logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

The Heir's Revenge (Pembalasan Dendam Sang Pewaris)

The Heir's Revenge (Pembalasan Dendam Sang Pewaris)

Paradista


Harapan

"Tuan muda Aditya, tolonglah ikut bersama kami" ajak seorang pria bernama Yosef pada pemuda yang dihadangnya.
"Tak sudi, untuk apa saya ikut denganmu paman Yosef? Setelah 10 tahun lalu kalian mengusirku, menendang kami dari rumah tuan besar kalian itu" jawab Aditya.
"Maafkan saya Tuan muda, percayalah tuan besar selalu melindungi anda selama ini, dia ayah yang baik, ibu kandung anda tahu kebenaranya" jawab Yosef.
Aditya berpikir sejenak, teka teki pertanyaan mulai membuat kepalanya pusing, dia hanya bertanya-tanya saja, "kenapa setelah dia diasingkan bersama ibunya selama 10 tahun ini, hingga sudah terbiasa dengan kehidupan yang sulit ini, tiba-tiba saja ajudan ayahnya datang untuk menjemputnya, sebenarnya apa yang diinginkan ayah yang begitu dia benci itu?"
"Tuan muda, tolonglah tuan. Ayolah anda pulang dulu, kita tidak memiliki banyak waktu lagi" desak paman Yosef.
"Apa yang sebenarnya terjadi paman Yosef? Apa yang kalian inginkan dariku si anak haram ini? Bukankah kalian seharusnya tidak menemuiku lagi, setelah aku kalian buang?" Tanya Aditya, terlihat begitu stres karena merasa sangat terganggu dengan hadangan Yosef yang tidak sendirian itu, melainkan dia membawa beberapa penjaga dan seolah-olah ingin menculiknya.
Dan benar saja, Yosef sudah tak tahan dengan waktu yang seolah-olah diulur oleh Aditya, dia mengisyaratkan ketiga penjaganya untuk segera memasukan Aditya dengan paksa ke dalam mobil.
"Hei, lepaskan saya, apa yang kalian lakukan? Lancang sekali, lepaskan!" Teriak Aditya sambil terus meronta, tetapi percuma saja, ketiga penjaga tersebut begitu besar dengan tenaga yang begitu kuat.
Aditya dimasukan paksa ke dalam mobil mercedes-Benz E-300 hitam tersebut, kemudian duduk di kursi belakang dan diapit oleh dua orang penjaga, sedangkan penjaga lainya masuk dan duduk di kursi depan untuk bersiap menyetir serta Yosef duduk di samping supir, lalu mobil pun meluncur meninggalkan jalanan itu. Karena saat Aditya dihadang Yosef kebetulan sedang berjalan di jalan kecil menuju rumahnya.
"Maafkan saya tuan muda, terpaksa harus melakukan ini, saya tidak ingin mengulur waktu lagi, keadaan tuan besar sangat kritis" ucap paman yosef.
"Terserah kalian saja, saya sudah muak" jawab Aditya sambil mendengus begitu kesal.
Mobil yang mereka tumpangi meluncur begitu cepat, karena Yosef menyuruh sopirnya untuk sesegera mungkin menuju tempat tujuan.
Hampir 30 menit lamanya, mobil akhirnya sampai ditempat tujuan, memasuki basement rumah sakit dan menyuruh Aditya segera dikeluarkan saat mobil sudah terparkir dengan aman.
Aditya tidak bisa kabur, hanya mengikuti saja Yosef yang berjalan di depan, mereka berlima memasuki lift, salah satu penjaga memencet lantai 22, kemudian pintu lift tertutup dan mereka meluncur naik dengan cepat.
Trink, pintu lift berbunyi tanda mereka sudah sampai di tujuan. Tampak jelas jika di lantai tersebut hanya ada beberapa kamar pasien khusus kelas atas, Aditya terus saja berjalan mengikuti Yosef, kali ini dengan sikapnya yang tenang karena dia sadar sedang berada di tempat orang-orang sakit, dia bertanya-tanya dalam hatinya "siapa yang sakit? Mungkinkah ada yang meninggal?"
Tok, tok, tok.
Yosef mengetuk pintu tiga kali, terdengar seseorang membukanya, masih seseorang yang tampak seperti penjaga, terlihat di dalam banyak penjaga juga setelah Aditya dan Yosef dipersilahkan masuk.
Terlihat seorang perempuan berusia sekitar 45-50 tahunan sedang bersedih dan menangis di samping pria paruh baya yang terbujur lemah di atas kasur pasien dengan hidung ditutupi selang oksigen beserta selang infus dimana-mana, memenuhi tangan, dada dan beberapa bagian tubuh lainya, pria itu terlihat sangat kritis dan mengenaskan.
"Nyonya Sandra, tuan muda aditya sudah datang" ucap Yosef pada perempuan yang dia panggil Sandra tersebut.
Nyonya Sandra menoleh ke arah Yosef dan pemuda di sampingnya, raut yang begitu sedih menyelimuti seluruh wajahnya dengan tangan sedikit bergetar tak mau melepaskan genggaman pada tangan pria yang sedang tertidur tak berdaya itu.
Aditya memandang lekat wajah pria yang berbaring itu, dia tertegun dan sangat terkejut, karena pria itu adalah ayahnya, ayah kandungnya, ayah yang selama ini begitu dia benci, tetapi saat melihatnya dengan keadaan seperti ini, Aditya pun sejenak menjadi luluh dan merasa sangat kasihan.
Nyonya Sandra tak berbicara sepatah katapun, air matanya terus mengalir deras, apalagi saat melihat kepada Aditya, air matanya tak sanggup dia bendung lagi dan menangis sejadi-jadinya.
"Jika bukan karena keadaan ayahmu, aku tak sudi bertemu denganmu, hingga mati pun aku tak pernah menginginkan kehadiranmu, tapi kamu tetaplah darah daging suamiku, aku tahu kamu tidak bersalah, tetapi hatiku tidak bisa dipaksa untuk menerimamu" ucap Nyonya Sandra dengan tangisan yang terdengar begitu pilu.
Aditya hanya diam, dia tak mau melawan seorang wanita bernama Sandra ini, karena dia tahu perempuan ini aslinya baik dan penyabar hingga Aditya tak pernah sekalipun menyimpan kata-kata kasar perempuan ini di dalam hatinya, karena kesalahan ada pada ayah dan ibu kandungnya yang telah berselingkuh dari Sandra hingga menjadikannya seorang anak yang berstatus anak haram, anak dari hasil perselingkuhan ayah dan ibunya yaitu Aletta dulu saat bekerja sebagai sekretaris di perusahaan Tuan Fajar ayah kandungnya itu.
"Ta-tapi untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku ingin meminta tolong padamu Aditya, tolonglah ayahmu, tolonglah kembalilah ke rumah dan jadilah pewaris perusahaan kami, aku membutuhkanmu, ayahmu membutuhkanmu, karena jika besok kamu tidak muncul, maka perusahaan akan direbut oleh adik-adikku, yaitu pamanmu yang gila harta dan kekuasaan itu" ucap Sandra lagi dan masih dengan isak tangis yang terdengar memilukan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Aditya bersuara dan memberanikan bertanya pada Sandra atau siapa pun yang mau menjawab pertanyaan di ruangan tersebut.
"Tuan semalam ditusuk seseorang saat sedang berada di pusat perbelanjaan bersama nyonya Sandra" jawab Yosef.
Aditya begitu tercengang, kejadian yang seperti di film-film itu terjadi pada kehidupanya dan ayahnya mengalami kebrutalan dari orang-orang tak bertanggung jawab tersebut.
"Dirampok?" Tanya Aditya.
"Bukan Tuan, sepertinya, sengaja ada orang yang menyuruh mereka berdua membunuh ayah anda serta nyonya Sandra, karena mereka tidak mengambil apapun dan seolah sudah menargetkan, saat kami lengah mereka langsung bertindak" jawab Yosef lagi sekaligus memberi penjelasan.
"A-pa? Dibunuh? Di dalam mall yang seramai itu, mereka berani bertindak?" Aditya terus bertanya, karena dia tak mempercayai ucapan Yosef tersebut, tetapi Yosef hanya mengangguk, membenarkan setiap pertanyaan dari Aditya, hingga Aditya Pun merasa lemas.
"Mereka manusia-manusia laknat, berani membunuh suamiku di depan mataku sendiri, seolah mereka tahu jika besok suamiku tidak hadir maka perusahaan suamiku akan jatuh kepada orang lain, untuk itulah dalam situasi kritis ini, aku begitu membutuhkanmu Aditya, maukah kamu menjadi penolong kami? Aku lebih ikhlas memberikan warisan suamiku padamu, karena kamu putranya, darah dagingnya, daripada memberikan pada mereka yang merupakan salah satu dalang dari pembunuhan ayahmu" ucap nyonya Sandra, dengan tatapan penuh amarah.
  
 

Komento sa Aklat (95)

  • avatar
    c******n@gmail.com

    Cerita yang menarik 💙

    07/06/2022

      0
  • avatar
    TaryanaYaya

    saya mau dapat dm 10000

    15d

      0
  • avatar
    Baik2Jaga

    iya

    22d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata