Kabuuan : 50Akbar 1 (Prolog)
Bogor, 14 September 2022 Cuaca dingin menyempurnakan kebekuan pikiranku yang sedang dilema dengan pos
readmore Fatima 1 (Prolog)
"Maaf, Dok ...." Pagi itu seorang ibu paruh baya menegurku, "Toilet di mana ya?" Tadinya aku ingin me
readmore Akbar 2 (Awal Mula Cerita)
-13 tahun yang lalu- Damaskus, 10 Desember 2009. Di Kota Damaskus, Syria, saat ini matahari sudah bera
readmore Akbar 2 (Awal Mula Cerita (2))
Mungkin Kakek sudah menungguku sekarang, sebaiknya aku punya alasan saat kembali. Akhirnya aku menca
readmore Akbar 2 (Awal Mula Cerita (3))
"Nggak, Akbar, bukan cuti. Bapak memintamu untuk melepas sekolahmu. Bapak benar-benar membutuhkanmu.
readmore Fatima 2 (Ayah, satu-satunya yang kupunya)
Yogyakarta, 12 Januari 2010. Aku berlarian senang menuju ruang tamu setelah mendengar suara mobil Aya
readmore Fatima 2 (Jumpa pertama setelah sekian lama)
"Yah, Ayah lagi tidur gak?" tanyaku seraya mengetuk pintu kamar Ayah. "Nggak kok, masuk aja." Kudenga
readmore Fatima 2 (Jumpa pertama setelah sekian lama (2))
Wajahku mungkin sudah tak mengandung senyum ramah lagi. Aku benar-benar merasa dikacangi, merasa tak
readmore Fatima 2 (Jumpa pertama setelah sekian lama (3))
Aku hanya diam karena merasa tertangkap basah. Beralih memandangi nata de coco di gelasku dan menyen
readmore Fatima 2 (Kutub Magnet yang Bertentangan)
"Ada yang pengen aku omongin sama Ayah, tapi cuma berdua," lanjutku. Untunglah, kutub magnet di dalam
readmore Akbar 3 (Apa kami ini minyak dan air?)
"Aku gak bisa, Mas Akbar. Kalau anak Pak Ridwan gak suka sama Mas Akbar, apalagi sama aku? Kehadiran
readmore Akbar 3 (Permintaan yang tak masuk akal?)
"Fatima Azaleaa!" Bapak berteriak dari dalam kamar walaupun suaranya parau. Nada suara Bapak menunju
readmore Akbar 3 (Permintaan yang tak masuk akal? (2))
"Dia mewarisi paras ibunya, tapi justru itu yang menambah kekhawatiran bapak. Kecantikan tanpa akhla
readmore Akbar 3 (Permintaan yang tak masuk akal? (3))
"Tapi sekarang dia masih remaja dan bapak gak punya waktu lama lagi buat menunggu Fatima dewasa. Ini
readmore Fatima 3 (Permintaan yang tak masuk akal? (4))
"Ayah manggil aku?" tanyaku seraya membuka pintu kamar Ayah. "Iya, sini," jawabnya. Aku melangkah mas
readmore Fatima 3 (Hari Bahagia dan Sedih)
Udara Jogja terasa begitu panas hari itu. Kuusir selimut yang tadi malam menghangatkan kakiku. Banta
readmore Akbar 4 (Selamat Jalan, Bapak)
Aku melihat dengan mata kepalaku bagaimana Bapak menghembuskan napas terakhirnya. Tubuhnya masih han
readmore Fatima 4 (Kelas Ayah)
Demi mengurus segala sesuatu yang telah almarhum ayahku wasiatkan padanya, Om Beni sampai cuti dari
readmore Fatima 4 (Segalanya Baru Untukku)
Yogyakarta, 4 Juni 2010 Setelah beberapa minggu menikmati liburan kelulusanku, Om Beni memintaku dan
readmore Fatima 4 (Akbar, who are you?)
Om Beni hanya menginap selama dua hari di rumah itu, dan ia mulai aktif lagi dengan pekerjaannya. Su
readmore Akbar 5 (Pendekatan)
Bogor, 14 Juni 2010 "Fatima kenapa? Dia sakit?" tanyaku. "Ngantuk katanya, Den. Udah tidur sekarang,"
readmore Akbar 5 (Pendekatan (2))
Ia tertawa kesal. "Kamu kira itu bakal pengaruh sama aku?" "Tentu. Apa kamu belum pernah denger ayat
readmore Akbar 5 (Pendekatan (3))
"Iya lah, siapa lagi?" Aku tersenyum bersemangat. Cukup lama Fatima tak melepaskan pandangannya dari
readmore Akbar 5 (Tumbuhnya Perasaan)
"ALMIRA, buruan!" Aku berdiri dengan kesal di depan pintu kamar Mira yang sedari tadi sibuk di depan
readmore Akbar 5 (Tumbuhnya Perasaan (2))
Bu Endang, kepala sekolah SMP dan SMA Kartini ternyata adalah teman lama Almarhum Bapak. Cukup lama
readmore Akbar 5 (We are family)
"Oya?" Fatima langsung menegakkan punggungnya dan menggeser kursinya lebih dekat ke meja. "Padahal M
readmore Fatima 5 (We are family (2))
Buru-buru kurapikan kamarku. Handuk yang masih di kasur dan seragamku yang tergeletak di meja rias.
readmore Fatima 5 (We are family (3))
Aku tak berani keluar kamar dengan kondisi seperti ini tapi Mas Akbar terus memanggilku untuk sarapa
readmore Akbar 6 (Godaan)
Aku memanggil seorang pegawai salon ke rumah untuk memotong rambut Fatima. Sebelumnya aku sudah memb
readmore Akbar 6 (Penting)
Aku sudah berhasil membujuk Fatima untuk menemuiku via Mira. Kugelar karpet tebal di ruang tengah da
readmore Akbar 6 (Biang Keladi)
Pelajaran matematika Fatima sudah cukup berbeda dengan pelajaran matematikaku dulu. Cara pengerjaan
readmore Akbar 6 (Biang Keladi (2))
Produksi kue sudah semakin banyak karena toko semakin ramai. Maka, aku dan Bude pun harus bangun leb
readmore Akbar 6 (Pemuja Rahasia)
"Kita ke mana nih sekarang? Kenapa lemes banget gitu?" tanya Juna. "Ke mana aja boleh deh," jawabku p
readmore Akbar 6 (Pemuja Rahasia (2))
Kupejamkan mata dan menghela napas panjang. Kusandarkan satu tanganku di tembok samping pintu kamar
readmore Akbar 6 (Kesempatan dalam Kesempitan)
-Dua tahun kemudian- Bogor, 18 Mei 2012 "Mas Akbar ...." Fatima mengetuk pintu kamarku. "Udah mau jam
readmore Fatima 6 (Mas Akbar Tempatku Berguru)
Telah kulewati dua tahun masa-masa SMP-ku. Sekarang aku mulai menapakkan kakiku di serambi kelas IX
readmore Fatima 6 (Mas Akbar Tempatku Berguru (2))
"Aku minta maaf ... udah ngajarin kamu cara-cara yang gak sesuai sama buku," ucap Mas Akbar dengan p
readmore Fatima 6 (Mas Akbar Tempatku Berguru (3))
Mobil kami berhenti setelah memasuki halaman sekolah. "Pagi aku ada janji sama petugas BPOM, jadi ak
readmore Fatima 6 (Jalan Bareng)
Bu Vera berhenti tersenyum. Ekspresinya sekarang seperti reaksi orang yang sedang keceplosan mengata
readmore Fatima 6 (Jalan Bareng (2))
Aku tak tahu ia memesan mie ramen jenis apa karena tadi di menu ada banyak sekali. Saat makanan data
readmore Fatima 6 (Jalan Bareng (3))
"Awas ya kalo wajahku kenapa-kenapa," ujarku. "Ha? Emang kamu yakin wajahmu gak ada kumannya?" Ia cek
readmore Fatima 6 (Gara-Gara Aku)
"Eh!" Aku bahkan tak mendengar suaranya membuka pintu. "Oh ... Bude ... ngagetin aja. Kapan Bude mas
readmore Akbar 7 (Kepergok)
Kutidurkan kepalaku di meja agar Fatima tidak bisa melihat wajahku. Mungkin wajahku sedang memerah l
readmore Fatima 7 (Yang Penting Sebuah Pelukan)
"Hhmphh!" Aku mengeluarkan suara hampir teriak tapi tertahan karena baru saja aku akan mulai beranja
readmore Akbar 8 (Teddy Bear)
Aku tak tahu harus bersyukur atau malah menyesal karena telah memeluk Fatima di hari itu. Yah, semen
readmore Akbar 8 (Pernyataan Cinta)
"Menurutmu? Kita bakal ke mana?" balasku. "Pasti ... ke tempat-tempat yang jauh?" selidik Fatima. "Yah
readmore Fatima 8 (Pupus)
"Kamu bener-bener gak pernah ngelihat Akbar sama perempuan?" tanya Bu Vera padaku. Aku menggeleng. "N
readmore Fatima 8 (Pupus (2))
Dengan sigap, Mas Akbar menghindar dari ciuman Mbak Mira dengan tangannya. Aku cuma cekikikan geli d
readmore Akbar 9 (Kencan di Bawah Laut)
"Den, yang mau ikut cuma Arum, Tiwi, Indah, Feni, sama Nugrah." Bude menyebutkan lima nama dari sepu
readmore Akbar 9 (Cepatlah Besar Matahariku) TAMAT
Ini adalah hari keempat kami mengeksplorasi keindahan tempat ini. Sore itu Mira dan Faisal meminta i
readmore
so bestt
18d
0esse é o livro que todo mundo deveria ler ☺️
26d
0bagus
25/07
0mantapp
21/07
0kren
21/07
0bagus
12/07
0keren ceritanya mantap
07/07
0cerita nya sangat bguss
30/06
08182
14/06
0bagus ceritany
11/06
0