logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Part 7

Dulu saat Rina meninggal ia sedang ada di luar di saat magrib.
flashback
Rina masih duduk di depan rumah mertuanya, ia duduk menyendiri, menatap senja yang sebentar lagi aja
pergi, waktu masih menunjukkan jam 6 sore, adzan berkumandang Rina tetap saja duduk di bangku depan rumah mertuanya, setelah azan Rina belum masuk juga ke dalam rumah, ia masih betah dalam diamnya seraya menatap langit yang mulai berubah dari awalnya merah merekah menjadi hitam gelap. Air matanya luluh dengan sendirinya, 'kenapa mas, Kenapa kamu ninggalin aku secepat ini, dulu kamu selalu bersamaku, kenapa saat kamu pergi, kamu tida membawa ku ikut serta denganmu.' Rina terus saja bicara dalam hatinya seraya menatap langit, ia lupa akan satu hal bahwa tidak baik wanita hamil berdiam diri di luar rumah di saat ba'da magrib.
Seorang wanita melayang dengan baju putih datang menghampiri Rina, ia berdiri tepat di depan Rina, Rina tak menyadari karena ia sedang menunduk menghapus air matanya. Tak berapa lama Rina mengangkat kepalanya. "Astaghfirullah," kaget Rina. Ia memegang dadanya. Lelehan darah dari kepala wanita berbaju putih itu mengalir deras dari kepalanya, ular kecil dan belatung berdasarkan keluar dari lubang-lubang wajahnya.
Tubuh Rina bergetar melihat sosok yang baru ia temui itu, "ha, ha, han, tuuuuu," ucap Rina tergagap. Ia berdiri dan berniat lari, namun terhenti saat tangan hantu itu menggenggam tangan kiri Rina.Tubuh Rina semakin bergetar tak kala belatung yang ada di tangan wanita itu berpinah pada tangannya. Rina berusaha melepaskan diri dari wanita itu, namun tenaga wanita itu sangat kuat, Rina tak sanggup menarik tangannya.
"To-to-tolong lepaskan saya," ucap Rina terbata. Rina menarik tangannya dengan keras dan tiba-tiba saja hantu itu melepaskan tangan Rina, Rina terjatuh tengkurap, perut Rina protein yang cukup keras terbentur mengakibatkan Rina berhamburan bayi Rina keluar dari dalam perut Rina dalam keadaan yang sangat lemah.
Darah berhamburan di teras rumah itu dari perut Rina yang pecah. Entah bagaimana perut Rina bisa tiba-tiba pecah padahal Ia hanya terjatuh, walaupun memang benar Rina terjatuh cukup keras namun sangat tidak wajar jika putrina sampai berhamburan pecah seperti itu dan jatuh darah bahkan sampai usus Rina berserakan di teras rumah milik mertuanya.
Wanita dengan baju putih dan banyak belatung serta ular-ular kecil yang berdasakkan keluar dari wajahnya mengambil bayi Rina, ia memangku bayi yang sudah tak bernyawa lagi itu, dan pergi begitu saja seraya tertawa nyaring.
Rina masih bernapas ia melihat bayinya dibawa oleh wanita yang terbang seraya tertawa itu dengam baju putih penuh darah. tak berapa lama Pak Toha dan nenek Ningsih keluar dari rumah. Nenek Ningsih histeris menangis melihat menantunya meninggal di depan matanya dengan tragis Pak Toha mengangkat tubuh Rina ia sangat terkejut melihat perut yang sudah kosong, tidak ada bayi Rina di dalam perut Rina. Napas Lina sudah di ujung Iya melihat bapak mertuanya dan berkata "itu bayi bayiku diculik oleh ku, kun, ti," ucap Rina dengan terbata. Hanya sepenggal ucapan itu yang sempat ia ucapkan sebelum akhirnya Rina meninggal dunia. Ingin sebenarnya nya mengatakan lebih dari itu hanya saja nyawanya sudah di ambang batas.
Sekitar 1 bulan dari meninggalnya Arif dan kemudian Rina istrinya.
Mereka tewas dengan hal-hal yang tidak wajar untuk itu mengapa putrinya Rina dan Arif Lina menyimpan dendam yang begitu besar kepada ada siluman siluman yang telah tega mengambil nyawa orang tua mereka dengan tragis.
Dan semenjak saat itu pula nenek Ningsih selalu menutup dan mengunci pintu juga jendela ketika senja tiba.
Saat itu Lina sedang di pesantren jadi Lina tidak tahu apa-apa saat ibunya meninggal, ia hanya tahu ibunya meninggal saat pulang dari pesantren pagi hari. Lina juga meyakini jika penyebab ibunya meninggal adalah siluman Langir Brahma itu. Dia meng asumsikan sendiri bahwa ibunya meninggal karena ulah Langir Brahma.
Dendam Lina semakin besar tersimpan kepada siluman itu. Langir Brahma benar-benar siluman biadab bagi Lina, karena Langir Brahma sudah tega mengambil kedua orang tua Lina dengan tragis.
.......
Lina duduk di atas kasurnya ia melihat ponselnya yang disana terpapar wajah Riko, entah kenapa setiap malam Ia suka sekali menatap wajah pria itu. Wajah Riko seperti penyemangat baginya, dia akan sedikit melupakan kejadian beberapa tahun lalu yang telah menewaskan orang tuanya. Ada getaran dalam hati Lina jika berdekatan dengan Riko, meskipun dari kecil mereka berteman tapi rasa itu baru kali ini ia rasakan, rasa nyaman dan aman Lina rasakan bersama Riko, di saat-saat ada Riko di sampingnya. Mereka berteman dari kecil, Lina benar-benar merasa dilindungi oleh Riko. Riko menganggapnya sebagai adik akan tetapi Lina sudah bahagia meskipun Riko hanya menganggapnya sebagai adik, asalkan Lina Masih diberi kesempatan berdekatan dengan Riko, Lina akan sangat bahagia. Meskipun mungkin suatu saat nanti Rina harus menahan sakit dengan perasaan hancur jika seandainya Riko sudah memiliki pendamping. Namun Lina akan berusaha tegar dan bahagia di depan Riko meskipun pada kenyataannya hatinya patah. Ia akan berusaha tegar dan bahagia melihat Riko. Senyum tersungging di bibir Lina ketika mengingat saat tadi ia dibonceng oleh Riko. Baru kali ini Rico mau mengantarkannya pulang, perasaan bahagia membuncah di hatinya.
"Kak Riko, kak Riko, " Lina terus saja bergumam, mengucapkan nama Riko, seraya berguling-guling di kasurnya.
Brugggg
Lina langsung terbangun dari berbaringnya, melihat kanan kiri kamarnya. Namun ia tidak menemukan apapun. Dia menghela nafasnya, 'heh harimau jangan nakut-nakutin ya,'ujar Lina dalam hati. Lina berbalik kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Lina kembali membuka selimut bagian kepalanya, ia hanya menampakkan matanya saja. Dia melihat kanan kiri kamarnya, pas lagi nggak ada siapa-siapa harimau awas ya kalau nakut-nakutin aku pecat loh jadi anak buah,' Rina membaca doa sebelum tidur, namun tidur Lina kembali terganggu dengan suara neneknya yang mengatur gedor-gedor pintu kamarnya.
"Lina, Sayang ayo cepat keluar, "ucap nenek Lina Lina buru-buru bangun anaknya yang berteriak di depan pintu kamarnya. Lina loncat dari kasur, ia melompat hampir saja ia jatuh ke lantai karena tersandung seprai. 'untung aja,'sanandiknya dalam hati. Lina membuka pintu kamarnya dan bertanya pada neneknya yang telah menunggu Lina keluar di depan pintu "Iya nek ada apa,"tanya anak gadis itu. Nenek Lina melihat Lina dengan instan ia tidak bicara apa-apa. Namun hal itu membuat Lina aneh ada apa dengan neneknya? Kenapa neneknya diam saat Lina bertanya padanya Padahal jelas-jelas tadi neneknya berteriak memanggil namanya dan menggedor-gedor pintu kamarnya.

Komento sa Aklat (35)

  • avatar
    Nurshahirah Kay

    😊😊

    05/07

      0
  • avatar
    Kgsepong

    saya sudah membaca sampai bawah

    06/06

      0
  • avatar
    rrnzakya

    bagus

    24/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata