Syifa, seorang perempuan yang begitu kuat dan tegar. Ia harus menelan pil yang begitu pahit, di kala ia melewati masa kehamilannya seorang diri, tanpa sosok suami. Ya Syifa mendapatakan talak tiga disaat usia kandungan baru enam Minggu, dan ia sah menyandang status janda disaat kehamilannya memasuki usia tujuh bulan.
Bagaimana perjuangan Syifa untuk melewati masa kehamilannya dan membesarkan buah hatinya?
Ikuti terus kisahnya ya.
asli ceritanya baguusss bgt Thor 👍👍, real story aku bgt deh...😭😭
mudah²an hukum tabur tuai itu berlaku juga dikehidupan aku 😊
semangat terus yaa Thor untuk cerita² lainnya 💪💪💪
31/07/2022
0
NiaGhofur
wooowww amazing sekali cerita y,aku terharu BCA cerita ini bnyk pelajaran hidup,terima kasih author 🙏🙏🙏
19/01/2022
0
InDrya ByYou
kren novelnya author.makasih sama storynya.banyak banget pengajaran didalamnya,crdas banget authornya.bisa mengaduk2 emosi pembaca.sekali lagi terimakasih sudah menyajikan bacaan yg indah.sehat terus authornya..🤩🤩🤩
11/01/2022
1
Yudi Prasetyo
kerenn 👍
8h
0
Aws
apakah ini berdasarkan kisah nyata atau karangan khayalan belaka?
1d
0
NengLili
mantap
14d
0
CaturMahmudah
bagus mengharukan
12/06
0
BerkahSemoga
Keren abis 👍
05/01
0
NoepRoslin
👍👍
07/05/2023
0
MimieSharmila
jalan cerita yg menarik..
26/04/2023
0
Kabuuan: 80
Bab 1. Kejutan untuk Suamiku
"Mas aku hamil," ucapku saat Mas Prabu baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Mas Prabu menatapku d
Bab 2.Ada Apa dengan Mas Prabu?
Akhirnya kami berpamitan untuk undur diri. Setelah memastikan tak ada yang perlu ditanyakan dariku a
Bab 3. Fitnah yang Diciptakan
Aku berjalan mendekati Ibu yang sedang berdiri dengan wajah bengis. Semakin dekat, dan mendekat, Ibu
Bab 4. Ancaman Ibu Mertua
"Bukankah dokter sendiri mengatakan, kalau dokter itu menghitung usia kehamilanku melalui Hpht, Mas?
Bab 5. Rencana Ibu Mertua
"Kamu menamparku, Mas?" ucapku dengan suara parau. Semakin lama pandanganku semakin kabur, kala cair
Bab 6. Mimpi seorang Syifa
Kubuka daun pintu, dengan pelan aku melangkah menuju dapur. Saat langkahku semakin dekat, dekat, dan
Bab 7. Datangnya seorang Pelakor
Brak! Brak! Brak! Tubuhku menggeliat, mataku mengerjap saat mendengar ketukan pintu. Lebih tepatnya ged
Bab 8. Desahan Menjijikkan
Dua minggu sudah Mas Prabu mendiamkan ku, selama itu pula, ia tak pernah sekamar denganku. Bahkan, m
Bab 9. Jebakan Untuk Pelakor
Jujur, tak ada lagi air mata yang keluar. Air mata ini terlalu berharga untuk menangisi seorang peng
Bab 10. Pilihan yang Tepat
Segera kuketik dua belas digit nomor di ponsel milik Sesil. Aku tersenyum samar. Kali ini pembalasan
Bab 11. Kuhajar kau!
Tiba-tiba bayangan saat melihat suamiku yang sedang bercumbu dengan wanita lain melintasi otakku, hi
Bab 12. Senjata Makan Tuan
Adzan subuh berkumandang, membangunkan ku dari tidur lelapku. Kurenggangkan otot-otot di tubuhku. Ah
Bab 13. Ibu Mertua Masuk Rumah Sakit
Akhirnya acara arisan tak bisa berjalan dengan lancar, alias, dibubarkan. Aku tersenyum dalam hati. P
Bab 14. Kesombongan Prabu
POV Prabu Dreeeetttt Dreeeetttt Dreeeetttt "Siapa, sih!" gerutuku saat ponsel yang di atas meja bergetar
Bab 15. Haruskah Kutalak Syifa?
POV Prabu "Prabu, antarkan Sesil pulang dong! Hitung-hitung balas budi karena udah bawa dan nemenin
Bab 16.Tawaran Konyol
POV Syifa "Ayo, Mas! Talak sekarang juga! Lihatlah, sudah ada dua orang di belakangmu yang selalu me
Bab 17. Ancaman Prabu
Aku menahan butiran bening itu sekuat tenaga agar tak luruh dihadapan para manusia tak berhati itu.
Bab 18.Pertolongan dari Tuhan
Aku terus melangkah, tak kupedulikan sepasang anak dan ibu itu yang terus berdebat. Saat selangkah l
Bab 19. Pelajaran untuk Prabu
Setelah selesai, aku bergegas pergi. Tak lupa pula kusisipkan beberapa lembar uang pecahan seratus
Bab 20. Pernikahan Kedua
POV Prabu * * Benar-benar diluar dugaanku. Kukira Syifa akan menghiba saat semua barang miliknya kumint
Bab 21. Surat Perjanjian
Dengan langkah panjang dan cepat, aku menghampiri kedua mertuaku yang katanya sudah menungguku. "Maaf
Bab 22. Musibah untuk Mayang
Aku beranjak dari sofa. Kulangkahkan kaki ini menuju pintu utama. Kutarik handel pintu lalu dengan p
Bab 23. Lapor ke Polisi
Bu ..." lirihku. Ibu dan Mayang menoleh kearahku secara bersamaan. "Apa kata dokter?" "Itu, Bu ... Ma
Bab 24. Tamparan dari Syifa
POV Prabu "Saya ada penawaran untukmu, dan ini tidak merugikan bahkan menguntungkan pihak manapun!" A
Bab 25. Ketakutan Mayang
"Bu...." Aku segera beranjak dari sofa saat mendengar suara Mayang memanggilku. "Kamu sudah sadar, Say
Bab 26. Pernikahan Mayang dan Kehamilan Sesil
POV Ibu Prabu. "Apa kabarnya, Bu?" Deg. Jantung ini berdetak lebih kencang saat mendengar suara yang be
Bab 27. Siapa Dia?
Kembali ke kehidupan Syifa. POV ini dibuat setelah pertemuan Syifa dan prabu di rumah sakit (sebelum
Bab 28. Pengacara Tampan
Tiba-tiba lelaki itu menghentikan ucapannya saat kedua netranya menatapku yang sedang duduk disampin
Bab 29. Malam Pertama yang Tertunda
POV Mayang Hari ini hari yang paling membuatku bahagia. Ya, sore ini acara akad nikah pernikahanku de
Bab 30. Perubahan Mertua
"Maaf, May. Hari ini Mas di kamar Revi. Kalau Revi mengizinkan, Mas baru akan bermalam disini!" ucap
Bab 31. Rencana Menggugat Cerai
POV Syifa * * * "Berkas-berkas sudah kamu bawa semua, Fa?" tanya Bu Fatimah saat aku baru saja sampai di
Bab 32. Kupilih yang Mana?
Tiga Minggu Kemudian. "Ayo kita pergi, jadwal sidangnya jam sembilan. Nanti keburu terlambat!" ajak M
Bab 33. Semakin Bingung
Hari ini tubuh terasa begitu lelah, mungkin karena bawa'an hamil, jadi gampang sekali merasa letih.
Bab 34. Ikrar Talak
"Selamat ya, kamu sudah resmi bercerai dari Mantan suamimu!" ucap Mas Faris saat kami sudah berada d
Bab 35. Kehilangan Darah Daging
POV Prabu. "Astagfirullah, Bu. Apa yang terjadi dengan Sesil?!" pekikku saat aku melihat Sesil terkap
Bab 36. Perubahan Sesil
Beberapa bulan kemudian. POV Prabu * * * "Sayang, bantulah Ibu untuk masak dan bersih-bersih, kasihan kan
Bab 37. Syifa Melahirkan
POV Syifa. Sembilan bulan sudah usia kandunganku, dan dua Minggu lagi hari perkiraan lahir yang diber
Bab 38. Ketakutan Syifa
"Iya, Bu. Syifa pun juga begitu. Apalagi hpl masih dua Minggu lagi." ucapku dengan kedua netra melih
Bab 39. Kekecewaan Prabu
"Bu, apa aku terlalu berlebihan dalam menyikapi Ilham?" tanyaku saat kami sudah berada di dalam mobi
Bab 40. Sumpah Ibu menjadi nyata
"Bu .... Ibu." Teriakku, namun belum ada respon. Dengan langkah cepat dan panjang, aku menuju kamar
41. Kelicikan Sesil
Aku segera beranjak dari tempat dudukku. Kutatap wajah Sesil. Pandangan kami saling beradu. "Lalu ap
42. Kehancuran Mayang
Aku melangkah dengan perasaan was-was. Apalagi, suara ketukan pintu tiada hentinya. Kuucapkan basmall
43. Kemarahan Ilham
Aku mulai melangkah, ingin menghampiri Mayang yang sedang sarapan di waktu menjelang malam. Saat baru
44. Kebodohanku
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Dok. Terima kasih atas waktu dan penjelasannya." Aku beranjak lalu
45. Pesuruh Sesil
Baru saja aku turun dari mobil, kulihat ada mobil asing terparkir cantik di halaman rumah. Mataku me
46. Psikiater
POV Syifa. "Fa ... sarapan dulu, gih!" "Iya, Bu. Ini masih ganti popok baby Rayhaan," ucapku dengan t
47. Calon Mama Mertua
5 tahun kemudian. "Bunda ... Reyhaan lapar," rengek bocah kecil itu yang tiba-tiba berlari lalu memel
48. Kedatangan Ilham
"Bagaimana kabarmu, Fa?" tanya lelaki yang selama dua tahun ini tak pernah menunjukkan wajahnya di d
Secercah Harapan Untuk Prabu
Lima tahun telah berlalu semenjak pernikahan keduaku. Setelah resmi bercerai dengan Sesil, aku memut
50. Tertipu
Tak berselang lama, telepon kembali berdering. Bergegas kuangkat panggilan itu. "Halo," sapaku saat p
51. Kau tak Ingin Bertemu
POV Syifa. "Assalamualaikum." Suara salam terdengar yang diiringi ketukan halus pada daun pintu. "Waal
Part 52
Saat aku sedang menikmati hidangan bersama putraku. Tiba-tiba .... "Fa ...." Sontak aku menoleh ke ar
Part 53
POV Prabu. Aku senang sekali saat menemukan Syifa di acara pernikahan Ilham. Tidak sia-sia kali ini a
Part 54
POV Prabu "Dadaaa, Om ...!" teriak suara kecil itu. Terlihat tangannya melambai dari balik kaca jende
Part 55
POV Syifa. * * * "Fa ...." Panggilan dari Mas Faris, seketika membuatku menoleh ke arahnya. "Ada apa, Ma
Part 56
POV Sesil * * * Mulai hari ini, aku ikut pergi ke kantor milik keluargaku. Sebenarnya sudah sejak dulu M
Part 57
POV Sesil * * * "Sesil, apa yang dikatakan sama Papamu itu benar?" Tiba-tiba Mama melontarkan pertanyaan
Part 58
POV Syifa * * * "Sudah siap?" tanya Mas Faris saat baru saja kubuka daun pintu. Aku mengangguk sembari t
Part 59
Tiga bulan kemudian. POV Sesil. * * * "Saya terima nikah dan kawinnya Sesil permata sari binti Rozik Guna
Part 60
POV Syifa. 1 bulan kemudian. "Done, sempurna ...!" ucap penata rias yang sudah beberapa jam yang lalu
Part 61
Aku beringsut dari ranjang dengan pelan, agar tidur kedua pangeranku tak terganggu. Aku mulai melangk
Part 62
Mas Faris mengecup dengan lembut keningku. "Makasih ya, Sayang ...," ucapnya dengan pelan. Aku menol
Part 63
POV Syifa. Kunikmati dinginnya angin malam bersama suamiku, Mas Faris. Duduk bersantai di teras rumah
Part 64
Pov Syifa * * * Mataku mengerjap pelan saat merasakan ada tepukan halus di wajahku. "Sayang ... bangun d
Part 65
*Beberapa minggu kemudian* Kedua mataku mengerjap saat merasakan ada seseorang yang menggoyang-goyang
Part 66
*Beberapa minggu kemudian* Kedua mataku mengerjap saat merasakan ada seseorang yang menggoyang-goyang
Part 67
POV Sesil. * * * "Mas, kapan aku hamilnya kalau setiap berhubungan, kamu selalu memakai kontrasepsi?" Pe
Part 68
Pov Sesil. * * * "Ada apa sih, Ma?" pertanyaanku memecah keheningan yang terasa begitu mencekam. Rasanya
Part 69
POV Sesil * * * Aku dan Mama hanya bisa duduk di kursi tunggu dengan perasaan cemas. Aku terus mencoba m
Part 70
POV SESIL. * * * Aroma obat-obatan menusuk indra penciumanku, hingga lambat laut kedua netraku mengerjap
Part 71
POV SESIL * * * Kendaraan melesat dengan kecepatan sedang menuju tempat yang tadi kuberitahukan. Jantung
Part 72
"Ada apa, Mas?" tanyaku saat aku menoleh dan mendapati Mas Prabu berdiri di belakangku. "Yuk aku anta
Part 73
Pov prabu. * * * Saat aku sedang berbincang dengan Sesil, ponselku berdering. Kuambil benda pipih itu, d
Part 74
POV Prabu. *Keesokan hari* * * * Jam sudah menunjukkan pukul 04.30. Setelah kulaksanakan dua rakaat shala
Part 75
POV Prabu. * * * Mobil kembali melesat membelah jalan raya yang terbilang lumayan ramai. Tanpa sadar sen
Part 76
POV Prabu. * * * Acara berjalan sesuai yang kami harapkan, hingga mendapatkan keputusan pernikahan akan
Part 77
Pov Prabu * * * *Dua Minggu kemudian* Pagi yang begitu cerah. Para kerabat dekat silih berganti berdatang
Part 78
POV Sesil * * * Suara ponsel berdering, namun bukan ponsel milikku. Ternyata ponsel Rina lah yang berder
Part 79
POV Prabu. *Satu Tahun Kemudian* * * * Satu tahun telah berlalu. Selama itu pula aku terus mencoba mendek
Ending season 1
POV Prabu. * * * Kata syukur tak hentinya kupanjatkan, hari ini acara ijab Qabul telah usai. Ya, satu bu
asli ceritanya baguusss bgt Thor 👍👍, real story aku bgt deh...😭😭 mudah²an hukum tabur tuai itu berlaku juga dikehidupan aku 😊 semangat terus yaa Thor untuk cerita² lainnya 💪💪💪
31/07/2022
0wooowww amazing sekali cerita y,aku terharu BCA cerita ini bnyk pelajaran hidup,terima kasih author 🙏🙏🙏
19/01/2022
0kren novelnya author.makasih sama storynya.banyak banget pengajaran didalamnya,crdas banget authornya.bisa mengaduk2 emosi pembaca.sekali lagi terimakasih sudah menyajikan bacaan yg indah.sehat terus authornya..🤩🤩🤩
11/01/2022
1kerenn 👍
8h
0apakah ini berdasarkan kisah nyata atau karangan khayalan belaka?
1d
0mantap
14d
0bagus mengharukan
12/06
0Keren abis 👍
05/01
0👍👍
07/05/2023
0jalan cerita yg menarik..
26/04/2023
0