logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

6. Dilanda Rindu

Rasa ini kusimpan dalam, hingga akupun yakin jika kau pun tak menyadarinya.
Kalbuku terus - menerus dilanda rindu.
Hmm... Berat sekali.
*****
"Kemana Rania? " Rivat berpikir-pikir, lalu berjalan ke kelas Rania. Kelas telah kosong sempurna.
'Rania...! Apa kau memang menghindariku? Mengapa? '
"Dek... dek... Maaf! Rivat memanggil seorang siswa yang kelasnya di sebelah kelas Rania. " Maaf apa Rania tadi tidak pulang lebih awal? kok kakak tunggu dari tadi orangnya gak ada. "
"Jam terakhir tadi mereka belajar di labor biologi mungkin langsung pulang."
"Oh... " desah Rivat dengan penuh kecewa, misi gagal. Rivat pulang dengan langkah tak bersemangat.
Saat Rivat telah jauh Rania dan ketiga teman nya keluar dari tempat persembunyian.
"Makasih ya Ervan, lo jadinya harus berbohong. "
"Ya gak apa, lagian ngapain sih pake menghindar segala? "
"Gak siap adek ketemu abang" sambung Ember.
"Tapi kasihan juga lihat kak Rivat, tadi pagi aja mukanya langsung masam lihat lo jalan bareng kak Dhika. " ucap Veros
"Damai aja napa, lebih enak hati, tenaaang. " terang Yulex.
"Belum saat nya" lirih Rania pelan, 'Ya Allah, ampuni hamba, hamba belum siap untuk minta maaf pada kak Rivat'
----------
Rivat tak patah semangat, keesokan harinya dia datang pagi-pagi ke sekolah, mangkal di depan pintu gerbang. Rivat berjalan mondar-mandir sambil sesekali menendang udara kosong.
Susah payah Rivat menahan hati yang gundah gulana, mengapa tidak bertemu Rania rasanya amat menyiksa.
Rivat tak pernah merasakan yang seperti ini, sudah banyak mantan pacar nya tapi rasanya biasa-biasa saja, niat kirim pesan saja tak ada, apalagi kangen mana pernah, tapi... untuk Rania semua berbeda.
"Kau benar-benar mengacaukan hidup ku, Ra! " lirih Rivat.
"Lo kenapa pagi-pagi udah kecut? tanya Heru yang baru datang " Ada cewek yang nembak? Biasanya lo begini saat ada yang nembak, bingung mau terima apa nggak"
"Nungguin Rania" ucap Rivat sebelum Heru melanjutkan ocehan nya.
"Ya Allah...! Kasihan banget hidup lo, sampe segitunya. " desah Heru sambil melambaikan tangan nya pada seorang siswi. " Gue temenin ya! "
"Pagi Shasa...! " sapa Heru sambil tersenyum genit.
"Hai Melati... " Heru mengeluarkan kedipan mautnya.
"Wah... hari ini kamu makin cantik Kiara... " puji Heru dengan nada desahan.
Oh... Feby... My Love! " ucap Heru tak kalah dahsyat.
"Astaga... Heru! mulut lo bisa diem gak sih, jijik gue denger rayuan lo. " gerutu Rivat.
" Sayang sekali pak KeTOS gue gak bisa diem, napa? Lo ngirikan? mulut lo kaku seperti papan. " Heru terkekeh melihat wakah kesakitan Rivat.
"Najis! Udah sana pergi, gue gak perlu di temani. "
"Oh tidak bisa, gue sahabat setia, gak tega gue liat lo merana sendiri. " ucap Heru lagi. "Halo Nia... ntar chat me, oke!"
Rivat hanya begidik ngeri melihat tingkah Heru.
" Teet... teet... "
"Yuk ah masuk, udah bell" Heru menarik Rivat.
"Tapi... Rania nya belum datang! "
"Udah ayo! Mungkin Rania udah ada di kelas, dia berangkat habis subuh. " Heru tertawa puas saat melihat wajah Rivat yang kesal.
"911, kak Rivat udah masuk ke kelas nya"
Rania membaca pesan di HP nya dari Yulex, Rania keluar dari persembunyian nya tak jauh dari pintu gerbang.
Rania berlari-lari menuju kelasnya melewati taman belakang. Napas Rania ngos-ngosan saat sampai ke kelas nya.
"Gila tuh kak Rivat! " ucap Rania sambil mengatur napasnya dan mengibaskan buku tulis ke wajahnya untuk menghilangkan gerah.
"Dia makin berani mau nemuin gue, untung lo tadi kasih info ke gue kalo ada kak Rivat di gerbang. "
"Sudah temuin aja" ucap Yulex.
"Gue belum siap, butuh kekuatan super untuk menghadapi nya. " Rania terkekeh.
"Tak baik menyimpan dosa lama-lama, lo bersalah padanya saat MOS, mau sampai kapan kita kucing-kucingan begini, nambahin dosa. "
"Sampe dia nyerah" Rania makin terkekeh.
---------
Latihan basket Rivat makin kacau. Rivat selalu gagal fokus, berkali-kali dia gagal memasukkan bola ke ring. Rivat memijit kepalanya pening dengan kesal Rivat melemparkan bola sembarangan.
"Fokus dong kapten! " ucap Rey mendekati Rivat.
" Masalah pribadi tolong di kesampingkan dulu" ucap Yoga.
"Rivat, lo jangan manja deh! Baperan amat kaya cewek. " gerutu Heru kesal.
"Turnamen tinggal dua bulan lagi" desah Felix.
"Lo gak mau kan kalo tahun ini sekolah kita gagal, sudah tiga tahun ini sekolah kita selalu juara pertama" terang Yoga
Semuanya prihatin melihat Rivat, tatapannya kosong dan tajam  menatap ke satu titik, dan tampaknya dia tak mendengarkan ucapan teman-temannya.
'Oh... bidadari! Sungguh tersiksa diriku olehmu. ' batin Rivat makin frustasi.
"Latihan basket untuk sementara di liburkan" terang Heru "gue mau urus dulu sang kapten, dia lagi sakit, sakit rindu! " Heru menarik Rivat ke ruang ganti.
Berhari-hari Rivat dan Heru tak dapat bertemu Rania, Rania selalu ada cara untuk lolos, dan Rivat selalu mencari ide untuk menemukan Rania.
"Boleh tau apa yang lo suka dari Rania? " tanya Heru saat belajar bareng di kamar Rivat karena rumah mereka tetanggaan.
Rivat hanya tersenyum smirk tanpa menatap pada Heru dia masih asyik membaca buku pelajarannya.
"Gue tau gimana lo Rivat, lo gak akan mungkin ngelirik cewek yang tak menggoda lo duluan, lo pasif cuma nerima aja" ucap Heru sambil berpikir dengan wajah serius.
"Dan Rania bukan tipe cewek penggoda, apalagi menggoda cowok playboy kaya lo, mana mau lah, rugi! mending dia menggoda kak Dhika yang sudah nemplok duluan sebelum digoda. "
Rivat hanya diam tak berkomentar.
"Kak Zaky yang perfeksionis aja dia tolak, apalagi... "
"Cukup Heru! " Rivat mendelik tajam " Lo jangan mematahkan semangat gue, lagian di banding kak Zaky dan kak Dhika masih gantengan gue"
"Gue akui ketampanan lo gak ada saingan, tapi mereka memiliki daya tarik tersendiri dewasa dan tegas, tidak baperan dan melow kaya lo, cemen! "  Heru terkekeh geli.
"Heru... stop! " Rivat makin kesal, "lo sahabat gue atau mereka sih? "
"Gue sahabat lo Rivat, tapi... hidup itu harus jujur dan semua yang gue ucapkan adalah kenyataan" Heru makin senang tertawa.
"Ayo cepat beritahu gue bagaimana cara Rania bisa menggoda lo? " Heru menutup buku pelajaran Rivat dengan kasar.
Rivat menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya kasar.
"Rania tak perlu melakukan apapun untuk menggodaku, semua hal tentang dirinya hanya berakhir dalam kata rindu. " Rivat mulai buka suara.
"Hanya dengan melihat tatapannya yang selembut sutra dan  senyum bidadari dari bibirnya gue sudah sangat tergoda" Rivat tersenyum mesem-mesem bayangan Rania saat mengobati luka di dahinya melintas
"Pesonanya seakan menghipnotis gue, dan gue tak kuat untuk menolak. " lirih Rivat.
"Hatiku merasakan rindu, rindu yang terus datang setiap detik waktu, rindu yang membuatku merasa sepi namun menghanyutkan, rindu yang terasa lembut namun mampu membuatku merana." desah Rivat.
"Waaw...!!!" Heru sampai kaget mendengar ucapan Rivat, lebay tapi... sangat menyentuh.
Heru melihat perubahan wajah Rivat saat berbicara tentang Rania, tak pernah Heru melihat Rivat sebahagia ini.
Heru tahu betul seperti apa Rivat itu, walau memiliki mantan yang banyak dan bisa di bilang semuanya cantik tapi Rivat tak pernah menyukai mereka satu pun. Rivat hanya menerima mereka atas dasar kasihan.
Hubungan paling lama dua minggu lalu di putus begitu saja, terkesan kejam sih tapi tak ada cara lain agar wanita-wanita itu berhenti mengganggu nya.
Pacarannya juga tanpa jalan berdua, tanpa pegangan tangan, apalagi berboncengan di motor tak pernah sama sekali. Rivat sangat menjaga jarak dengan wanita-wanita itu, tapi berbeda pada Rania.
"Hmm... " Desah Heru setelah beberapa saat terdiam "Rania memiliki Tatapan selembut sutra dan senyum bidadari, jadi penasaran...!"
"Tidah usah penasaran nanti lo ikutan suka"
"Tenang aja gue bukan jeruk minum jeruk" Heru tertawa " Gue, akan bantu lo buat deketin Rania, Rania sangat licin!!!"
"Akan sulit mendekatinya, tapi bukan tidak mungkin. "
"Kau jenius Rivat, masa tak bisa mengurai hati wanita. "
"Ya kau benar Rania harus dilawan pakai otak, anggap saja dia seperti kimia, butuh rumus yang tepat untuk menemukan hasilnya. Kita lihat siapa yang lebih pintar. " Rivat tersenyum penuh misteri.
******
Makasih sudah mampir 🙏
Tolong kasih like dan komentar ya
love you...

Komento sa Aklat (78)

  • avatar
    KarlenaSelva

    bagus

    07/02

      0
  • avatar
    Mohd azliNurizamirah binti

    good season 2

    21/12

      0
  • avatar
    Irdayatiaja

    ceritanya seru , Rania ketemu senior yg tampan, yg gokil nya Ramia ga tau kalo senior tampan ini namanya Rivat yg dia benci, jadi penasaran gimana lanjutan ceritamya, aku mau baca lagi aaah.terimakasih.

    04/12

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata