logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Rivat dan Rania

Rivat dan Rania

Wina Rahmania


1. Pertemuan

Cerita indah kita berawal dari pertemuan yang diarahkan oleh semesta. Dari tatapan biasa menjadi rindu yang menggebu.
*****
Merasa dewasa itulah yang kini  dirasakan oleh Rania Salsabilla, setelah lulus dari SMP, dia pun kini masuk ke SMA Pancasila, salah satu SMA terfavorit dikotanya. Bersyukur... Ya dia sangat bersyukur bisa di terima disekolah itu bersama dengan ketiga sahabatnya.
Ember Maryta ( Ember)
Veronica Felista ( Veros)
Yuliandra Altarexa (Yulex)
MOS (masa orientasi siswa) menjadi acara yang amat di benci murid baru karena terlalu banyak syarat- syarat yang terasa aneh, tapi acara itu menjadi acara yang di tunggu-tunggu oleh senior.
Judulnya sih acara ke akraban tapi ujung -ujungnya menjadi tempat menyalurkan keisengan para senior.
Senior-senior itu dengan seenaknya saja memberi daftar syarat MOS berderet-deret dan semuanya harus terpenuhi jika ingin menjadi peserta terbaik MOS.
"Sebel gue, acara minta tanda tangan senior"  gerutu Ember ditaman sekolah, sembari melihat buku MOS nya.
"Iya! Gue juga, dari total 35 tanda tangan punya gue separuhnya aja belum" sambung Veros
Tanpa mereka sadari di kursi lain di taman tak jauh dari mereka ada seorang senior yang sedang duduk seorang diri, tanpa sengaja mendengar percakapan mereka berempat.
"Para senior itu jahat, seharusnya meraka memperkenalkan diri dulu jadi kita tidak kesulitan mencarinya, mereka sengaja bikin kita susah" oceh Rania kesal.
"Siapa sih ketua OSIS nya? Seharusnya dia bisa lebih bijak untuk menyusun sebuah acara seperti ini, atau dia emang sengaja mau menyusahkan". Rania terus saja menumpahkan kekesalannya menggebu-gebu.
Si senior hanya mendengarkan sambil diam - diam melirik pada Rania walau hanya terlihat dari belakangnya saja.
'Awas kau gadis berambut panjang, mulutmu amat pedas, mengalahkan biang gosip ditelevisi. 'batinnya.
"Yang bikin gue tambah sebel ya, setiap senior jahilnya minta ampun, ada yang nyuruh lari, jalan jongkok, nyanyi, hormat ke tiang bendera, benar- benar tidak ada manfaat". Rania kembali nyerocos.
" Ketua OSIS itu sungguh tak berkualitas, dia tak mampu mengontrol bawahannya, kalau aku mah ogah disuruh milih ketua OSIS yang model begitu, najis amat".
'Ya ampun...! Lagi lagi gadis yang berambut panjang itu, mulutnya... Benar benar seperti kaleng rombeng, bisanya hanya mencela saja' batin si senior.
"Menurut gosip yang beredar antara murid baru ketua OSIS adalah senior yang paling misterius, belum ada satupun dari murid baru yang dapat tanda tangannya". sambung Yulex.
" Senior senior yang lain juga gak mau kasih tau yang mana yang namanya Rivat Irham itu, sang KeTOS." omel Ember
"Mereka saling nutupinlah! " Terang Rania. "Saling melindungi. "
"Tapi... Katanya dia juara Olimpiade kimia tingkat propinsi tahun lalu, dan tahun ini dia akan ikut untuk tingkat nasional, seharusnya dia bangga dong menunjukkan wajahnya". sambung Veros
" Mungkin... Wajahnya jelek, kayak parutan" Rania terkekeh kecil. "Wajah si KeTOS terkena efek dari reaksi kimia campuran, dan pasti wajahnya berbentuk oval seperti tabung reaksi".
'Astagfirullah...! lagi- lagi gadis itu, mulutnya gak ada saringan, seenaknya saja ngatain orang, kenal juga belum, gue bakalan buat loe klepek -klepek nanti, sampai loe gak tahan untuk menolak pesona seorang Rivat Irham'. Si senior bermonolog dalam hatinya sambil menahan emosi.
"Teeet... Teeet.... "
"Selamat berjuang teman-teman " ucap Veros heroik saat bel berbunyi" Kita berpencar memburu tanda tangan" keempatnya mengangguk bersemangat.
Ketiga sahabatnya sudah berlarian kesana kemari, tinggal Rania sendiri yang masih di taman, Rania masih memasang kalung besarnya.
Kalung yang terbuat dari kardus dan tali rapiah, di kalung itu tertulis nama 'RANIA' dengan huruf besar-besar, salah satu dari syarat MOS.
Setelah memasang kalungnya Rania sedikit merapihkan rambut panjangnya yang berantakan oleh tiupan anging, dua jepit rambut berwarna hitam polos di sematkan di bagian kiri dan kanan kepalanya.
'Hmmm... rambut yang... indah'. Puji senior itu dalam hatinya, yang kini berdiri di belakang Rania.
"Khem... khem... " deheman senior itu menghentikan langkah Rania yang akan meninggalkan taman sekolah. Rania membalikkan badan nya dan saat melihat ada tanda pita biru di baju orang yang ada didepan nya Rania langsung menundukkan wajahnya tak berani menatap.
'Dia salah satu dari senior' batin Rania tak tenang, 'apa aku minta tanda tanggan saja ya? ' pikiran Rania mulai bimbang. 'Lumayankan jika dapat satu tanda tangan, tapi... nanti dia senior jahat. '
Rania pun memilih untuk pergi saja, saat Rania bergerak ke kanan si senior ikut bergerak ke kanan, lalu Rania bergerak ke kiri eh si senior ikut bergerak ke kiri juga, Akhirnya Rania diam saja dengan maksud agar senior itu bisa jalan lebih dulu.
"Bagaimana aku bisa lewat jika kau berdiri menutupi jalan seperti itu" si senior mengeluarkan suara yang amat lembut, ramah, sopan dan berwibawa.
'Oh... Suaranya' batin Rania pelan, sangat nyaman membelai telinga Rania. 'Sepertinya dia lelaki baik' Rania lalu berdiri menyamping.
"Nah gitu baru muat" ucap senior itu nada yang amat menentramkan jiwa kaum hawa. "Sepatu mu itu tak akan hilang jadi tidak perlu dipelototin terus" Senior itu berlalu pergi meninggalkan Rania.
Rania menatap jalan di depannya, "Astaga... Aku di kerjain, jalan selebar ini dia bilang aku menutupi jalan, emangnya badanku sebesar gerobak, menyebalkan!!! " gerutu Rania
"Ma'af kak... tunggu" Rania mulai memberanikan diri untuk menyapa.
'Yesss! Apa kataku, baru mendengar suaraku saja kau sudah tak tahan' batin si senior kegirangan.
Rania berjalan beberapa langkah, dan berdiri di depan si senior.
"Ya... Ada apa? " tanya si senior masih dengan nada ramah.
" Ma'af ... Aku cuma mau bilang kalo... "
'Aku tampan, ya memang aku tampan' batin si senior itu narsis.
"Ikatan tali sepatu kakak... terlepas, aku tak mau kakak terjatuh" ucap Rania tak kalah sopan, pura-pura perhatian.
'Apa... bukannya dia mau muji' senior itu sedikit kecewa.
"Aku tidak mudah ter-ti-pu sepertimu tadi"
"Tak percaya ya sudah" Rania mengeluarkan senyum maut nya.
'Subhanallah...! dia... Kok cantik ya' batin si senior terpesona, saat melihat wajah Rania sekilas, hanya sekilas.
Si senior balas tersenyum dengan sangat mempesona, membuat Rania membeku untuk sesaat, Rania lalu beranjak pergi.
'Ampun... Ya Allah, kok senior ini manis kayak gula, senyumnya bikin gilaa...'
Si senior mengerutkan alisnya heran, 
'Kok dia pergi begitu saja, apa senyumku sudah tak tajam lagi' biasanya jika seorang cewek sudah melihat senyum pamungkas nya pasti akan memancing dengan pembicaraan lanjutan. Karena merasa terabaikan si senior memutar badan.
"Dek, tunggu...!!! "
'Senior ini...masuk perangkap' batin Rania terkekeh kecil.
Baru tiga kali senior melangkah, dia tersungkur karena menginjak tali sepatunya sendiri, untung tidak membentur lantai.
Sumpah sebenarnya ingin sekali Rania tertawa terpingkal - pingkal. Dengan wajah yang pura-pura cemas Rania berbalik menghampiri.
"Kakak... Gak apa-apakan??? " Rania hanya bertannya tanpa membantu.
" Alhamdulillah...! tidak apa-apa. " ucap si senior dengan wajah memerah menahan malu.
"Makanya harus percaya, tidak semua orang membalas perbuatan jahat dengan jahat lagi"
" Ya... Kakak minta ma'af " si senior tersenyum ramah lebih lebar menampilkan gigi putihnya yang sangat rapih dan dua lesung pipi di pipi kiri dan pipi kanannya.
'Tolong jantung... Jangan melerot ke dengkul' batin Rania tak tahan.
" Apa kau tidak menginginkan tanda tanganku? Aku senior lho"
"Ya... Bisa ku lihat" ucap Rania santai " Tapi... Aku tak mau jika tanda tangan itu diiringi dengan perintah macam-macam, lebih baik tidak usah saja"
" Buat kamu... gratiss" ucap senior itu jenaka, Senyum terus dilayangkan si senior ke Rania plus tatapan teduhnya, membuat Rania melongo.
" Ngedip dong, dan jangan ngencess" ucap si senior masih dengan senyumnya, sepertinya dia tau kalau senyumnya pelan pelan membuat Rania ter-ba-kar.
Si senior mengambil buku MOS yang ada di tangan Rania, dia melirik pada nama di kalung besar Rania.
'Hmm... Namanya Rania, gadis judes tadi'
"Sini duduk"  si senior itu duduk di bangku panjang yang ada di depan kelas dia menarik tangan Rania perlahan.
Deg...
'Berani sekali dia menyentuh tanganku' Rania pun menurut duduk di sebelah senior itu tidak terlalu dekat. Kini Rania bisa menatap seniornya lebih jelas.
'Dia... Tampan! '
Senior itu sengaja membiarkan Rania menatapnya, dia hanya tersenyum kecil.
'Hmm... Bagaimana sengatan pertamaku? Kau akan meleleh sebentar lagi'
Senior itu tertawa lepas saat melihat buku MOS Rania, tanpa peduli lagi dengan tatapan Rania.
"Kamu baru dapat tiga tanda tangan??? Apa saja yang kau kerjakan dari kemarin??? "
"Aku sudah berusaha" desah Rania sambil memanyunkan bibirnya tanpa malu.
'Astaga...!!! Gadis ini ngegemesin amat sih' kini si senior menelan salivanya menatap Rania dengan lebih tajam.
"Para senior nyebelin, kasih tanda tangan saja pelit banget" gerutu Rania semakin sebal
'Ampun...!!! Kok wajahnya makin imut ya kalo lagi marah' batin senior itu tak tahan.
"Tapi... Kakak baik kan??? ...Tidak seperti mereka kan???...Tidak sejahat Rivat Irham kan???" Rania tersenyum lucu menampilkan gigi putihnya dan satu lesung pipi di pipi kanannya.
'Tolooong... Hentikan penyiksaan ini'  batin si senior kini jantungnya bekerja lebih keras, seperti habis lari maraton
"Ayo ikut aku " senior itu secara reflek menggandeng tangan Rania
Dag... Dig... Dug... Dihati keduanya
'Kenapa ini...? Tangannya... hangat, tampaknya sedang terjadi pelepasan kalor dan sepertinya di hatiku terjadi reaksi kimia campuran, dia dan aku... ' batin si senior
'Genggaman tangannya membuatku nyaman' batin Rania
 
Nah lho siapa yang nyengat dan siapa yang tersengat nih!!!
******
Urutan baca yang direkomendasikan :
1. Rivat dan Rania ( FREE )
2. Di Ujung Rindu ( FREE)
3. Sejak Bertemu Kamu ( FREE)
4. Move On ( FREE)
5. Move On 2 (FREE)
Makasih buat yang sudah baca...

Komento sa Aklat (78)

  • avatar
    KarlenaSelva

    bagus

    07/02

      0
  • avatar
    Mohd azliNurizamirah binti

    good season 2

    21/12

      0
  • avatar
    Irdayatiaja

    ceritanya seru , Rania ketemu senior yg tampan, yg gokil nya Ramia ga tau kalo senior tampan ini namanya Rivat yg dia benci, jadi penasaran gimana lanjutan ceritamya, aku mau baca lagi aaah.terimakasih.

    04/12

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata