logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Rencana Kedua

Setelah Sali sudah mulai pulih, ia mulai beraktifitas kembali, karena pekerjaannya sudah menunggu.
Arken yang akan dinas ke luar negeri terpaksa ia mengurungkannya, karena melihat kondisi Sali tidak sepenuhnya sehat, lagi-lagi Arken menyuruh Tobi untuk menggantikannya.
Ia memiliki rencana lain untuk mencari suasana baru. Arken langsung menghubungi Sali dan mengutarakan keinginannya, tapi Sali biasa saja menanggapinya.
Arken ingin membuat kejutan, tapi alih-alih bukan kejutan, malah kekesalan, karena sikap Sali Arken kesal hingga membuatnya semena-mena, sikap yang ditujukan Arken malah membuat Sali tambah ilfil. menurut Arken ia berusaha untuk mengerti, tapi sayang keoveran Arken malah membuat Sali jengah.
"Kenapa dia tidak meresponku?" tanya batinnya.
Arken menghubungi Riani, ia memgeluh dengan sikap yang Sali tunjukkan.
"Makanya jangan terlalu over Ken. gimana nanti jika dia benar-benar pergi."
"Dia tidak akan pergi dariku."
Arken meminta saran, tapi malah bukan saran yang di dapat, malahan dirinya yang menyarani Riani.
"Adek besar..." setelah Riani mengatakan itu Arken tersenyum. ia tidak bisa menahan tawanya jika mendengar Riani memanggilnya adek besar, karena kejadian yang ingin dilupakan keduanya hingga membuat keduanya harus berusaha sekuat tenaga untuk hidup, untuk bertahan, untuk mempertahan kan haknya mau tidak mau Ruani menjauh hanya demi keselamatan Arken.
"Jangan lah begitu. saya selalu merinduimu." ketawa Riani terdengar.
biarlah masa lalu itu menjadi kenangan dan tidak akan pernah menjadi masa depan.
"Aamiin."
"Riani. jika nanti calonmu datang jangan lupa kabari, aku orang pertama yang harus tahu siapa dia dan apakah dia cocok denganmu"
"Apa. kenapa harus begitu."
"Harus, aku tidak mau kamu salah milih."
"Tapi jangan cari masalah."
"Kalau perlu saya buat dia babak belur dulu."
senyuman Arken terlihat. Di dunia ini ada tiga perempuan yang ingin ia lindungi dari banyak bahaya, ibu yang selalu menjadi penyemangatnya bahkan ia menjadi pahlawan hidupnya.
dan dua perempuan yang sekarang jauh dari dirinya, namun lambat laun jarak tidak akan terlampau jauh untuknya. jika dia bisa menemukan saudaranya yang sudah berpuluh-puluh tahun berpisah, maka dia bisa menemukan cinta sejatinya.
"Sali." gumamnya lagi.
Arken membawa Sali ke puncak untuk menghilangkan kejenuhan, tapi lagi-lagi gagal. tidak tahan dengan itu Arken mendatangi rumah Sali.
"Kau mempermainkan aku?" Tanyanya pas dihadapan Sali.
"Apa maksud anda?" Tanya Sali balik tanya.
Arken mengacak-acak rambutnya dan menghampiri sali.
"Jangan dekat-dekat." cegah Sali takut.
Arken tidak perduli. Ia langsung menarik tangan sali, jaraknya sangat dekat, tidak ada jarak yang memisahkan.
"Apa harus seperti ini untuk kamu mengerti diriku?" tanya Arken lagi.
"Apa makusd Anda saya tidak mengerti." Sali beringsut mundur.
Arken menatap manik-manik Sali. Ia tidak bisa menahanya lagi dan langsung menciumnya, Sali terperangah ia mencoba melepaskan diri, tapi tenaga Arken lebih kuat darinya.
Sali kesulitan bernafas. Arken yang menyadari langsung melepaskan tautannya.
"Apa harus dengan cara ini kamu mengerti." ungkap Arken seraya memegang kedua pipi Sali, Sali tidak menjawab, ia mendorong Arken hendak menjauh, tapj tangan Arken lebih sigap. Ia memeluknya dari belakang.
"Jangan menyiksaku seperri ini, jangan membuatku merasa kehilangan."
"Lepaskan, Anda jangan berbuat seperti ini kepada pegawainya."
"Kau bukan Pegawaiku, bukan karyawanku, kau wanitaku Sali." Arken membenamkan wajahnya di leher Sali.
"Maaf Pak Arken, Anda jangan asal bicara, jika Anda bertamu, silahkan duduk." kata Sali, tangannya mempersilahkan untuk duduk.
"Tidak. aku lebih senang seperti ini, memelukmu itu lebih hangat."
Sali terdiam. Ia tidak berbuat apa-apa, hingga terdengar suara gerbang di buka. Sali sadar kalau itu neneknya sudah datang dari pasar. Sali langsung meloloskan diri dan menyuruh Arken duduk. Nek Ita yang sudah masuk dan mendapati cucunya Sali dan Arken sedang bersitegang membuatnya tersenyum.
"Kalian bertengkar lagi?" tanya Nek Ita seraya menaruh tas keranjangnya di atas meja.
"Tidak Nek." jawab Sali langsung.
"Tidak Nek, kami tidak bertengkar, tapi hanya ada sedikit salah paham." Ungkap Sali lagi.
"Nenek harap begitu." Kata Nek Ita seraya membawa tas keranjangnya ke dapur.
"Jaga sikapmu Pak Arken!" Matanya tidak luput memelototi Arken. Arken yang mendengarnya terkejut, ia menghentikan langkahnya untuk mendekat dan terdiam.
"Kau sangat marah padaku Sali?" tanyanya.
"Tidak, tapi jagalah sikap dan jangan asal men--" Sali tidak bisa meneruskan perkataannya, karena jika diteruskan akan membuat Arken tambah parah.
"Ok. jika kamu masih sangat marah aku minta maaf, tapi janganlah bersikap seperti itu hingga membuatku khawatir."
Sali terdiam, ia masih saja terdiam, melihat sikap Sali yang seperti itu Arken mengalah, ia pamit pulang.
"Kenapa sudah mau pulang?" tanya Nek Ita seraya membawa nampan berisi dua gelas teh. Arken tersenyum saja.
"Duduk dulu Nak, Nenek lihat kalian tidak baik-baik saja." ucapnya sambil menaruh nampannya di meja.
Arken kembali duduk, ia berbincang-bincang dengan Nek Ita banyak hal, Sali yang melihat pemandangan itu membuatnya kesal.
"Dasar bos mesum, main nyelonong cium-cium segala." kesal dalam hatinya.
"Sali sini duduk." pinta Nek Ita.
"Sali sangat lelah Nek, jadi mau istirahat saja." Sali masuk ke dalam kamarnya dan langsung menutup pintu.
"Ada apa?" tanya Nek Ita kepada Arken.
"Tidak ada apa-apa Nek." Arken tidak bisa mengatakan semua hal tentang dirinya dan Sali kepada Nek Ita, Memang jika Nek Ita bisa membantu permasalahannya, tapi itu akan tambah membuat Sali kesal.
"Aku akan membuatmu mengerti Sali." batin Arken, dan ia beringsut pergi setelah pamit kepada Nek Ita.

Komento sa Aklat (5)

  • avatar
    Momz Brio

    bagus cerita nya

    18/06

      0
  • avatar
    AntiRiyanti

    bagus ceritanya

    28/12

      0
  • avatar
    suesuzaini

    best best best

    20/08/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata