Kabuuan : 39Chap 1
Terkadang perspektif seseorang tentang hidup bahagia adalah selalu tentang harta dan kedudukan. Pada
readmore Chap 2
Sebuah mobil sedan berhenti tepat di parkiran sekolah, lalu Rohma yang setiap pagi selalu bertugas u
readmore Chap 3
"Dimana saudara-saudaramu yang lain?" Mendengar pertanyaan tiba-tiba dari sang ayah, Shinta yang teng
readmore Chap 4
Pagi ini berjalan seperti pagi-pagi sebelumnya, seperti sinar matahari yang senantiasa menembus jend
readmore Chap 5
Sabtu sore dan gazebo belakang rumah adalah satu kesatuan yang tak pernah absen sejak mereka kecil.
readmore Chap 6
Selain rasa sakit, hal lain yang bisa membuat seorang Shinta merasa tak nyaman adalah saat harus men
readmore Chap 7
Setelah kepergian Dokter Juna dari hadapan mereka, ketiga bersaudara itu langsung menghampiri Shinta
readmore Chap 8
Pagi ini di kediaman Pradipta terjadi keributan kecil, alasannya karena si bungsu yang memaksa untuk
readmore Chap 9
Tak identik belum tentu berbeda. Kalimat itu agaknya cocok untuk menggambarkan sosok Rohma dan ketig
readmore Chap 10
Terhitung hanya tersisa sepuluh hari untuk sampai di hari ulang tahun SMA Dwisena, dimana hari penti
readmore Bab 11
Tak ada yang berbeda di Sabtu sore ini selain awan yang mendadak mendung, disusul hujan deras yang t
readmore Chapter 12
Jika Chandra di tanya apa arti Rendika dalam hidupnya, maka dengan lantang ia akan langsung menjawab
readmore Chap 13
Suara gemerisik dedaunan kering yang diinjak menjadi salah satu pengiring Rendika saat melewati kawa
readmore Chapter 14
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu seluruh warga SMA Dwisena tiba, beberapa siswa terlihat antusias
readmore Chap 15
Butuh waktu dua hari untuk Shinta bisa keluar dari rumah sakit, tapi sampai detik ini Rendika bahkan
readmore Chap 16
Siang itu, Rendika tengah duduk di kursi tunggu yang disediakan di ruang pemeriksaan sang adik. Hara
readmore Chapter 17
Suara gemerisik dedaunan yang diterpa angin terdengar berirama, seakan menjadi pengantar yang pas un
readmore Chap 18
"Bang Ren, ini seperti biasa kan?" Rendika yang mendengar seruan Chandra akhirnya mendongak, menipisk
readmore Chap 19
Malam ini adalah makan malam pertama sejak kepulangan Shinta dari rumah sakit. Beberapa makanan suda
readmore Chap 20
Cuaca semakin terik saat matahari terus merangkak naik, membuat sebagian sinarnya masuk dan menjamah
readmore Chap 21
Chandra tengah duduk di tepian kolam ikan dengan sebuah laptop di pangkuannya, saat Leo datang dari
readmore Chap 22
Jika di film-film ada adegan seorang ayah yang menunggu putranya pulang dengan duduk di kursi ruang
readmore Chap 23
Setelah mendengarkan apa yang ayahnya katakan tadi, Chandra langsung bangkit dan berlari ke lantai d
readmore Chap 24
Setelah keributan kecil yang dilanjutkan kejadian di kamar mandi Chandra malam itu, semua mulai ber
readmore Chap 25
Suara keributan dari arah dapur akhirnya memancing Rendika untuk beranjak dari tidurnya pagi ini, se
readmore Chap 26
Pagi itu para Bagaskara sudah berangkat, saat Chandra baru saja turun dari lantai dua, remaja itu be
readmore Chap 27
Suara langkah kaki terdengar nyaring memenuhi koridor rumah sakit siang itu, mengiringi setiap langk
readmore Chap 28
Jika ditelaah lebih jauh, Jendra adalah sosok yang akan bereaksi paling akhir di saat ada masalah ya
readmore Chap 29
Suara kicauan burung yang saling bersahutan, juga hamparan taman bunga yang kali ini Jendra lihat me
readmore Chap 30
Pagi itu, lorong rumah sakit terlihat jauh lebih ramai dari biasanya. Bagaimana tidak, bahkan hampir
readmore Chap 31
Remaja tujuh belas tahun dengan setelan serba hitam itu terlihat berjalan dengan gontai, perlahan me
readmore Chap 32
Adakah yang membenci sebuah rahasia di sini? Sebuah rahasia yang entah dengan alasan apa harus ada d
readmore Chap 33
Suara pintu yang dibuka dari arah luar langsung mengalihkan atensi tiga orang yang saat itu tengah b
readmore Chap 34
Keesokan paginya, Jendra terbangun dengan nafas memburu pun keringat dingin yang keluar dari pelipis
readmore Chap 35
Hari sudah menjelang sore saat kedua remaja berpakaian santai itu tengah berada di area dapur. Terli
readmore Chap 36
Kamar si bungsu terlihat kosong saat kakak beradik itu berhasil membuka pintu dengan tak santainya.
readmore Chap 37
"Bar," Chandra berseru sedikit keras, tangan kanannya melambai beberapa kali ke arah pintu cafe. Dis
readmore chapter 38
Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Bagaskara, Sarah juga ketiga putranya tengah dudu
readmore Chap 39
Semuanya mengira, bahwa pada akhirnya Jendra dan kedua adiknya bisa menerima kepergian Rendika. sang
readmore
kerrnnn betulllll
7d
0itu keren
07/07
0minta dm ff boleh
18/06
0kf jhohohklhhg
14/05
0aku.mau DM ff 10000
12/05
0mantapp
16/03
0bagus
17/02
0bagus
14/01
0halo aku sangat suka dan sukses diamond nya
17/12
0mantapp
02/12
0