Kabuuan : 97Mimpi Calon Madu.
TAK MAU DIMADU BAB. 1 *** "Dek, Mas mau nikah lagi!" Aku yang tengah duduk di sofa ruang tamu seketika
readmore Istriku.
TAK MAU DIMADU BAB. 2 *** "Mas, bangun. Mas Ilham." Badanku berguncang hebat, apa ada gempa? Dan, kena
readmore Dinas Mas Ilham.
TAK MAU DIMADU BAB. 3 *** "Maksud, Bu Retno apa?" Aku menarik tangan dari genggamannya. Ini sungguh me
readmore Kepulangan Yang Dinanti.
Tak Mau Dimadu Bab. 4 *** Aku menyibak sedikit gorden jendela, mengedarkan pandangan ke arah luar rumah
readmore Romantisme.
TAK MAU DIMADU BAB. 5 *** "Ketemu Bu Minto nggak, Mas?" Pertanyaan ulang dari Ina membuatku kesusahan m
readmore Aku Juga Merasa Berat.
TAK MAU DIMADU BAB. 6A *** "Mas ...." Mataku yang baru terpejam seketika terbuka saat panggilan terdeng
readmore Siapa Dia, Mas?
TAK MAU DIMADU BAB. 7 *** Sekarang sudah pukul sebelas siang, aku memutuskan untuk datang ke kantor Ma
readmore Terbiasa.
TAK MAU DIMADU BAB. 8 *** Sejak menikah, ini kali pertama kulihat istriku menangis. Entah memang dia ta
readmore Penjelasan.
TAK MAU DIMADU BAB. 9 *** Seusai makan istriku bertugas membereskan meja, dan aku mencuci piring bekas
readmore Firasat.
TAK MAU DIMADU BAB. 10 *** "Dek, mas berangkat kerja dulu, ya," ucap suamiku sambil menenteng tas kerj
readmore Mas Ilham Suamiku.
TAK MAU DIMADU BAB. 11 *** Orang tua kami adalah sahabat baik di waktu SMA. Dan persahabatan itu berjal
readmore Mas Ilham Suamiku (2)
TAK MAU DIMADU BAB. 12 *** Flashback,2 "Aku adalah pecandu miras dan narkoba," ucap Mas Ilham sambil me
readmore Curiga.
TAK MAU DIMADU BAB. 13 *** "Dek. Bangun, Dek." Mataku terbuka saat panggilan terdengar. Meskipun berat,
readmore Merasa Bersalah.
TAK MAU DIMADU BAB. 14A *** "Dek …," panggilan terdengar setelah pintu kamar terbuka, tapi tidak kuhira
readmore Lakukan Sesukamu.
TAK MAU DIMADU BAB. 15 *** Pagi ini masih seperti biasa. Seperti pagi-pagi sebelumnya. Bangun pagi lan
readmore Siapa Aldo?
TAK MAU DIMADU BAB. 16 *** Sudah beberapa hari ini, Ina --istriku-- terlihat aneh, sering murung, lebih
readmore Semakin Runyam.
TAK MAU DIMADU BAB. 17 *** "Ayah." Suara Aldo menyambutku setelah membuka pintu apartemen. Anak laki-la
readmore Keluarga Bahagia.
TAK MAU DIMADU BAB. 18 *** Sejak pagi tadi perutku terasa aneh. Rasa mual terus mengaduk perut yang ta
readmore Malam Terberat.
TAK MAU DIMADU BAB. 19 *** "Yang sabar ya, Neng," ucap Bang Rojak setelah aku turun dari motornya. "Ma-
readmore Garis dua?
TAK MAU DIMADU BAB. 20 *** "Apa kau yakin dia anakmu, Mas?" ucapku menatapnya dalam. "Aku sudah tes DNA
readmore Maaf.
TAK MAU DIMADU BAB. 21 *** Pagi ini, Ina bangun pagi seperti biasa. Namun, dia menghabiskan waktu lebih
readmore Kembali mual.
TAK MAU DIMADU BAB. 22 *** "Tunggu mas, Dek, kita salat bareng. Tapi, mas mandi dulu ya." Tanpa menungg
readmore Actual garis dua.
TAK MAU DIMADU BAB. 23 *** "Aku harus mengeceknya lagi, jika kali ini masih garis dua, aku harus seger
readmore Ngidam.
TAK MAU DIMADU BAB. 24 *** "Alhamdulillah, Ibu Raina tensinya sudah normal, ya. Sudah stabil dari tadi
readmore Bukan nasab.
TAK MAU DIMADU BAB. 25 *** "Monita? Sedang apa kamu di sini?" Seketika mataku membeliak tak percaya, un
readmore Pengganggu.
TAK MAU DIMADU BAB. 26 *** Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, ponsel dalam saku celanaku terus s
readmore Pengganggu (2)
TAK MAU DIMADU BAB. 27 *** Sekarang giliranku ke kamar Aldo. Remaja itu berbaring di ranjang dengan mat
readmore Cemburu.
TAK MAU DIMADU BAB. 28 *** "Mas ...." Aku memanggil sambil membelai rambut sang suami yang tengah terti
readmore Seperti pengantin baru.
TAK MAU DIMADU BAB. 29 *** Sore ini aku sudah diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit, dengan syarat ha
readmore Kabar bahagia.
TAK MAU DIMADU BAB. 30 *** Ponsel lelakiku di nakas tiba-tiba berpendar, nada deringnya mengalun panjan
readmore Jangan sampai ramai.
"Kamu nggak berangkat kerja, Mas? Bukanya cutinya sudah habis?" tanyaku saat melihat jam sudah menun
readmore Gelagat aneh Monita.
"Terima kasih, Bu," seruku sambil mengulum senyum. Bu minto pun menoleh sekilas, ada senyuman penuh
readmore Gelagat aneh Monita (2)
"Terima kasih, Bu," seruku sambil mengulum senyum. Bu minto pun menoleh sekilas, ada senyuman penuh
readmore Gelagat aneh Monita (3)
"Aku aneh ya, Mba?" Tatapannya sedih seraya memilin-milin ujung khimar yang dikenakannya. Warna mera
readmore Gelagat aneh Monita (4)
"Anak kita, Mas! Anak kita!" Aku tergugu, terduduk dengan tangan menutup wajah rapat-rapat. "Apa yang
readmore Murka Bunda.
"Bunda!" Tubuhku beku, kaku, tak bisa digerakkan. Bahkan, seluruh bulu halus dalam diriku meremang m
readmore Tak habis pikir.
"Jangan gila kamu, Dek!" Aku menggebrak meja, menatap nyalang istriku yang terduduk di lantai. Niat
readmore Kehilangan.
Ya Allah, kenapa rumah tanggaku selalu Engkau uji dengan begitu beratnya? Dulu, Engkau menguji kami
readmore POV Monita.
POV Monita "I'am sorry, Dad. Karena aku, ayah jadi di sini." Aku mengurungkan niat memasuki kamar put
readmore Monita pemenangnya.
Sesampainya di rumah, tanpa terduga aku melihat Aldo. Remaja itu berdiri depan lemari pendingin yang
readmore Ketidakberdayaan Ilham.
"Dek …," panggilku seraya memandangi wajah pulas istriku yang sedang terlelap. Wajah manis yang hany
readmore Ketidakberdayaan Ilham (2)
"Mas, kamu mau dekor seperti apa?" tanyanya saat kami dihadapkan pada beberapa potret pelaminan yang
readmore Sulit menahan marah.
"Maaf …." Lirihku saat Anton membuka pintu rumahnya. "Nanti aja ngomongnya," katanya membimbingku un
readmore Curiga.
Sudah satu jam aku menunggu Anton beserta istri di bangku panjang bawah pohon tidak jauh dari mobil
readmore Kesepakatan.
"Mas Ilham." Aku menoleh ke sumber suara, tapi segera berpaling lagi. Wanita yang berdiri di ambang
readmore Dokter Adi.
"Bunda?" gumamku, lalu berlari menyusuri koridor saat melihat wanita paruh baya itu terlihat duduk d
readmore Ternyata ....
"Sejak kapan?" Tanganku sudah mengepal kuat di samping badan. "Beberapa bulan lalu, saat dia datang
readmore Dokter Adi (2)
"Mas, jadi kapan aku boleh pulang dari sini?" tanya istriku membuat aku yang sedang fokus mengupas a
readmore Kakak madu?
"Sudah semua, Dek?" seruan dari arah belakang membuatku seketika menoleh. Lelaki dengan kaos oblong
readmore Keceplosan.
"Maksudnya apa?" Suaraku lebih keras sekarang, melihat suamiku dan wanita itu bergantian. "Ups … kec
readmore Hati tidak sekuat baja
Aku memejamkan mata seraya memijat pelipis, saat kepala ini mendadak pusing, dunia seakan berputar,
readmore Akulah pemenangnya!
"Mas Ilham itu milikku. Baik dulu maupun sekarang!" ucapnya sinis. Dengan anggun melangkahkan kakiny
readmore Perselisihan dia istri
"Mana ini makanan! Kenapa belum ada sarapan di meja makan!" teriakku sambil melempar tudung saji sem
readmore Hati belum bisa
Pintu kamar yang tidak aku kunci terbuka, segera aku menoleh ke sana. Seorang lelaki dengan kaos hit
readmore Berkemas
"Iya, Bunda, Ina paham. Titip ibu ya, Bun," ucapku dengan mertua di seberang telepon. "Assalamualaik
readmore Harus selalu lapor
"Ah, masa!" Kini aku bersedekap. Haruskah aku percaya? Tadi pagi saja dia bisa berbohong padaku, apa
readmore Tidak tidur bersama
"Mas, sudah malam kok Aldo belum diantar pulang ya?" tanyaku pada lelaki yang duduk di sebelahku. Se
readmore Perselisihan dua istri (2)
Aku yang sedang membalik bakwan di wajan terperanjat kaget, bahkan spatula yang aku pegang jatuh ke
readmore Belum bisa memaafkan
[Mas, aku ke rumah ibu ya. Kunci rumah aku bawa. Kamu bawa kunci cadangan kan, Mas?] Tulisku pada sa
readmore Ojan, pria di masa lalu
Aku bangkit dari duduk saat mobil BMW warna hitam mengkilap berhenti di depan rumah. Detik berikutny
readmore Pria di masa lalu (2)
"Disuruh panggilin Mba Ina malahan bengong aja kamu, Jan!" pekikan dari arah rumah membuat kami lang
readmore Pria di masa lalu (3)
"Maaf ya, Raina, ibu terlalu memaksamu." Laki-laki depanku memekik. Tanpa berteriak pun sebenarnya a
readmore Salah paham
"Raina, ambil kotak obat di kamar ibu. Di atas meja kecil di pojokan, lurusnya pintu," ucap ibu engg
readmore Menunaikan kewajiban
Tanganku menyeka paksa air mata di pipi. Aku harus kuat, tidak boleh kalah dengan keadaan. Aku yang
readmore Aksi nekat Monita
"Diam! Nanti jatuh!" Pria itu menyeringai, dan itu membuatku takut saat dia sudah seperti itu. Perl
readmore Jerit Ilham
Wanita ayu yang aku panggil adek itu tengah menengadahkan tangannya. Sepasang netra yang sering kali
readmore Jerit Ilham (2)
"Aku mau hari ini juga kamu tanda tangani berkas ini! Selanjutnya, biar orangku saja yang urus sisan
readmore Akhir perjalanan
"Mas Ilham," panggilku pada laki-laki yang terduduk di bangku taman rumah sakit sambil menundukkan k
readmore Akhir perjalanan (2)
"Nduk, ayo masuk. Sudah sore," seruan ibu dari arah belakang. Aku menghela napas panjang. "Iya, Bu.
readmore Extra part
"Belum mau tidur, Nduk? Sudah malam ini," ucap ibu seraya duduk di kursi seberangku di meja makan. T
readmore Extra part (2)
Lama aku terduduk sambil bersandar pada kepala ranjang dengan bantal sebagai alas untuk punggung. Wa
readmore Extra part (3)
"Maksud kedatangan kami ke sini, hendak meminta jawaban atas lamaran Ojan beberapa bulan lalu, Ratih
readmore Extra part (4)
"Kamu hebat." Kedua jempol tanganku terangkat. "Apanya yang hebat, Bu?" tanyanya wanita sebelahku de
readmore Rani (S2)
"Bu, lusa Mas Adi sama Aldo mau datang," ucapku seraya keluar dari kamar setelah berpakaian rapi hen
readmore Rani 2 (S2)
"Bu, aku mohon …." Bagaimana aku bisa menolaknya jika dia memintanya dengan wajah mengiba. Terpaksa
readmore Pesona Mas Adi (S2)
"Tengah malam laki-laki itu pulang dalam keadaan mabuk, Bu." Selepas kepergian Wisnu, Rani memutuska
readmore Pesona Mas Adi 2 (S2)
"Nduk!" Ibu memanggil seraya menepuk pundakku. "I-iya, Bu." Aku tergagap, melihatnya sekilas. Keterk
readmore Kopi susu (S2)
"Mau kopi, Mas?" tawarku pada Mas Adi yang sedang duduk di ruang tamu, selepas pulang salat isya ber
readmore Ada apa denganku? (S2)
"Tetap di sini, aku mau cerita," pintanya masih menatapku lekat. Kepalaku mengangguk tipis. "Jadi, di
readmore Pria belum move on (S2)
"Mau buka toko?" Aku yang sedang sibuk mengutak-atik kunci hendak membuka gembok toko langsung berji
readmore Pria belum move on 2 (S2)
"Ojan, pergilah!" pekauku, tak ingin Mas Adi terluka karena diriku. "Raina, dia siapa?" Ojan bertanya
readmore Pria belum move on 3 (S2)
"Ak-aku … maaf …." Ojan berkata lirih, tapi aku masih sanggup mendengarnya. "Pergilah, Raina calon is
readmore Nggak sudi!
TMD BAB. 83 *** "Minggir!" Dengan mata tertutup rapat aku mengayunkan teflon ke arah Ojan sekuat tenaga
readmore Minggu depan
"Sialan!" Aku terkesiap, Mas Adi tiba-tiba menggebrak meja. Dadanya naik turun, wajahnya semakin mer
readmore Cerita 3 tahun silam
Kamar rawat, tiga tahun lalu. "Kau yang bernama, Raina Sasmita?" Teriakan dari arah pintu membuatku t
readmore Cerita 3 tahun silam (2)
Tak berselang lama setelah menghubungi Paman Sarji, ponsel dalam genggamanku kembali berdering. "Bund
readmore Sepasang pengantin baru
"Jaga dirimu baik-baik ya, Nduk!" ucap ibu seraya mengusap bahuku. Ada linangan bening di pelupuk ma
readmore Rumah baru
"Mau mampir hotel dulu nggak?" Mataku mengerjap dengan mulut sedikit membuka. Hotel? Ngapain? "Mau ng
readmore Malam pertama, tapi bukan yang pertama
"Bagaimana?" tanya suamiku setelah kami memasuki rumah. Aku manggut-manggut, mata memindai sekeliling
readmore Bertemu lagi
Bandara. "Bentar lagi mereka sampai, Dek" Mas Adi memutar jam stainless warna gold dengan merek terna
readmore Sentuhan penuh cinta
"Ma-Mas Adi!" pekikku terbata, Mas Adi diam, tatapannya tajam menghunus menembus jantung. "Ada apa, D
readmore Dari hati ke hati
"Mau makan apa, Dek?" tanya suamiku di bawah kendali stir. "Apa ya, Mas?" "Plisss, jangan terserah!" M
readmore Pov Ilham
POV ILHAM Raina Sasmita, wanita aku cinta dengan sepenuh jiwa dan raga. Penyemangat hidupku, meski su
readmore Tamu yang berisik
Enam bulan kemudian. "Iya sebentar!" teriakku dari dapur, setelah mendengan bel pintu depan berbunyi.
readmore Pesan mengejutkan
Setelah kejadian sore tadi, suamiku membisu. Lebih banyak menghabiskan waktunya menyendiri di ruang
readmore Rahasianya Adi
"Maaf ya, Dek! Kamu pasti kepikiran dengan ini," ungkap suamiku tepat sebelahku di atas ranjang. Tan
readmore Akhir yang bahagia
"Pulang sekarang, Mas?" tanyaku setelah Riska dan suaminya pamit pergi terlebih dahulu. "Bentar, Dek!
readmore
aku sangat suka
5d
0okay
10/07/2023
0duhh menyentuh sekali ceritanya
10/02/2023
0👍👍👍👍👍❤
13/11/2022
0aku suka dengan kata² nya👍
23/09/2022
0best
04/08/2022
0keren
13/07/2022
0the best
06/07/2022
0best story ever
05/07/2022
0Good story
03/07/2022
0