logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Telefon Dari Zahra

"Bentar, lo tau dari mana? Zahra please! Jangan kasih tau siapapun! Gue ngga mau jadi gosip baru di geng anak sekolah," pinta Sayyidah.
"Gue nyariin elo, terus gue dateng ke Tante Marwah. Dengan alasan gue temen deket lo, akhirnya Tante nyeritain semuanya ke gue. Lo ngilang gitu aja, nggak pernah bales chat dari gue," ujar Zahra panjang lebar.
Sayyidah menangis mendengar ungkapan dari Zahra. "Maafin gue, Za!" balas Sayyidah dengan sesenggukan.
"Iya gue maafin, gue harap lo selalu bahagia di sana."
"Aamiin, terima kasih Zahra." 
"Say, lo tau ngga gosip terbaru sekarang?"
"Apa?" Sayyidah menghapus sisa air matanya dan mendengarkan ucapan Zahra dengan seksama.
"Sofyan jadian sama Rani dari geng musuh bebuyutan, ngga nyangka dia ternyata buaya, untung lo belum jadian sama dia," ungkap Zahra.
"HAH!!" 
"Eeh udah dulu Sayy, gue di panggil nyokap. Entar kita lanjut lagi, ya!" 
"Oke, Za," jawab Sayyidah tak semangat. 
Klik! 
Layar benda pipih itu berubah gelap. Segelap hati Sayyidah saat ini, mendengar fakta terbaru dari Zahra.
Sofyan laki-laki bertubuh jangkung, dengan bentuk tubuh yang atletis, berkulit putih, hidung mancung. Laki-laki terpopuler di sekolah, idaman setiap wanita.
Saat hubungan Sayyidah dan Sofyan mulai dekat, ia harus menelan pil pahit kenyataan menikah dengan Abbas. Yang membuat Sayyidah semakin terpukul, ternyata Sofyan telah menjalin hubungan dengan wanita lain.
Sayyidah duduk di tepi ranjang dengan air mata bercucuran, dada Sayyidah sesak karena patah hati.
"Karena Abbas! Dia yang telah merenggut segalanya. Kebebasan, lingkungan, teman, bahkan Sofyan." 
Sayyidah merasa hancur, terlebih mentalnya belum siap di terpa segala situasi di babak kehidupan barunya. 
“Aku harus keluar, aku mau udara bebas. Mungkin belanja bisa menghilangkan stress.” 
Sayyidah meraih outer panjang berwarna navy yang tergantung di dalam lemari. Dengan setelan pashmina berwarna senada, ia segera mengayunkan kakinya keluar. 
Dengan jarak tiga ratus meter ia sudah berdiri di depan toko.
Tangan Sayyidah mendorong pintu yang bertuliskan 'push' setelah itu ia sudah bisa memilih beberapa barang. Jam tangan, aksesoris, minuman, dan beberapa snack rasa coklat, dll. 
"Ehh! Kang Abbas  nikahnya sama orang kota, ya?"
"Iya ana udah pernah liat," ucap lawan bicaranya.
"Katanya cantik, putih, terus manis. Mungkin sebelas-dua belas sama ana, hehehe." Memegang dagunya untuk menampakkan kemanisan wajahnya.
"Alah! paling keluarga mereka ngga bahagia, pasti wanita itu punya pergaulan bebas di luar sana dan Kang Abbas mungkin tertekan hidup sama dia," ujarnya.
"Astaghfirullah! Jangan su'udzon, Ki!"
"Biar aja! Wanita kaya dia ngga pantes buat Kang Abbas."
Sayyidah geram mendengar pembicaraan mereka tepat di samping meja kasir. Saat terlihat wajah kedua wanita yang sedang mengobrol tadi, Sayyidah berusaha mengingat sesuatu, "Kirani!"
Sudah  Sayyidah duga dia memang tidak suka dengannya, dari tatapan matanya saat pertama kali bertemu.
Sayyidah urung mendorong trolinya ke tempat kasir, ia segera bergegas meninggalkan toko tanpa membawa barang belanjaan apapun. Selera belanjanya sudah hilang.
***
 Ketika Abbas datang, ia berjalan ke dalam kamar. Sayyidah berdiri melamun, menatap pemandangan luar lewat jendela yang terbuka lebar. Matanya terlihat sayu.
"Aku merindukannya, seharian di luar tapi pikiranku selalu di dalam asrama. Perlahan cinta itu tumbuh, ia anugerah yang Allah kirim untukku. Lagipula ia seperti bidadari, sangat cantik!"
"Assalamuallaikum, Say." Tangan Abbas terulur berharap di sambut dengan ciuman tangan.
Tidak ada jawaban salam, bahkan tangannya terabaikan. Menyadari situasi, Abbas memutar tubuh Sayyidah dan dengan berani ia menenggelamkannya kedalam pelukan.
"Lepas! Jangan sentuh aku!" Sayyidah meronta.
"Kamu kenapa? Ada apa? Ayo ceritakan kepadaku!"
"Ngga ada, ngga perlu!" ketus Sayyidah dengan wajah di tekuk, terlihat garis kemarahan di sana. 
"Say, bukankah kita udah menikah? Kita bisa saling melengkapi dalam suka maupun duka. Saling terbuka dan kita saling bahagia,"  tutur Abbas.
"Hahahahahaha." Tertawa sumbang.
"Bahagia kata kamu? Yang ada aku terpaksa dan tersiksa!"
"Semuanya sudah terjadi, Allah sudah mentakdirkan kita bersama dalam ikatan pernikahan ini ...."
"Stop! Aku muak! Aku capek! Kumohon keluar, Bas!" Jarinya menuding ke arah pintu.
****
"Sudah dua hari Sayyidah mendiamkanku. Dia tak mau menatapku. Bahkan memalingkan pandangannya setiap berpapasan denganku. Bersama di bawah satu atap. Namun, rasanya seperti ada tirai yang menghalangi aku dengan istriku."
"Aku sangat sedih, batinku tersiksa. Tapi aku harus lebih tabah dan sabar menghadapinya. Lagi pula tidak gampang baginya menerima segalanya dengan mudah. Ia butuh waktu dan menata hatinya." pikir Abbas dalam muhasabahnya.
Saat azan subuh berkumandang, Sayyidah beranjak dari tempat tidur tanpa Abbas di sisinya. Abbas memilih tidur di perpustakaan kecil miliknya, menghindari penolakan Sayyidah yang membuat hatinya kecut.
 
Sayyidah bergegas membersihkan tubuh dan keluar dari kamar mandi dengan gamis polos berwarna abu muda sebagai penutup tubuhnya.
Ia menghadap cermin guna melihat wajahnya saat membalut pashmina plisket di kepala. Tidak ada riasan. Walaupun polos, pipi mulusnya menampilkan rona alami.
Dering benda pipih yang tergeletak di atas nakas memecah keheningan telinga. Dengan gerakan cepat Sayyidah segera meraihnya,
"Hallo, Mah." 
"Assalamuallaikum Sayang, gimana kabar kamu? Sehat?"
"Baik, Mah. Gimana keadaan Mamah?"
"Alhamdulillah sehat, gimana kabar Abbas?"
"Eemmm dia baik kok, Mah."
"Alhamdulillah kalau gitu. Sayang nanti siang mama mau perjalanan ke Surabaya. Mamah ada kunjungan buat memantau toko roti baru mamah di sana. Niatnya kalau udah beres mamah mau berkunjung ke tempat kamu, bolehkah?"
 
 

Komento sa Aklat (461)

  • avatar
    RosaAtd

    cerita nya bangus banget banyak pelajaran yg di ambil dalam cerita ya.....

    22/05/2022

      0
  • avatar
    XenografAthala

    bagus bgt si, asal endingnya ngga gantung aja si😭😭😭😭😭😭😭buruan kaaaaaaaaaaaaaaaa kelanjutan dan endingnya selalu aku tungguuu untukkk alur cerita yg satu ini🥰🥰🥰🥰

    28/02/2022

      1
  • avatar
    BilaSalsa

    ceritanya sangat bagus dan saya tertarik dgn novel nya

    19/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata