Tag(s):
• Fantasi
• Hantu
• Supranatural
• Thriller

Mengisahkan 7 orang dengan perspektif masa lalu dan masa depan. Mengenai dunia perdukunan. Dimulai dari makhluk-makhluk mitologi di Indonesia hingga roh yang bersemayam dalam dirinya. Di mana masing-masing dari mereka berjuang untuk bertahan hidup dari serangan roh jahat maupun sesama pengguna kutukan hitam.

Huling Update

Editor's Choice

Her Sword Of Affection

Midknight_Black

SHE CAUGHT MY ATTENTION

ItsyourgirlZiryang

Beelzebub's First Love

Rhenkakoi

Stallion Riding Club batch 4 part2

Sonia Francesca

A Life between Mafia and First Lady

D.R.S.R

Enchancia; Ang Katapusan Ng Bagong Simula

AmethystGwyneth

Rekomendasyon

Sex with the Unknown Man

D.R.S.R

Hiding Tyler Montero's Triplets

CatNextDoor

Ambrose Obsession

ZariyahDenise

Sweet Sixteen

Shrinking Violet

Ava's Playful Boss

loveren

Ways To Escape Death

shineberry

Loving The Probinsyana Princess

mindlessrenren

The Gilded Cage

thalassophile

Unprecedented Lady

Beige Corp

The Gangster King And Queen

witty_pen

Komento sa Aklat (43)Iwanan ang iyong komento sa App

• 
  BatrisyaNuha

  bagus

  12/03/2023

    0
• 
  FitraAidil

  saya suka ceritanya

  07/02/2023

    0
• 
  MailiniHema

  Mantap

  08/01/2023

    0
• 
  TataIka

  Maaf

  20/08/2022

    0
• 
  Moh Irfan Mrdn

  novel nya sangat hagus

  06/08/2022

    0
• 
  MumunSiti

  dengan karya baca kita dapat kan ilmu dan hikmah yang kita gali

  08/07/2022

    0
• 
  Florensyah Amsor

  gsgfj

  11/06/2022

    0
• 
  Dinataalviyopand

  halo

  28/05/2022

    0
• 
  RamdhaniAzhar

  siu

  29/04/2022

    0
• 
  WardayantiSari

  seru banget, cerita seperti ini saya suka

  29/04/2022

    0

• Kabuuan: 80

• Chapter 1

  Cat dinding rumah berwarna biru laut dan pohon belimbing berdiri tegak menjulang. Sepeda motor dipar

• Chapter 2

  Kasur yang Hendra tempati begitu nyaman dan empuk. Kelopak dua matanya membuka berat. Menatap atap l

• Chapter 3

  “Tunggu sebentar. Apa maksud anda terkena guna-guna, pak Edi? Saya tidak mengerti!” kata Hendra suar

• Chapter 4

  Sekumpulan babi ngepet mulai menyeruduk ke Hendra. Laki-laki itu menghindar ke samping kiri. Bersiap

• Chapter 5

  Suara televisi dinyalakan di ruang tamu. Ukuran televisi tabung dengan ukuran empat belas inch, memi

• Chapter 6

  Bel lonceng empat kali kali berbunyi. Menandakan berakhirnya masa sekolah. Para siswa berhamburan ke

• Chapter 7

  Sepedanya dikayuh dengan cepat. Hembusan angin yang meniup pori-pori rambut Hendra. Dia mendengar su

• Chapter 8

  Heni tidak menyangka, dia harus mengonsumsi makanan biscuit atau kue dari coklat. Pasalnya, selain b

• Chapter 9

  Suasana di ruang tamu berubah canggung. Tidak ada satu orang yang mulai percakapan. Baik Niar yang s

• Chapter 10

  “Orang yang tidak ingin kau temui. Siapa yang kau maksud?” tanya Alex.
  Namun tidak ada kata apapun d

• Chapter 11

  Ruangan yang disiapkan hanya berupa karpet hijau dan meja hitam dari kaca. Di belakang meja, terdapa

• Chapter 12

  Seharusnya aku tidak menerima permintaan gila dari Alex! Dia kalau bicara ngelantur tidak jelas. Ump

• Chapter 13

  Sofia terus mengecek jam delapan pagi. Dia terus menatap jam dinding setiap lima menit sekali. Kaki

• Chapter 14

  “Tidak kusangka dia berteriak sekencang itu.”
  “Apa kita tidak bisa melawannya?” ucap Rudi.
  Ishak meng

• Chapter 15

  Malam harinya, Rudi bercerita panjang lebar mengenai kejadian tadi pagi. Anak-anak dititipkan pada t

• Chapter 16

  Sebuah gubuk tua rentan roboh akibat terbuat dari jerami. Meski sudah dipasang pasak sekalipun seper

• Chapter 17

  Nama Bura terdengar asing bagi Pak Suryo. Beliau merasa orang itu menyembunyikan sesuatu dibalik tub

• Chapter 18

  Siangnya terik matahari memang cocok untuk minum air dingin. Apalagi sekarang kondisi cuaca tidak me

• Chapter 19

  Malam harinya, Hendra dan Alex saling bergantian berjaga. Mereka berdua memutuskan untuk tidur di ru

• Chapter 20

  Ketiganya telah sampai dsebuah makam. Tepatnya di antara kumpulan makam di depannya. Hanya tertulis

• Chapter 21

  Bunga Higanbana atau nama lainnya Red Spider Lily merupakan satu jenis dari bunga dari keluarga amar

• Chapter 22

  Untuk menemukan Red Spider Lily memang tidaklah semudah yang dikira. Hendra harus berkeliling area y

• Chapter 23

  Mega menyadari tindakan barusan itu telah menimbulkan kecurigaan banyak orang. Di satu sisi, dia ber

• Chapter 24

  Sebelum berangkat, Alex dan Hendra memeriksa kondisi sepeda motornya. Dimulai dari tekanan ban, perm

• Chapter 25

  Ketiga gadis dan kedua pemuda memutuskan untuk istirahat di rumah kosong. Tempatnya di lokasi sama.

• Chapter 26

  Semenjak insiden itu, Alex tidak bisa tidur dengan nyenyak. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi

• Chapter 27

  Sebuah ledakan yang besar, menghancurkan salah satu rumah dari kejauhan. Satrio Darmogo menjulurkan

• Chapter 28

  Ketika Mega menggunakan api hitam, di mata orang merupakan sebuah kutukan untuknya. Orang-orang menc

• Chapter 29

  “Bercanda … aku tidak peduli jika ayahku dibunuh oleh manusia.”
  Satrio menjulurkan lidahnya dengan a

• Chapter 30

  Pengguna kutukan hitam tidak semua orang bisa menggunakannya. Mereka harus menjalani meditasi selama

• Chapter 31

  Dengan blak-blakan tanpa berpikir panjang, Hendra tidak mengerti jalan pikiran pemuda itu. Dia menga

• Chapter 32

  Untuk menghadapi makhluk bermata kuning, memang tidaklah mudah. Pasalnya, Hendra masih trauma melawa

• Chapter 33

  Membedah otak harus dilakukan oleh seseorang yang berprofesi sebagai dokter. Tetapi sadarkah kita bi

• Chapter 34

  Sesampainya di sana, lupakan sejenak mengenai hukum gravitasi newton yang terkenal atau matahari ter

• Chapter 35

  “Apa katamu barusan?” ucap Soepardjo ternganga mendengar laporan dari salah satu roh.
  “Ya. Dua laki-l

• Chapter 36

  Pelesit memanggil para makhluk gaib lainnya. Dimulai dari sejenisnya hingga berwujud raksasa. Yang t

• Chapter 37

  Portal itu telah tersambungkan ke dunia manusia. Bentuk oval dengan hantaran listrik. Terbelah dua b

• Chapter 38

  “Tidak kusangka kalian memanggil ubur-ubur beracun. Apa kau tahu konsekuensinya?” tuntut Hendra.
  “Ten

• Chapter 39

  Santi melepaskan seluruh pukulan dan tebasannya ke arah Bura. Tetapi, pria tua itu nampaknya bersika

• Chapter 40

  “Tidak mungkin … ini tidak mungkin terjadi … ini pasti bohong bukan? Tidak mungkin … ini tidak mungk

• Chapter 41

  Tujuh tahun yang lalu Mega pernah mengalami hal yang tidak pernah disangka sebelumnya. Bahkan orang

• Chapter 42

  Jam tangan analog sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ivan berdecak kesal lantaran dia menunggu

• Chapter 43

  Sampai detik ini, tidak ada tanda-tanda berhenti melakukan aksi demo penggulingan pemerintah preside

• Chapter 44

  “Terima kasih kalian sudah menyelamatkan keluarga saya. Kalian semua merupakan pahlawan bagi kami.”
  P

• Chapter 45

  Ranti mengeluarkan kasetnya. Mengganti alunan musik yang dibawakan band ELO dengan judul Mr. Blue Sk

• Chapter 46

  Sofia menyesal telah mengajak Karla, Sylia dan Ilma. Ketiga kombi ini merupakan kombinasi yang palin

• Chapter 47

  Maryam tidak bisa memilih karena tekanan energi kutukan warna hitam berada di kedua telapak tanganny

• Chapter 48

  Mimpi apa semalam. Kenapa ada pidato pak Harto di dalam mimpiku? Sebenarnya apa yang terjadi, gumam

• Chapter 49

  “Entahlah. Tetapi, aku ingin mengetes kemampuanku pada kalian. Apa diperbolehkan?” tanya Ajeng.
  Kedua

• Chapter 50

  Semua orang tidak ada yang merespon ucapan dari Pak Suryo. Seorang pria tua gagah dengan berkulit co

• Chapter 51

  “Begitu rupanya … itu alasan lu kenapa disuruh ke Jembatan Ancol. Gue baru tahu sih.”
  “Tapi bukan itu

• Chapter 52

  Heni menghela napas panjang. Gadis berambut panjang itu tiduran di kos teman kuliahnya, Anita. Menen

• Chapter 53

  Malam harinya, di sepanjang jalan dekat mall terlihat seorang laki-laki mengenakan hansip. Berjalan

• Chapter 54

  Mega mengayunkan palunya sekuat tenaga. Melihat puluhan paku melayang di mana-mana. Tetapi tembakann

• Chapter 55

  Tentu saja, Mega tidak mau menerima usulan dari Alex. Tetapi dia tidak memiliki pilihan lain kecuali

• Chapter 56

  “Ngomong-ngomong, mau sampai kapan ini berakhir?” gerutu Wahyudi.
  Mereka berdua sedang menonton aduan

• Chapter 57

  Hendra mengebul pada poni rambutnya. Tidak menyangka rambut yang dia cukur malah berantakan. Maksud

• Chapter 58

  Di saat mereka menjalani hubungan rumit, Henda dan Bura terus melakukan pergolakan batin. Bagi Hendr

• Chapter 59

  Astuti berencana untuk mengunjungi rumah Hendra setelah selesai membantu orang tuanya memasak. Kaos

• Chapter 60

  Saat Pak Suryo dimarahi habis-habisan karena muridnya, beliau tidak bisa berbuat apa-apa. Tatapan di

• Chapter 61

  Keesokan paginya, Pak Suryo sedang memikirkan pelatihan yang tepat untuk Hendra dan Bura. Walau kedu

• Chapter 62

  “Kemampuan berbeda-beda? Eke yakin?”
  Anggukan kepala dari Pak Suryo. Dia tidak yakin, apakah penjelas

• Chapter 63

  Pak Suryo mengunyah roti yang sebentar lagi kadaluarsa. Saking kadaluarsanya, beliau harus berhemat

• Chapter 64

  Jeruji besi yang sudah berkarat. Dikunci dengan menggunakan gembok. Memastikan tidak ada yang bisa k

• Chapter 65

  Ruly dan Fadly mendapatkan jatah untuk memimpin dalam ekspedisi ke pulau Nusakambangan. Mendapatkan

• Chapter 66

  “Selamat pagi! Kami dari kepolisian, dimohon turun ya. Kami mau memeriksa kelengkapan dokumen kalian

• Chapter 67

  Selama dalam penyeberangan, Pak Suryo beserta asistennya, Haris sedang berdiskusi sesuatu. Tepatnya

• Chapter 68

  “Beritahu kepadaku! Apa kau ke sini ingin balas dendam? Ataukah menerima tugas dari Pak Suryo? Jawab

• Chapter 69

  “Manusia … apa kau bisa melihatnya?”
  “Ya. Bisa melihatnya. Bisa dibilang … penjara Nusakambangan tela

• Chapter 70

  Ziphius Cavirostrus menyemburkan air dari ekor belakangnya. Mengarahkan serangan pada Syamsul Chaeru

• Chapter 71

  Firman mencoba menghentikan pendarahan yang dialami Sofia. Tetapi, dia sudah dalam keadaan tidak ber

• Chapter 72

  “Tidak buruk juga.”
  “Lepaskan tubuh Sofia sekarang juga!” teriak Ajeng kepada Fientje de Fenicks.
  “Aku

• Chapter 73

  Fientje de Fenicks mulai bangkit. Mengalirkan listrik beserta kedua bola matanya memutih. Dia bangki

• Chapter 74

  Siluman harimau, manusia harimau, harimau jadian, harimau jadi-jadian, atau inyik adalah siluman yan

• Chapter 75

  Fadly berusaha melawan dari dalam tubuhnya. Dia mengerang kesakitan. Berusaha makelawan siluman hari

• Chapter 76

  “Bertahanlah, Fadly! Aku akan menyelamatkanmu!”
  “Jangan menggangguku, manusia!”
  Ruly menghindar dari

• Chapter 77

  “Sepertinya aku telah melakukan suatu koneksi yang tidak perlu ya …"
  “Tunggu! Ini di mana sih?” gumam

• Chapter 78

  Pak Suryo melindungi para polisi dari serangan brutal yang dilancarkan Syamsul. Mengingat dia penggu

• Chapter 79

  Sedangkan Pak Suryo bersiap untuk mengakhiri pertarungan dengan Syamsul. Beliau meminta maaf karena

• Chapter 80

  Syamsul dan si pelacur Fientje de Fenicks menerima pukulan bertubi-tubi dari sebuah robot dalam wuju