Kabuuan : 79Bab 01
"Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... La ilaha illallah." Furqan mengakhiri lantunan azan di telinga ka
readmore Bab 02
"Kita mau ke mana, Yah?" tanya Leon. "Jalan-jalan ke Bendungan Karang Intan," jawab Furqan. Leon berso
readmore Bab 03
Angin yang bersahabat menjadi momen tepat bagi anak-anak bermain layangan. Seperti Leon, meski sendi
readmore Bab 04
Hening malam seakan mengantarkan kembali kereta waktu yang menjemput ingatan. Flashback.... Sosok lak
readmore Bab 05
Kembali ke masa sekarang .... Husni tersenyum samar ketika kembali teringat semua hal itu, meski meny
readmore Bab 06
“Husni mana?” Seorang pria bertubuh besar dengan umur yang jauh lebih tua itu datang mengetuk rumah
readmore Bab 07
Leon mengikuti langkah sang ibu memasuki kamar Husni, tapi ketika tepat di depan pintu wanita itu ma
readmore Bab 08
Memasuki tahun ajaran baru sesuai keputusan Wanda, Leon akan masuk di Ibtidaiyah Islami tak jauh dar
readmore Bab 09
“Leon, cuci pakaianmu sendiri! Kamu ‘kan sudah besar,” teriak Wanda tatkala Leon sedang beristirahat
readmore Bab 10
Leon membawakan segelas teh hangat ke kamar ibunya. Sejak tadi malam wanita yang biasanya cerewet it
readmore Bab 11
Berlalu memasuki empat bulan sejak sang ibu diketahui hamil, Leon lebih sering diajak ke luar oleh a
readmore Bab 12
Kedua mata Leon berbinar memandang rapor hasil belajarnya di semester kedua ini. Angka sembilan dan
readmore Bab 13
Husni memasuki rumah dengan napas yang tersengal, wajahnya penuh memar dengan darah kering di sudut
readmore Bab 14
“Terkadang, seorang ibu lupa bahwa anak yang mereka lahirkan adalah manusia. Tak jarang anak hanya d
readmore Bab 15
Seperti yang telah direncanakan, Leon salat Magrib dan Isya dilakukan berjamaah di langgar. Usai Isy
readmore Bab 16
Sejak kejadian kemarin, Leon hanya menitipkan bekal lewat penjaga. Dia masih ketakutan andai langsun
readmore Bab 17
Daging masak bistik juga rendang, nasi samin, selada, ayam panggang bahkan ikan goreng. Nasi tumpeng
readmore Bab 18
“Mau ke mana?” tanya Husni ketika melihat Leon telah rapi dengan sarung dan pecinya. “Salat ke langga
readmore Bab 19
“Ibu, ini apa? Kok rasanya beda?” Haya menyodorkan botol kratingdaeng yang didapat dari kamar Husni.
readmore Bab 20
Memasuki tahun ajaran kedua, sesuai keputusan rapat, maka seluruh siswa-siswi diwajibkan mengikuti e
readmore Bab 21
“Leon, lo lihat gak adik kelas itu sedari tadi terus saja memperhatikan lo?” tanya Yusri. “Gak. Napa?
readmore Bab 22
Leon meluruskan kaki usai latihan silat pertamanya, senyum terus mengambang, di kepala dia terpikir
readmore Bab 23
Leon menghitung sisa uang tabungan yang kemarin sempat direbut sang ibu, kemudian menambahkannya den
readmore Bab 24
“Leon! Barter dong!” Salah satu siswa aliyah datang mendekati Leon yang tengah merapikan uang hasil
readmore Bab 25
Leon duduk di atas sajadahnya, menghadap kiblat lengkap sarung dan juga peci di kepala. Tangan kanan
readmore Bab 26
[Bagus juga lo nyanyi.] Sebuah pesan WhatsApp masuk dari nomor yang tak dikenal. Leon membuka profil
readmore Bab 27
Waktu kenaikan sabuk tiba, setelah selesai menerima sabuk baru lagi-lagi Leon dipertemukan dengan wa
readmore Bab 28
Benih-benih rindu yang kian memupuk kasih sayang terus tumbuh dan menyebar cepat di bilik-bilik hati
readmore Bab 29
Remaja berjaket merah duduk menunggu dengan raut wajah yang ditekuk di sudut taman. Gerak kakinya di
readmore Bab 30
[Thanks udah nganterin gue.] Pesan dari Weny muncul begitu saja ketika Leon menyalakan ponselnya di
readmore Bab 31
Berlalu seminggu, pada pembukaan acara Haplah yang dimulai dengan upacara seluruh siswa-siswi madras
readmore Bab 32
"Kamu bilang kemaren ibu gak pernah peduli sama kapan kamu bagi rapor? Kamu lupa kalau ibu sibuk? Na
readmore Bab 33
Leon menyandang tas ranselnya menyusuri jalan, teringat akan yang tersisa di dalamnya hanya kepingan
readmore Bab 34 (18+)
"Dek?" Pria paruh baya berpeci menepuk-nepuk bahu remaja yang berbaring di pelatar musala. Leon yang
readmore Bab 35
Leon bersandar pada rolling door sebuah pelataran toko yang menjadi tempat menjemput lelapnya tadi m
readmore Bab 36
Leon berpaling dan melangkah menjauh tanpa kata, menyembunyikan sesak yang kembali mengundang air ma
readmore Bab 37
Leon merapikan tas sekolahnya, tahun ajaran di kelas tiga tsanawiyah sudah dimulai. Namun, hubungan
readmore Bab 38
Sejak pulang dengan Yusri, masih ada suara apa pun yang ke luar dari mulut sang ibu. Lamat-lamat kec
readmore Bab 39
Jam pulang akhirnya membebaskan banyak murid-murid yang telah suntuk belajar seharian. Mereka berham
readmore Bab 40
"Hari ini Kak Welly datang, pokoknya kamu jangan terlalu manja sama mereka. Jangan merepotkan. Ingat
readmore Bab 41
Makan malam telah disediakan oleh Mak Jah. Ruang makan yang besar membuat satu keluarga itu selalu m
readmore Bab 42
Sejak kemarin, satu malam penuh hingga acara pernikahan Viny berlangsung musik dangdut tak henti men
readmore Bab 43
Tentang keluarga yang hangat, saudara seerti teman sebaya, keindahan pantai yang didatanginya, juga
readmore Bab 44 (18+)
"Woy, Leon. Maen ke Athena, yuk!" ajak Dennis. "Athena Discotique?" gumam Leon di dalam hati. Sejenak
readmore Bab 45
[Kalo kangen temuin di Taman Mawar. Lagi gabung sama Mr. Simple.]. Centang dua berwarna biru tampak p
readmore Bab 46
"Lo seriusan ikut?" tanya Leon menatap tak percaya pada Yusri yang sudah menantinya di depan gang. "I
readmore Bab 47
"Hah! Cape gue. Seru banget!" celetuk Yusri sambil duduk di sepeda motornya. "Lo gila banget, lupa te
readmore Bab 48 (18+)
Berbekal alamat yang dikirimkan Yusri, Nisa menanti di depan gang kemudian menghubungi Leon. Sudah h
readmore Bab 49
"Dari mana aja baru pulang?" Suara yang sudah sangat khas teriakannya menyambut ketika Leon membuka
readmore Bab 50
Berkurangnya interaksi dengan sang ibu membuat Leon leluasa melakukan apa yang diinginkan. Seminggu
readmore Bab 51
"Lo kenapa?" Sambut Yusri ketika Leon baru saja datang, terlihat mata yang sembab itu tengah kosong.
readmore Bab 52
"Lo hutang cerita ama gue!" Yusri segera menodong Leon dengan pertanyaan ketika langkah kaki remaja
readmore Bab 53
Leon menghentikan sepeda motornya tepat di depan rumah. Hatinya sudah cukup tenang setelah menghabis
readmore Bab 54
Ragu melanda, khawatir adiknya akan kecewa. Namun, hal yang diterimanya malah jauh berbeda. Haya ters
readmore Bab 55
Leon mengendap-endap ke luar setelah memastikan ayah dan ibunya telah benar-benar tidur. Dennis di d
readmore Bab 56
Seminggu berlalu .... "Bu, aku diterima kerja!" sorak Husni girang memeluk sang ibu yang tengah menon
readmore Bab 57
Akhir-akhir ini Husni selalu merengek pada sang ibu, membuat wanita itu kesal. Leon yang tak tahu ap
readmore Bab 58
Leon yang awalnya tengah menikmati nasi goreng hasil masakan sendiri di depan televisi mendadak terk
readmore Bab 59
Sejak kemarin suasana panas di rumah tak juga mencair. Berkali-kali Wanda ingin mengajak suami bicar
readmore Bab 60
"Kamu pikir uang dua puluh juta itu sedikit? Di mana ibu nyari uang sebanyak itu?" teriak Wanda tak
readmore Bab 61
Acara perpisahan kelulusan di Tsanawiyah dilangsungkan, hasil nilai sudah dibagikan. Leon bersujud s
readmore Bab 62
Husni mendecak geram, turut melangkah menuju kamar. "Leon trus!" Dengan kesal ditendangnya pintu kama
readmore Bab 63
Nyamuk-nyamuk yang menyerang tanpa ampun membuat Leon terbangun. Padahal, langit masih gelap. Leon me
readmore Bab 64
"Anak itu ... benar-benar sudah kelewatan!" Furqan meremas kertas yang baru saja selesai dibacanya. W
readmore Bab 65
Subuh menjelang, Leon sudah terjaga dari tidurnya dan membersihkan diri sebelum pengurus musala data
readmore Bab 66
"Jawab ayah! Uang sebanyak itu kamu pakai untuk apa! Hidup numpang orang tua bukannya ngurangin beba
readmore Bab 67
"Mbak, rumah bedakan punya kamu ada yang kosong?" Wanda menelepon Mbak Dian, keponakannya yang tingg
readmore Bab 68
"Kak Husni mau ke mana, Bu?" tanya Haya heran ketika melihat pria itu sejak tadi tampak bolak-balik
readmore Bab 69
"Lo serius gak mau lanjutin sekolah lo?" Yusri membuka tutup botol anggur merah di genggamannya. "Mau
readmore Bab 70
Leon mulai bekerja di kafe Bara Steak yang terletak persis di samping KFC. Pakaian kemeja terbaik pe
readmore Bab 71
"Rese lo! Mentang-mentang kerja jadi seenaknya jarang ngumpul ninggalin kita!" protes Erik ketika Le
readmore Bab 72
Leon melangkah kasar membawa ayam ke dapur. Yusri yang tengah baru datang membawa tikar dari kamar u
readmore Bab 73
"Gue gak yakin lo anak baik-baik. Zaman sekarang banyak yang mukanya polos tapi kelakuan minus." Mik
readmore Bab 74
Ruang percakapan Whatsapp grup Mr. Simple. Wahyu: [Gimana? Siapa aja nih yang bisa berangkat?] Dennis:
readmore Bab 75
Leon datang lebih awal, dia duduk di bangku sudut taman Mawar. Duduk menyandarkan punggung dengan ke
readmore Bab 76
"Yok, mancing, siapa yang mau ikut?" tanya Yusri sambil membawa joran. "Emangnya nggak takut ke sunga
readmore Bab 77
Raungan tangis terdengar dari ibu dan kakak Erik dari dalam rumah. Bendera hijau pertanda salah satu
readmore Bab 078
Leon mengepalkan genggaman tangannya. “Ini gara-gara Ibu,” ucapnya ragu-ragu. Pria yang menunggu jawa
readmore Bab 079
Leon berduduk dengan menjuntaikan kakinya di pinggiran irigasi Karang Intan. Air mengalir dengan der
readmore
good
22d
0good
23d
0Ok hay
02/09
0bagus kk😇
22/08
0seru juga
15/08
0semoga bermanfaat bagi yang membaca aminn
09/08
0bagus
01/08
0bagus
12/07
0500 DM
09/07
0good
08/07
0