih bisa bernapas. Perlahan napas tersengal bisa kukendalikan dengan kepalan tangan dan bibir yang kugigit kuat-kuat. Kucek kembali tanggal riwayat chat barusan, KEMARIN pukul 21:50 malam. Berarti chatingan semalam? Coba buktikan! Apa hari ini dia akan berangkat ngantor pagi-pagi? Kutengok arloji yang melingkar di tangan, baru menunjukkan pukul 05:00 pagi.
Tiba-tiba aku teringat kegiatan kami semalam. Sesuatu yang selalu membuatku bergairah. Meski terlihat lelah, Mas Andre sama sekali tidak menolak. Bahkan berusaha melayaniku sebaik mungkin seperti biasa.
"Astaghfirullahalazdim …." Rasa jijik menyergap.
Membayangkan semalam aku dilayani lelaki yang beberapa menit sebelumnya bekas wanita lain. Bahuku terguncang merasakan getaran amarah yang dahsyat hingga ponsel yang kupegang terjatuh. Kepalaku benar-benar terasa berat dan mau pecah. Bak terjatuh dari ketinggian empat puluh ribu kaki. Setara dengan jatuhnya sebuah pesawat.
**
-Hari sebelumnya-
Drettt … bunyi ponsel di atas meja makan.
“Lho, itu kan ponselnya Mas Andre? Ketinggalan rupanya.”
Tampak kontak bernama ‘Mila’ menari-nari menunggu panggilannya diangkat. Aku yang selama ini tidak pernah kepo dengan isi ponsel suami, mendadak ingin mengetahuinya. Klik, kuangkat segera.
“Hallo, Pak Andre,” sapanya terdengar suara seorang wanita.
Spontan kuputuskan panggilannya.
Kontak itu muncul kembali memanggil, tetapi kuabaikan. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri yang mencuatkan seribu tanya. Siapa Mila? Kenapa aku baru dengar? Jangan-jangan … tidak, tidak mungkin! Bukankah selama ini sikap Mas Andre tidak pernah berubah? Pulang kerja juga selalu tepat waktu. Kalau pun telat atau ada acara keluar rumah, ia selalu melapor padaku. Bahkan aku sering dibawa ikut serta ke acaranya.
Dari pada berpikiran yang tidak-tidak, lebih baik aku bermain medsos saja. Siapa tahu ada cerita baru yang seru di grup novel fiksi favoritku. Kuscroll-scroll layar ponsel. Tibalah di sebuah cerbung yang berjudul ‘Chat Rahasia Suami di Gawainya’.
“Wih, jumlah likenya sudah sampai sepuluh ribu lebih padalah baru tiga jam yang lalu Authornya post. Pasti seru nih!”
Aku pun kasih jempol suka dan langsung membacanya. Pantesan likenya banyak, emak-emak memang doyan dengan cerita pelakor. Bikin ngakak juga saat baca komentar-komentarnya. Ada yang sampai mengeluarkan umpatan binatang segala.
Selesai membaca, aku malah jadi makin kepikiran isi ponsel Mas Andre. Kuputuskan untuk mengeceknya diam-diam. Mumpung ketinggalan, jadi bisa dengan leluasa aku memeriksa.
“Yah … aku tidak hapal kata Sandinya.” Hatiku mencelos.
Kucoba masukkan digit yang sekiranya menjadi sandi. Tapi tidak kunjung terbuka
“Aku memang payah,” keluhku.
Tiba-tiba ponsel berbunyi, segera kuangkat karena ternyata nomer kantor Mas Andre yang telepon.
“Sayang, lagi apa?” tanyanya setelah tersambung.
“Lagi santai saja, Mas.”
“Oya, ponsel Mas ketinggalan ya?”
“Iya, ada.”
“Sayang tolong cek dong, kata atasan Mas tadi kirim salinan file via chat. Masuk tidak ya?”
“Aku 'kan tidak tahu sandi ponselnya,” ujarku.
“Oh iya. Sandinya tanggal lahir kamu, Sayang,” ucapnya selalu manis.
Aku yang sedari tadi merasa lemas gara-gara pikiran negatif seketika bersemangat.
“Baik, Mas. Aku akan coba cek. Kalau sudah masuk, terus harus diapain?”
“Nanti kamu kirim kembali ke kontak yang bernama Mila,” perintahnya.
“Mila?” Bukankah yang menelepon tadi? Batinku.
“Iya, dia sekertaris baru. Mas lupa belum pernah cerita.”
“Oh, ok.”
“Ya, sudah. Mas mau lanjut kerja, ya! Terima kasih, Sayang.”
Segera kumasukkan digit tanggal kelahiranku. Kenapa tadi tidak kepikiran, ya? Haha, mungkin karena otakku sudah terlanjur berpikiran negatif jadi sempit deh, akal.
Tentu dengan leluasa aku cek semua riwayat pesan dan panggilan juga semua isian ponsel Mas Andre tidak ada yang terlewatkan. Sekarang aku bisa tenang dan tersenyum lebar saat tahu ternyata di galerinya pun hanya berisi foto-foto kami berdua.
“I love you, myhusban forever.”
Beso-besok aku tidak mau baca lagi cerita pelakor, takut nyangkut lagi di otak terus berpikiran aneh-aneh lagi. Aku sudah cukup percaya pada suamiku. Jangan sampai kepercayaan ini goyah gegara baca cerita fiksi yang sudah jelas hanya karangan belaka.
**
Tepat pukul sepuluh malam suamiku baru tiba di rumah. Sebab ia harus mampir dulu ke rumah ibunya yang lagi kurang enak badan. Tentu saja aku percaya, tadi juga aku sempat video call dengan beliau dan suamiku memang ada di situ.
“Sayang, tumben belum tidur?”
“Lagi kangen kamu, Mas.” Nadaku manja.
“Aduh, ada apa nih? Roman-romannya lagi happy,” ujar Mas Andre.
“Mas, cape nggak?” tanyaku malu-malu.
“Cape sih, tapi Mas selalu punya stok energy buat kamu sayang.”
“Nggak ah, kalau Mas cape, kita tidur saja. Lagian ini sudah malam,” nadaku sedikit ketus.
“Sayang … yuk kita olah raga malam dulu, agar tidurnya nanti nyenyak.”
Kata olah raga malam adalah sebuah kode yang sering ia lontarkan. Kalau sudah begitu aku akan menyambutnya dengan semangat. Memang ini yang kunantikan sedari tadi. Pokonya Mas Andre adalah sosok suami terbaik. Bagiku ia sempurna. Nafkah batinku selalu terpuaskan. Begitu pun bagi kedua anak kami, ia sosok ayah yang selalu ada jika dibutuhkan dan sosok super hero yang siap melindungi 24 jam.
**
“Hoam …." Aku terus menguap.
Kemudian beringsut dari ranjang untuk membersihkan diri atas pertempuran semalam. Saat mau keramas, baru ingat kalau sampo ternyata sudah habis.
“Mas, Mas.” Aku membangunkannya pelan.
“Apa, Sayang? Mas masih ngantuk,”
“Mas, semalam 'kan aku minta Mas mampir ke mini market untuk beli sampo, nah mana samponya?”
“Sampo? Oya, mungkin ketinggalan di dalam mobil. Coba cek,” jawabnya masih dengan mata terpejam.
“Kunci mobilnya mana?”
“Di saku celana kayaknya.” setelah menjawab ia tampak pulas kembali.
Setelah menemukan kunci, aku bergegas ke mobil Mas Andre yang terparkir di carport. Udara subuh dinginnya menusuk tulang. Aku tidak mau berlama-lama dan segera kucari sampo itu.
“Sebelah mana sih?” gumamku setelah menyalakan lampu dalam mobil.
Mataku tidak sengaja malah menangkap sebuah benda pipih yang tampak terselip di sebelah jok. Langsung kuambil.
Ponsel? Punya siapa, ya? Kenapa bisa ketinggalan di mobil Mas Andre?
***

Komento sa Aklat (144)

  • avatar
    RahayuSingku

    Ceritanya memberi kita pelajaran apa itu sebuah balas dendam? Sumpah ni novel keren banget. rugi klo gak baca. best author 👍👍👍

    07/05/2022

      0
  • avatar
    Arga Ahsanul Hakim

    Nice

    19d

      0
  • avatar
    Cepot Bouble

    sangat kerennya

    19d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata