Kabuuan : 58Bab 1
"Mas, sepertinya aku hamil. Bulan ini aku belum haid, padahal ini sudah hampir ganti bulan!" "Terus k
readmore Bab 2
Pagi menjelang, tatkala tubuh ini malas untuk beranjak dari lelap. Namun niat harus tetap disatukan.
readmore Bab 3
"Mas … Tapi ibumu bicara seperti itu, tidak pada kenyataannya! Aku capek, Mas. Mengalah terus! Selal
readmore Bab 4
Ibu mertuaku tidak menjawab sepatah katapun. Dia tak menyangka, aku akan bicara seperti itu. "Hayo, s
readmore Bab 5
"Waalaikumsalam," Aku segera membuka pintu depan yang dari tadi aku tutup rapat. Karena dibelakang a
readmore Bab 6
"Apa kamu gak pernah bantu-bantu mertua kamu ya? Katanya kamu selalu saja tidur, kamu gak pernah ban
readmore Bab 7
Ucapan Mas Wawan kala itu, masih terngiang jelas di ingatanku. Seakan aku tak percaya dibuatnya. Aku
readmore Bab 8
Mas Wawan tak menjawab sepatah katapun, dari semua ucapan temannya itu. Teman Mas Wawan yang mengant
readmore Bab 9
"Saya terima nikah dan kawinnya Nanda binti Jono Sutejo, dengan mas kawin tersebut dibayar, Tunai."
readmore Bab 10
Ketika Mbak Ari pergi ke warung, Emak yang sedang duduk di dapur, memanggilku. "Nan …." "Iya, Mak!" Ak
readmore Bab 11
Mas Wawan menelpon dari Semarang. Aku sampaikan salam padanya, tak ia jawab. Tetapi malah dia berkata
readmore Bab 12
Sudah satu Minggu aku berada di rumah Emak. Setelah kejadian drama tempo hari, Mas Wawan sudah mulai
readmore Bab 13
"Sampaikan pada kakakmu, aku akan kembali pulang esok hari!" Aku sambil berjalan maju mundur menggen
readmore Bab 14
Jam menunjukan angka lima kurang lima belas menit. Masih sedikit gelap, karena semalam turun hujan c
readmore Bab 15
"Mas …." Aku menghampiri ibu dan juga Mas Wawan yang sedang duduk di depan televisi. "Apa … mau ngadu
readmore Bab 16
"Siapa, Mas?" Aku bertanya pada Mas Wawan yang tengah berbicara di telepon. Dia tak menjawabnya, mung
readmore Bab 17
Partini adalah nama ibu mertuaku. Namun jarang sekali aku menyebut dengan menambahkan namanya. Hanya
readmore Bab 18
"Aku sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Ibumu padaku!" Aku terisak hingga membangunkan Hawa. Haw
readmore Bab 19
"Arisan lagi?!" Aku terkejut mendengar pengakuan Ibu. Bukankah Ibu sudah diberi uang untuk arisan ol
readmore Bab 20
Berubah sikap lembutnya tadi yang ia perlihatkan, di depan calon menantunya itu. Baru juga calon. Aku
readmore Bab 21
"Lihat, seperti itukah istrimu, Wan!" Ibu mertuaku berlagak kesakitan, dan masih tersungkur di lanta
readmore Bab 22
"Bicaralah apa yang ingin kamu katakan?" Bapak mertuaku memandang Mas Wawan dengan seksama. Suasana p
readmore Bab 23
Ibu tak menyangka aku akan berani mematok harga untuknya. Karena selama ini, dia tidak pernah membay
readmore Bab 24
"Ratna?" Aku bertanya dan sedikit tak percaya. "Apa kabar?" Aku kembali bertanya, lantas aku melihat
readmore Bab 25
POV ibu mertua Nanda, dia adalah menantu dari anak sulung ku bernama Wawan. Awal perkenalan nampak di
readmore Bab 26
Nanda menoleh ke belakang, memperhatikan Ibu mertuanya apakah sudah benar-benar pergi. "Haist … hidup
readmore Bab 27
"Ini rumah gua kali," ucap Adi dibarengi tawa cengengesan. "Siapa sih, Di? Temen kamu tho?" Ibu berta
readmore Bab 28
POV nanda Hatiku hancur. Ya … sehancur-hancurnya. Ternyata menikah tidak seperti yang kubayangkan sel
readmore Bab 29
"Pakde …." Aku menahan tangis dengan segenap tenaga yang tersisa. Setelah peristiwa keributan di ruma
readmore Bab 30
"Adi, kamu kirim pesan sama Mas Mu! Tanya Nanda kapan pulang?" Ibu langsung meminta Adi segera menany
readmore Bab 31
Kemudian suamiku membukanya perlahan. Adi dan juga Wawan, akhirnya mereka datang. "Wann… Adii." Kupang
readmore Bab 32
"Ada apa, Bulek? Gak usah teriak-teriak, Nanda denger kok!" jawabku santai sambil memandikan Hawa. "I
readmore Bab 33
Jasmin terlihat bingung. Tapi Bulek baru saja keluar dari kamarku. "Bulek, kamu ngapain keluar kamar
readmore Bab 34
Bab POV Adi Aku melajukan motor seperti biasa ke kantor dekat rumah. Jarak antara tempat kerja dengan
readmore Bab 35
POV Nanda "Mbak Nanda kelewatan ya!" Siska terlihat marah, jelas dari rahangnya yang mengeras dan jug
readmore Bab 36
POV author Ada ragu terlihat dari raut wajah Nanda. Dia seakan ingin mengatakan sesuatu hal. Namun di
readmore Bab 37
POV Bulek Ami "Ibu gak mau tahu ya, Jas. Kamu harus bikin suamimu cinta banget sama kamu. Kamu harus
readmore Bab 38
🍁POV Adi🍁 Dirumah Mas Wawan diadakan makan bersama dengan keluarga. Meski hanya bapak dan ibu dan j
readmore Bab 39
[Jasmin,] Hanya satu kata Mas Wanto mengirim pesan kepadaku. [Ya, Mas. Ada apa?] [Gak ada apa-apa! Bag
readmore Bab 40
Andai dia tahu siapa pria yang bergelayut manja dengan Siska di warung makan itu. Pasti akan gempar.
readmore Bab 41
Bab 42 Amarah Ali "Mamah depresi, Mbak!" "Depresi? Kok bisa?" "Papah pergi ninggalin mamah demi wanita m
readmore Bab 42
Bab 42 Keras kepala "Adi tidak akan menceraikan Siska, apalagi meninggalkannya?" "Jika kamu membawa wan
readmore Bab 43
Bab 43 Ditagih hutang "Bayar hutang dulu! Sini kamu?" Tangan nya yang lentik melambai ke arahku. "Hutan
readmore Bab 44
Bab 44 Pelakor Kututup telpon kemudian aku tangkupkan kedua tangan ke dada. Rasanya tak percaya akan b
readmore Bab 45
BAB 45 Pengusiran POV AUTHOR "Assalamualaikum," Terdengar salam dari luar. Nanda yang hendak mengambil
readmore Bab 46
Bab 46 Kebakaran Nia langsung mencatat alamat toko tersebut. Nanda dan juga Wawan pun langsung bergegas
readmore Bab 47
Bab 47 Amarah "Siapa, Mas?" tanya Nanda kembali dengan penuh penekanan. Wanita yang berjuang mati-matia
readmore Bab 48
Bab 48 Menerka-nerka Sebenarnya jika uang itu sudah berkurang tak masalah bagi Nanda. Tapi ternyata ti
readmore Bab 49
Bab 49 Rayuan Siska Adi seperti biasa terlihat sibuk menyiapkan segala macam keperluan kerjanya. Hari
readmore Bab 50
Bab 50 Bu siti "Siapa wanita itu, Pak?" Nanda menerka-nerka siapa wanita yang telah membayar orang untu
readmore Bab 51
BAB 51 Harapan "Bu, kalau boleh tau nama ibu siapa?" tanya Nanda sampai lupa berkenalan. "Saya ibu Siti
readmore Bab 52
Bab 52 Kasih "Kasih?" Adi terkejut melihat mantan berkunjung dengan tiba-tiba. Tanpa memberi tahu terl
readmore Bab 53
Bab 53 Pak lurah "Saya dari toko Mawar, Mbak Nanda!" jawab wanita yang ada di sebrang telepon. "Toko ma
readmore Bab 54
Bab 54 Hutang "Maafkan ibu ya, Sayang! Hawa ayo kita sekolah, Nak." Nanda menguatkan hatinya. Tak sepa
readmore Bab 55
Bab 55 Jasmin sakit "Soal Jasmin. Mas bingung mau ngadepi Jasmin bagaimana? Sikapnya sangat berbeda, s
readmore Bab 56
Bab 56 Permintaan maaf siska "Mas Wawan, sarapan dulu yuk! Udah aku siapkan di meja. Pagi ini aku masa
readmore Bab 57
Bab 57 Rumah sakit Jiwa Semua orang yang ada di halaman rumah Nanda secara bersamaan menoleh ke arah m
readmore Bab 58
##Bab 98 Akhir bahagia "Mas, Siska meninggal dunia. Kemarin di rumah sakit karena sebuah kecelakaan.
readmore
lumayan menghibur
12h
0bagus
3d
0cobs dlu
11d
0darlung gaming
11d
0Baguusss
22d
0sngt bgus
25d
0cerita yg sangat bagus
28d
0Menarik
29d
0keren
19/08
0luar biasa
13/08
0