logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Pertemuan Kedua

Setelah makan malam itu, Alezha dan Kaysan pun melakukan pertemuan lagi. Dan kali ini, Alezha meminta Kaysan membawa kekasihnya. Mereka bertemu di sebuah apartemen milik Kaysan.
"Perkenalkan, ini Calya, pacarku." Begitulah cara Kaysan memperkenalkan Calya, wanita bertubuh tinggi langsing, berkulit putih, berwajah oval, berbibir tipis, dan berhidung mancung.
"Aku Alezha, kau cantik sekali, Calya," puji Alezha.
"Terima kasih." Calya tersenyum ramah.
"Untuk apa kau memintaku membawa kekasihku?" tanya Kaysan.
"Untuk mengatakan padanya bahwa tidak ada cinta diantara kita. Aku tidak ingin merusak hubungan siapapun." Alezha menatap Calya dan tersenyum. "Aku senang, ternyata kekasihmu pengertian dan ramah seperti ini."
"Aku percaya kalau tidak ada cinta diantara kalian. Aku yakin Kaysan hanya mencintai aku." Calya menggenggam tangan Kaysan tepat di hadapan Alezha yang terlihat biasa saja.
"Apa kau mau menikah dengan Kaysan setelah kami menikah?" tanya Alezha.
"Maaf, aku belum bisa. Aku harus menyelesaikan pendidikan ku terlebih dahulu. Orang tuaku tidak akan mengizinkan aku menikah jika belum menyelesaikan pendidikan itu," sahut Calya.
"Berapa lama lagi kau akan lulus?" tanya Alezha dengan penuh harap.
"Setahun lagi, do'akan saja," ujar Calya.
"Tidak apa, setelah itu, kalian akan menikah," sahut Alezha.
"Maaf, apakah kalian akan bercerai?" tanya Calya ragu-ragu.
Alezha dan Kaysa tampak saling bertatapan. Ada keraguan di wajah Alezha karena orang tua mereka berteman baik. Lain halnya jika hanya rekan kerja, mungkin mereka lebih mudah bercerai.
"Kami akan memikirkan bagaimana caranya. Kau tenang saja, aku juga tidak ingin lama-lama berada di dalam hubungan ini." Alezha memberi pengertian kepada Calya meski ia pun ragu apakah bisa melakukannya.
Sedangkan Kaysan masih menatap Alezha dengan heran. 'Ada apa dengan wanita ini? Dia seperti sedang menyembunyikan masalah namun tetap tersenyum. Aku bisa membaca pergerakannya saat ini. Terdapat banyak keraguan dalam dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?' batin Kaysan.
"Terima kasih, Alezha, aku menghargai usahamu. Sepertinya benar, kau wanita yang baik, sama seperti ibumu. Siapa yang tidak kenal dengan Nyonya Alea? Sudah cantik, baik pula," puji Calya.
Alezha menatap arloji di tangannya. "Maaf, sepertinya aku harus pergi, aku sudah menggunakan waktu kantor lebih dari sepuluh menit." Tersenyum ramah.
Calya dan Kaysan pun mengangguk.
"Dia cantik sekali, baik pula," puji Calya yang masih menatap kepergian Alezha yang sudah sampai tak tampak lagi.
"Katakan, kenapa kau mengulur waktu untuk menikah? Aku pasti akan membiayai semua pendidikan mu." Kaysan menatap Calya dengan heran.
"Aku hanya ingin mengabulkan permintaan Papa untuk menyelesaikan pendidikan ku. Lagipula, beliau tidak tahu kalau aku akan jadi istri kedua. Bagaimana menjelaskannya? Dia akan melihat berita pernikahan mu di televisi." Calya tampak memijit pelipisnya.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menolak permintaan Mama dan Papa. Tetapi aku berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu malam itu. Aku akan menikahi dan membahagiakan mu." Kaysan menatap Calya dengan penuh serius.
"Aku percaya, Kaysan. Kau adalah pria yang bertanggung jawab. Toh, malam itu kau juga dalam posisi dijebak oleh teman wanitamu dengan obat perangsang dan aku juga dalam keadaan mabuk karena dipaksa minum oleh teman-temanku, jelas saja kita melakukan kesalahan satu malam itu." Calya menunduk sedih. "Andai saja aku tidak kehilangan kesucianku malam itu, aku pasti tidak akan merepotkan dirimu sampai meminta kau menikahiku."
"Calya, jangan menangis. Maafkan aku, sudah membuat mu mengingat malam kelam itu." Kaysan mengusap tangan Calya dengan lembut.
"Iya, tidak apa-apa. Sekarang aku harus pergi sebelum ada yang melihat kita di sini. Berjanjilah untuk tetap setia padaku meski kau telah menikah dengannya."
"Aku berjanji akan tetap setia padamu." Kaysan tersenyum sembari menatap kepergian Calya, wanita yang ia renggut kesuciannya hingga membuatnya berada dalam lingkaran janji seumur hidup.
Kaysan menghela nafas panjang. "Perasaan apa ini? Sampai sekarang pun aku tidak tahu apakah aku mencintai Calya atau tidak. Aku selalu melakukan apapun yang ia mau demi menebus dosaku. Semoga saja aku tidak terjebak cinta dengan Alezha. Dan dia? Apa-apaan dia itu? Bukankah dia menikah karena menuruti kedua orang tuanya? Lalu kalau bercerai? Apa itu tidak menyakiti hati kedua orang tuanya?" gumam Kaysan. Ia pun segera melangkahkan kakinya menuju keluar apartemen untuk kembali ke kantornya. Posisi CEO yang dipegangnya mengharuskan ia bertanggung jawab penuh dengan perusahaan yang sama besarnya seperti perusahaan yang dipimpin Reyza, papa Alezha.
Sedangkan Alezha yang sudah sampai kantor, langsung mendapat tatapan penuh selidik dari Rayden, saudara kembarnya.
"Darimana saja kau?"
"Aku habis bertemu dengan Kaysan."
"Apa kau sudah gila? Jadi kau benar-benar menyetujui perjodohan bodoh itu?" Rayden terlihat kesal.
"Jika kau mau protes, jangan kepada ku. Aku hanya menuruti permintaan mama dan papa."
"Aku tahu, tapi,,,,tidak bisakah kau menolak?"
"Tidak, kalau tidak keberatan, aku harus pergi." Alezha pun melangkah menuju ruang kerjanya. Ia merebahkan diri ke atas sofa dan mulai menangis dan berbicara sendiri. "Kau tahu, Rayden, kenapa aku menuruti semua ucapan orang tua kita? Karena aku pernah sekali melanggar apa yang mereka katakan, dan untuk pertama kalinya juga aku mengalami hal yang buruk hingga menorehkan luka yang membekas seumur hidupku."
Menyeka sudut mata yang basah dan mencoba untuk terlelap dalam tidurnya.

Komento sa Aklat (160)

  • avatar
    Anggi Lesiana

    benar-benar keren ceritanya !!!! aku banget kakkk

    24/02

      0
  • avatar
    AzaAnnif

    keren

    02/05/2023

      0
  • avatar
    Azzira Zahara ShofaKaifa

    bagus

    25/03/2023

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata