logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Cobaan Kupu-Kupu Malam

Warning! Kisah ini mungkin sedikit berbeda dari yang lainnya. Karena tokoh utamanya bukanlah wanita baik-baik. Mohon maaf bila ada beberapa kata kasar yang sengaja disensor, tapi setiap cerita pasti memiliki pelajaran tersendiri untuk diambil hikmahnya. Maka bijaklah dalam membaca!
Jika suka vote like dan komentarnya ya, terima kasih 😍
"Mari masuk, Bu. Silakan duduk dulu, saya ambilkan kotak obat," ucap Aida seraya berjalan menuju ruang kamar.
Lena menatap bagian rumah Aida dengan kagum, rumah itu tidak besar, tapi semua barang-barang di dalamnya tersusun dengan rapi.
"Tahan ya, Bu." Aida mengobati sedikit demi sedikit luka di kaki Lena. Sesekali terdengar rintihan Lena saat lukanya terasa perih akibat obat yang dioleskan Aida.
"Hmm, apa kamu pacar dari ...."
"Bukan, saya sekretaris Pak Khair," potong Aida cepat, sebelum Lena melanjutkan ucapannya.
'Jadi namanya Khair, pas sekali dengan orangnya yang tampan dan baik hati.'
"Boleh saya pinjam baju untuk ganti, Aida?" tanya Lena ragu.
"Tentu saja, mari saya antar ke kamar. Memang rumahnya tidak terlalu besar, tapi saya harap ibu betah tinggal di sini."
Aida membantu Lena menuju kamarnya, kemudian dia membuka almari miliknya, "Silakan kamu pilih mana yang disukai," ucapnya tersenyum.
Lena tertegun, pasalnya di almari Aida hanya ada gamis longgar dan beberapa baju juga celana panjang.
"Maaf, apa tidak ada dress selutut?" tanya Lena hati-hati.
Aida menggeleng, "Tidak ada, Bu. Hanya ini saja."
"Bantu saya memakainya, ya!" pinta Lena.
"Ngomong-ngomong kamu tahu siapa saya?" tanya Lena saat Aida mengambil gamis dari ranjang dan memberikan benda itu padanya. 
Tentu saja Aida tidak tahu, tapi melihat pakaian yang dikenakan Lena siapapun pasti bisa menebak bahwa dia seorang wanita malam.
"Tidak, tapi saya sama sekali tidak keberatan," jawab Aida.
"Kamu tidak jij*k? Bosmu saja enggan menatap saya." Lena terkekeh.
"Hmm, bukan begitu, Bu. Pak khair hanya menjaga diri dari zina mata dan soal dia mau mengangkat tubuh ibu, saya yakin karena terpaksa," jelas Aida.
Benarkah begitu? Apakah dia berdosa telah membuat pria baik-baik terjerumus dosa karena menyentuhnya? 
"Aida!" 
Panggilan mengejutkan itu membuat Lena dan Aida terperanjat. Mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara. 
"Kenapa kamu bawa perempuan murahan ini ke rumah kita?" 
Seorang wanita setengah baya dengan wajah penuh emosi berjalan ke arah mereka.
Sepertinya perbincangan mereka menyebabkan anggota lain di rumah Aida terbangun. Ya, karena ini tengah malam, jadi meski pun suara mereka pelan, akan tetap terdengar keras.
"Jangan coba-coba pakai baju keponakan saya di tubuh kotormu itu, ya!" ujar Tante Nisa sembari mengambil paksa gamis Aida dari tangan Lena.
"Maaf, saya tidak bermaksud ...."
"Perempuan penuh noda sepertimu tidak pantas dimaafkan, sudah terlalu banyak dosa yang kamu perbuat," potong Tante Nisa dengan muka meremehkan.
Astaghfirullah, batin Lena.
"Tante Nisa, jangan bicara seperti itu. Kita tidak berhak menghakimi seseorang, dia adalah temannya Pak Khair," sahut Aida seraya mengusap lengan tantenya.
"Tanpa Tante bicara pun, semua orang juga tahu kalau dia ini seorang pela*ur. Oh, saya tahu, kamu sengaja deketin Aida supaya bisa mendapatkan hati Khair kan? Jangan mimpi kamu!" ucap Tante Nisa lagi.
"Cukup! Maaf, jika saya sudah membuat keributan. Aida, sebaiknya saya pergi saja, terima kasih banyak atas bantuannya," ucap Lena seraya mengusap sudut matanya yang basah oleh air mata.
"Bagus, jika kamu tahu diri."
"Tunggu. Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Pak Khair, saya harap kamu tetap di sini agar atasan saya tidak kecewa," cegah Aida.
"Astaga, Ai. Kamu itu jadi perempuan bodoh banget sih, susah kalau dibilangin. Terserah! Nanti kalau sampai posisi kamu direbut sama wanita hina ini, Tante nggak mau ikut campur." Tante Nisa memandang Lena dengan tatapan mengejek, lalu keluar begitu saja.
"Maafkan Tante saya, ya," ucap Aida merasa bersalah.
"Tidak masalah, semua yang dikatakan Tante kamu itu memang benar kok, saya bukan wanita baik-baik," sahut Lena.
"Semua orang berhak berubah, sekarang lebih baik kamu istirahat. Saya permisi dulu." Aida berjalan keluar lalu menutup pintu kamar Lena.
Lena mengembuskan napas pelan. Setelah mengganti bajunya dengan pakaian yang Aida pinjamkan, Lena berbaring. Dia berusaha memejamkan mata, tapi kejadian tadi jadi terbayang lagi. Aida benar, setiap orang berhak berubah. Seandainya saja ada seseorang yang mau mengeluarkannya dari pekerjaan kotor itu dan bersedia membimbingnya menjadi wanita lebih baik, dia tentu tak akan menolak. Tapi siapa? Bukankah tidak ada pria yang mau bersanding dengan wanita bekas orang lain seperti dirinya?
~oOo~
"Santoso! Santoso! Keluar kamu!" Om Ady datang bersama anak buahnya dan menggedor pintu rumah Lena. Dia tampak begitu marah.
Ayah Lena terkesiap, pasalnya meskipun hari sudah pagi ia masih tetap saja berkutat dengan selimutnya. Ini sudah menjadi kebiasaannya, tidak pernah bekerja, hanya mengandalkan uang dari Lena bekerja di kelab malam, itu pun ia gunakan untuk berj*di dan membeli min*man ke*as.
"Juragan Ady, ada apa datang sepagi ini?" tanya Pak Santoso dengan wajah gugup dan tubuh setengah gemetar.
"Tidak usah basa-basi, di mana anakmu?" tanya Om Ady seraya menarik kerah baju Pak Santoso.
"Bukannya semalam Juragan bersamanya?" Pak Santoso hanya bisa menelan salivanya dengan berat. Dia benar-benar takut kalau anak buah Om Ady yang badannya kekar tersebut menghabisinya.
"Anak kamu sudah melarikan diri. Lihat! Muka saya babak belur karena dihajar pacarnya." Om Ady menunjuk wajahnya yang memar akibat pukulan Khair.
"Lena punya pacar? Setahu saya tidak ada yang mau dengannya," sahut Pak Santoso.
"Kamu pikir saya nggak bisa dengar dengan baik? Lelaki b*r*ngs*k itu bahkan memberikan kartu namanya dan bersedia melunasi seluruh hutangmu. Awas saja jika dia menipu, akan saya seret kamu ke penjara!”
Om Ady dan anak buahnya beranjak pergi sambil menendang pot bunga di halaman rumah Lena.
"Ini si Lena ke mana sih? Dasar anak durhaka, nggak tahu diri. Awas aja kalau ketemu akan kuseret dia kembali ke kelab malam," geram Pak Santoso.

Komento sa Aklat (34)

  • avatar
    DjibuFdlah

    ceritanya bagus bangat,mmberikan pljaran kpda dri sndri

    05/02/2023

      0
  • avatar
    PlatinFirdus

    sangat bagus

    01/02/2023

      0
  • avatar
    JAYVJAY

    ok kren

    01/06/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata