Kabuuan : 39Satu
Wahyu memejamkan mata, tangan nya terkepal erat di atas lutut. Dia berusaha fokus walaupun pelatih n
readmore Dua
Wahyu bukan muslim yang taat. Dia hanya shalat saat dia sedang ingat. Membaca al-Qur’an saat dia sed
readmore Tiga
Wahyu buru buru mengancingkan celana panjang nya, memasukkan buku yang berserakan di meja nya lalu d
readmore Empat
Tidak ada yang tidak mengenal Wahyu. Muhammad Wahyu Dirgantara. Hampir satu universitas mengenalnya.
readmore Lima
Tubuh Wahyu remuk keesokan pagi nya. Untuk mematikan alarm ponsel yang ada di nakas aja susah, apala
readmore Enam
Wajah Nameera masih memerah. Tangan nya sibuk mencatat, dia sibuk menulikan pendengaran nya saat Ann
readmore Tujuh
Henry stres luar biasa. UAS tinggal besok, dan materi masih banyak yang belum dia pelajari. Dia memb
readmore Delapan
Ini baru jam 7 pagi. Tapi sudah ada beberapa orang yang berdiri di depan pintu rumah Wahyu, menatap
readmore Sembilan
“Wahyu, hari ini bisa latihan?” Wahyu menyerngit. Ini hari pertama ujian, apa yang sedang dipikirkan
readmore Sepuluh
Ujian sudah berlangsung seminggu. Wahyu sudah bebas ujian karena dia ikut sesi pertama, tinggal menu
readmore Sebelas
Nameera tidak tau bagaimana cara menyikapi ungkapan perasaan Wahyu kemarin. Yang bisa dia lakukan ha
readmore Dua belas
Kakek berdiri di tepi kolam dengan tangan yang terlipat di dada, mata nya dengan ramah menatap teman
readmore Tiga belas
“Lari keliling kampung 3 putaran. Abis itu pulang langsung latihan renang. Jangan cari makanan berat
readmore Empat belas
Wahyu diam, tangan nya yang terkepal dia sembunyikan dengan melipat tangan nya di dada, pendengaran
readmore Lima belas
Wahyu sampai rumah pukul 7, di sambut heboh keluarga nya. tak terkecuali Dara yang langsung berhambu
readmore Enam Belas
Nameera diam beberapa hari setelah nya, menjawab seadanya saat keluarga bertanya pada nya, hanya ter
readmore Tujuh Belas
Nameera melamun. Suatu hal yang jarang –bahkan hampir- tidak pernah dia lakukan. Tatapan mata nya ko
readmore Delapan Belas
Wahyu mengomel. Bibir nya tak berhenti bergerak. Mengatakan suatu hal dan terus memaki Dimas dengan
readmore Sembilan Belas
Wahyu kembali ke Solo 2 hari sebelum pelajaran biasa berlangsung. Dia datang dengan sekantung makana
readmore Dua Puluh
Tri Hardi, ayah Nameera memperhatikan gelagat Wahyu yang menatap keseliling. Menatap meja satu-persa
readmore Dua Satu
Nameera duduk di ampit Annisa dan Dewi. Tangan nya dengan telaten membalik halaman buku yang tengah
readmore Dua Dua
Nameera berdiri di depan pintu rumah Wahyu. Tangan nya terkepal dengan tas hitam di pelukan nya. Dia
readmore Dua Tiga
Tri Hardi terkejut saat mendapati Nameera berlari ke arah nya dengan air mata yang bercucuran. Niat
readmore Dua Empat
Nameera bersikap seperti biasa, seolah kejadian dia menangis di hadapan kedua orang tua nya tak pern
readmore Dua Lima
Entah keberanian darimana, Nameera mengajak kedua teman nya untuk makan di kantin fakultas olahraga.
readmore Dua Enam
“Maaf… maaf… Dewi, maafin aku. Aku ngaku salah, perbuatan aku emang udah nggak bisa di toleransi. Ma
readmore Dua Tujuh
Aster mematung, raut wajah nya kaku, mata nya menatap ayah tak percaya. Lalu saat sebutir air mata m
readmore Dua Delapan
Wahyu berdiri di depan Arga. Mata nya menatap lurus ke mata Arga. Tak goyah mesti Arga menatap nya t
readmore Dua Sembilan
Wahyu duduk bersila di hadapan Nameera dengan jarak satu meter. Masjid masih penuh mahasiswa lain ka
readmore Tiga Puluh
18 hari sebelum pertandingan. Wahyu membuka pintu kulkas, mengambil air dingin berukuran sedang lalu
readmore Tiga Satu
15 hari sebelum pertandingan. Nameera berdiri di depan kelas, menatap langit yang menghitam. Dia mena
readmore Tiga Dua
Wahyu berlari ke dalam rumah, masuk ke kamar dan memakai kaos yang ada di tumpukan paling atas lemar
readmore Tiga Tiga
10 hari sebelum pertandingan. Wahyu ke Jakarta. Bukan sekarang. Namun besok. Dia ingin membicarakan m
readmore Tiga Empat
Sesampai nya di rumah, Nameera menangis. Terduduk di belakang pintu kamar sambil terisak. Ayah berdi
readmore Tiga Lima
Wahyu ingin pulang saat magrib berkumandang, tapi kakek melarang nya. Beliau bilang tidak baik berhe
readmore Tiga Enam
Nameera patah hati setengah mati. Setelah di tinggal Wahyu ke Jakarta, Nameera mendapati diri nya te
readmore Tiga Tujuh
Nameera duduk di kursi, sedangkan Wahyu duduk di ranjang nya. Sudah kembali memakai baju. Wahyu mena
readmore Tiga Delapan
3 hari sebelum pertandingan. Ini hari pertama dia pulang ke rumah. Kakek dan ayah yang menemani saat
readmore Tiga Sembilan END
Sorak suara penonton membuat ramai stadion. Banyak nya blits kamera dan spanduk yang penonton bawa m
readmore
jalan cerita yang menarik
03/08/2022
0bagus banget 👌
22h
0sangat menarik untuk di baca
09/07
0mantap
04/06
0jhatt
11/04
0great novel
25/01
0semngatt trus kaa. critany baguss
02/12
0bagus dan menarik
23/11
0mksih
14/06/2023
0mantap
05/06/2023
0