Tag(s):
• Cinta yang menyakitkan
• Pornografi
• Kekerasan

Nayla yang tak ingin melibatkan orang di sekitar dalam masalah, malah membuatnya semakin jauh terjebak dalam ancaman-ancaman. Sumpah yang diucapkan oleh Kak Yuni seolah menjelma nyata. Muak dengan tuduhan-tuduhan dan fitnah yang melabelinya sebagai pelakor, Nayla akhirnya memutuskan untuk mewujudkan semua ucapan itu menjadi nyata.

Huling Update

Editor's Choice

She’s A Troublemaker

Peri_Luna

Cursed

Wyiseul

His Weakness ( Hansley Adler )

-ReiYhan-

THE RED MASK

Gina A.

The Missing Secret Princess (Filipino)

AstraeaDeinsleif

Untold Feelings (Game Series #3)

Gemorya

Rekomendasyon

Ang Landas ng Buhay

bard

Reincarnation: Two Worlds Apart

Ms.Lia_zsi

Love of Lucifer

Kyla Manaig

Spice Girls

SuperBlueSpy

Her life at 33

KokoyIsMyLife

Wicked Faith

zale_valrez

Ang Love Story Ni Bek-Bek

Aquarian_Anchor

Sinful Desire

Lunaliveire

BEHIND THE UNTOLD SECRET ( The Sequel of Hidden Secret of Room 207)

Secret Writer

WOUNDED SOUL

GLADYJANE

Komento sa Aklat (55)Iwanan ang iyong komento sa App

• 
  R Fa R

  keren

  15/03

    0
• 
  GemoyDede

  kapan lanjut?

  15/03

    0
• 
  Z'AArvina Sheilla

  baguss

  04/04/2023

    0
• 
  Benny Fardiyanto

  bagus

  21/08/2022

    0
• 
  Dia Yang Ku Simpan

  dibesarkan TPi tak tau tak berterima kasih itu org

  31/05/2022

    0
• 
  HarezMuhammad

  good

  23/05/2022

    0
• 
  AzizAzmi

  good

  22/03/2022

    0
• 
  Dhia Darmia

  bagus

  22/03/2022

    1
• 
  sangat bagus ceritanyaaaa terima kasih kak

  22/03/2022

    0
• 
  Amoyytralalalaa

  good

  20/03/2022

    0

• Kabuuan: 86

• Lemah

  "Bukan aku, Kak! Aku sama sekali gak pernah nyebarin kabar soal Kakak sama Kak Anto," tampikku.
  Kesal

• Mati Rasa

  Aku bodoh! Aku bodoh! Aku bodoh!
  Tak henti aku mengutuk diri sendiri, cubitan-cubitan, cakaran bahkan

• Perceraian

  Ponsel yang bergetar menandakan adanya panggilan masuk. Dengan malas, aku meraih untuk mengecek. Mes

• Bungkam

  Semua orang sudah tampak terlelap, tapi kedua mataku masih saja tak bisa berpejam. Jarum pendek tela

• Sandiwara yang Rapi

  Pendar cahaya putih yang berangsur-angsur mendominasi warna langit pertanda pagi telah menjelang. Ak

• Salah Langkah

  “Yun, kayanya adekmu lagi kasmaran. Ketauan mandangin Zulfi langsung salah tingkah,” kekeh Kak Ijul

• Gosip

  “Tumben tadi pulang sama Husin, Nay? Bukannya pas berangkat sama Yuni?” sapa Nurul, tetangga yang ru

• Retak

  Aku termenung memandang pemilik wajah pucat yang terbaring lemas di kasur. Hampir tak percaya karena

• Apakah Karma?

  “Kata Tante Nun, Bapak nikahin Ibu saat Ibu hamil empat bulan.”
  Hanya sepenggal kalimat itu yang lolo

• Lembar Hitam yang Terbuka

  “Kamu sejak datang sama Nisa gak kedengeran suaranya, Nay. Jadi Aulia nyuruh aku buat ngecek ke sini

• Ada yang Aneh

  “Ibu sudah bilang jangan main keluar, masih aja bandel! Mau kamu apa? Melawan orang tua? Jadi anak d

• Korban Bully

  Mataku masih terasa berat karena tak bisa tidur dengan nyenyak. Pertengkaran Ayah dan Ibu membuatku

• Memberanikan Diri

  Aku menunduk dengan tangan memilin ujung jilab. Hani yang diminta ke luar membuatku hanya tertinggal

• Alasan Sebenarnya

  “Kamu bikin masalah apa di sekolah?” Ibu melemparkan surat panggilan yang sudah diremas hingga tepat

• Mati Itu, Seperti Apa?

  Kaki terasa begitu berat untuk berjalan. Sejak keluar dari ruang bimbingan konseling, waktu malah be

• Hilang

  Aku hanya berkata pada Bu Wati kalau Ibu seringkali sibuk hingga tak mendengarkanku saat bercerita.

• Tragedi

  Tahun-tahun berlalu dengan hal-hal yang selalu sama. Semua terasa datar, biasa saja, dan tak ada yan

• Depresi

  “Nay, buka pintunya!” Suara milik Kak Nila.
  Lekas aku menyeka air mata dan berdiri meski nyeri masih

• Pengalaman Manis yang Pertama

  “Wah, udah perawan aja ini bocah yang dulu kerjaannya minta diajakin jajan!” Kak Rahmad memasuki kam

• Gila, tapi Waras

  Kak Rahmad mengajakku singgah pada salah satu taman kecil di Kota Banjarbaru. Taman ini cukup sepi k

• Reaksi Aneh

  Tubuh lain yang menabrak dari depan membuatku setengah terpaksa mengangkat kepala. Pandangan yang se

• Tote Bag Spesial

  “Dari mana aja? Ditelepon gak diangkat, dikirim pesan gak balas. Apa gunanya punya HP kalau gak ngab

• Tunas Harapan

  Untuk seseorang yang mengaku kurang suka membaca, harus kuakui novel pilihan Kak Anoy bisa dibilang

• Syok

  Guru meninggalkan kelas, disusul oleh satu per satu murid yang saling berebut keluar lebih awal. Ber

• Ungkapan

  Kabar tentang video Dinda menyebar dengan begitu cepat. Tak hanya sekumpulan remaja laki-laki di wak

• Ombak Besar

  Ban sepeda motor Ayah yang bocor membuatku tak bisa pergi ke sekolah lebih awal seperti biasanya. Ke

• Dikucilkan

  Selama ini, aku sudah banyak mengalah hanya untuk menghindari keributan. Aku hanya mengiyakan setiap

• Romantisme Palsu

  Rumah berubah menjadi tempat menyeramkan yang rasanya tak ingin lagi kudatangi. Tempat yang selama i

• Satu-satunya yang Tersisa

  Uluran tangan saat aku hendak pamit pada Ibu hanya diabaikan. Bahkan sejak kemarin, kapan pun aku ke

• Neraka Bernama Kesepian

  Berlalu satu minggu, tak hanya Filah dan Bela, tapi seluruh orang seakan telah melupakan apa yang te

• Pada Akhirnya

  “Kamu adalah gadis yang lebih dari sekadar rumit, Nay. Banyak hal yang mungkin tak kuketahui. Yang a

• Nekat

  Tak adanya bukti kuat membuatku bisa menghindari tuduhan Ayah dan Ibu. Mereka bahkan menggeledah kam

• Kebahagiaan (Semu) yang Sempurna

  Rasa ingin buang air kecil membuatku terpaksa meninggalkan kelas. Walau sesekali terhuyung dan hampi

• Overdosis

  “Tempat ini seperti neraka! Rumah, sekolah, semua orang-orang yang ada selalu sama. Kenapa aku harus

• Keputusan yang Tak Bisa Dibantah

  Setiap berpapasan dengan Ibu, dari sorot mata cokelat terangnya hanya dendam yang terlihat.
  Tak ada s

• Jangan Sakiti Dia!

  Apa aku benar-benar harus mengetahui hal itu? Apa aku benar-benar harus mempercayainya? Namun, tanpa

• Hampir (18+)

  Tepukan pada punggung tangan dengan cepat menarikku dari seluruh ingatan itu. Dalam putaran waktu ya

• Semakin Menyebar

  “Tadi malam aku liat Nayla duduk berduaan si Makmur di pelatar. Mana mepet banget lagi,” celetuk seb

• Mawar yang Terinjak

  Aku menunduk memandangi piring. Tangan yang gemetar kupaksakan bergerak untuk menyendok makanan send

• Terjaga

  Pertanyaan-pertanyaan penuh kecurigaan itu semakin sering menyudutkanku. Bagaimanapun aku membuat al

• Janji

  “Rasanya lebih menyenangkan saat melihat kamu yang ceria. Jadi, apa pun masalah yang kamu punya, kap

• Tak Sepolos yang Dikira

  Baru tertidur saat menjelang Subuh membuatku dan Nisa terbangun lebih siang dibanding biasanya. Suas

• Cinta Itu Kegilaan

  Usai sarapan, Husin membantuku mengangkat piring ke dapur. Aku sama sekali tak bisa apalagi berani m

• Ancaman yang Nyata

  (Catatan: Bab ini mengandung adegan kekerasan yang dikhawatirkan akan menimbulkan trauma. Harap bija

• Ketahuan

  Begitu selesai makan malam, Kak Yuni memerintahkan Nisa untuk segera tidur. Namun, sebaliknya malah

• Tuntutan

  Subuh, Kak Yuni sudah membangunkanku terlebih dahulu agar bisa membaca ulang pelajaran sebelum mandi

• Interogasi

  [Gimana ujian hari ini, Nay?] Sebenarnya aku sempat berharap kalau pesan yang masuk itu dari Ayah, t

• Libur Kelabu

  Selama ujian berlangsung, aku yang hanya mengurung diri di rumah ditambah lagi Kak Yuni selalu menga

• Pertolongan

  Mungkin, sedikit keberuntungan masih berpihak padaku. Dengan beralasan baru selesai mandi dan belum

• Terlepas

  “Sudah bangun, Nay?” tanya Kak Yuni tepat saat aku baru membuka mata.
  Aku mengerjap-ngerjap sesaat, m

• Tak Nyaman

  Cukup mengejutkan ketika melihat Husin yang tiba-tiba datang, terlebih dia tampak berpakaian lebih r

• Jejak

  Setelah mengajak makan, tak lupa membelikan apa yang diminta Kak Yuni, Husin membawaku pergi ke pant

• Sang Penolong (Lagi)

  Malam semakin larut, Kak Yuni pun tampak telah benar-benar nyenyak dalam tidurnya. Kukantongi ponsel

• Anak Rubah (?)

  [Kenapa kamu menghindariku, Nay?]
  [Gimana keadaan kamu? Aku benar-benar khawatir.]
  Satu per satu orang

• Kejutan

  Kak Yuni baru saja pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan serta kassa baru. Kaki yang masih saki

• Yang Tak Terelakkan

  Nyeri yang mulai berkurang membuatku bisa sedikit lebih leluasa bergerak. Meski untuk berjalan menuj

• Permintaan Membingungkan

  Malam ini meski tak terlalu banyak bintang, langit tetap terlihat cerah. Dari rumah Kak Aulia, terde

• Kenyataan yang Takkan Berubah

  Rasanya, sudah lama sekali sejak aku terakhir mengunjungi pantai pada tengah malam seperti ini. Ding

• Berlari

  Persiapan perpisahan yang dilakukan di sekolah membuatku merasa memiliki sedikit celah untuk bernapa

• Tak Seharusnya

  [Dasar anak gak tahu malu! Sudah dibilang jangan pernah menginjakkan kaki ke rumah lagi!] Balasan it

• Tawaran?

  “Udah jelas, aku gak mau sakit karena maksain mau hidup sama orang yang gak pantas dipertahankan sep

• Mulai Sendiri

  Kak Yuni sibuk mengemasi barang-barang yang akan dibawa. Tak terasa, waktu yang dia jadwalkan untuk

• Keputusan Gila

  [Yuni bilang kamu gak mau ikut pindah sama dia? Dibiarin malah ngelunjak, banyak tingkah. Mau tingga

• Fakta

  Di atas tumpukan pakaian, ponsel yang tergeletak tampak menampilkan nyala dari lampu notifikasi. Pem

• Ketidakjelasan

  Aku yang sedang menjemur cucian sedikit terkejut dengan kedatangan Je. Dia tampak membawakan beberap

• Mimpi Terburuk

  Aku yang masih mematut diri di depan cermin rias terkesiap saat mendengar bunyi langkah mendekat. Te

• Misi Dimulai

  Aku termenung menatap foto yang sempat diambil dari isi pesan pada ponsel Kak Makmur.
  Apa arti yang s

• Manusia

  Tubuh yang bergerak di teratur di atasku terus mempercepat ritme permainannya. Setiap entakan kuteri

• Usai

  Perlu keberanian sekaligus persiapan untuk kemungkinan terburuk. Bukti yang sudah ada di genggaman a

• Mirip

  Usai pertengkaran Kak Makmur dengan Kak Aulia, tak terdengar lagi suara apa-apa dari rumah mereka. A

• Delusi

  Setelah melajukan kembali sepeda motor, Je berniat mengajak untuk ke pantai sebelum makan malam. Aku

• Topeng Sebenarnya

  Kuakhiri lambaian tangan setelah bayang dan bunyi sepeda motor benar-benar telah menghilang. Kutenga

• Apa Itu Keadilan?

  Semua seakan begitu cepat. Suara berdebum yang diiringi melemahnya tekanan bantal pada wajah hingga

• Jalan yang Terbuka

  Usai menenangkanku, baru Je menepati janji untuk pergi ke tempat fotokopi yang maksud. Aku sedikit t

• Dilema

  Aku menolak turun dari sepeda motor saat Je berhenti di halaman sebuah penginapan.
  “Anterin aku pulan

• Pria yang Tak Bisa Dibantah

  [Kamu ke mana aja jam segini belum pulang? Apa kamu seperti ini karena sudah menemukan orang baru, N

• Tua-tua Bucin

  Aku yang pertama kalinya merasakan dunia kerja, benar-benar mendapat cukup banyak pengalaman serta r

• Kebenaran yang Tak Sampai

  Kuteruskan langkah menuju rumah belakang tanpa berniat memedulikan sosok itu. Aku yang menunduk, han

• Nekat

  “A-ada apa, Je?” tanyaku tak bisa menyembunyikan getar pada suara yang keluar.
  Je menuntunku untuk tu

• Tak Terduga

  Je menghentikan sepeda motornya di depan toko. “Kamu yakin bisa kerja, Nay? Mata kamu masih bengkak,

• Sangat Berbeda

  Aku menghitung satu per satu jumlah lembaran dari setiap berkas, lalu menuliskan di kertas kecil dan

• Tak Selalu Baik

  Satu hari lagi telah terlewati, dengan kuanggap cukup baik. Mesin yang masih belum selesai diperbaik

• Hadirnya Sosok Lama (?)

  “Nay! Dengarkan aku!” Suara panggilan itu terdengar di antara dengungan-dengungan keras yang memenuh

• Mimpi yang Gila

  Aku tak mengerti kenapa pria itu begitu mendesak untuk pulang. Setelah bersiap dan memberi kabar pad

• Kembali

  Setelah merasa berlari cukup jauh, kuhentikan langkah dan bersandar pada tembok tinggi yang sepertin

• Kekhawatiran yang Sebenarnya

  "Ah, Nay. Aku tidak memaksa kalau kamu tidak ingin menceritakannya." Je kembali menambahkan setelah