Kabuuan : 40Malam pertama yang ditolak
-POV Lisa- Malam hari setelah acara pernikahan kami diadakan. Aku yang kini sudah mengenakan baju lin
readmore Khawatir
Ia justru melempar tawa mentah kini, seakan kesal. "Aku belum maafin dia? Bukannya kebalik? Dia yang
readmore Sensi
Satu hari kemudian aku pun melepas kepergian Mas Indra menaiki motornya, berangkat kerja. Meskipun d
readmore Pernah murid
Sejujurnya Rian itu adalah anak muridku, jadi aku pernah menjadi guru di sekolahnya dan mengajar dik
readmore Pertunangan
Esok paginya di hari minggu. Kami pun sampai didepan rumah besar dan megah yang Rian miliki. Di hala
readmore Mas, kamu kenapa sih?
-Lisa POV- Sepanjang Mas Indra mengendarai motornya, aku merasa khawatir. Bahkan beberapa kali aku me
readmore Pertengkaran
"Tiap kali dia sakit atau terluka bahkan sampai mengeluarkan darah, dia selalu marah ke aku. Aku bin
readmore Pertemuan
"Gimana? Lumayan kan buat biaya kawin?" tanyanya balik menyindirku. Aku mencubit pinggangnya. Ia mer
readmore Dibawa terbang
Beberapa saat kemudian, aku pun ijin pulang duluan. Disana Mas Rian sudah menungguku, kami saling ja
readmore Kukira kau rumah, ternyata sampah!
Dengan bantuan Mas Rian, pendaratan pun dilakukan dengan sangat baik. Kami mendarat aman hingga kedu
readmore Seperti awan
Kulihat didepan sana Mas Rian masih belum pergi. Ia baru akan menjalankan mobilnya namun sudah kuged
readmore Mati lampu
Malam hari pun menjelang. Tapi aku tidak bisa tidur, aku memang seperti ini kalau di rumah orang. Aw
readmore Debat
"Padahal sejak awal saya masuk kuliah pun enggak pernah sekalipun saya meminjam uang. Tapi kenapa ka
readmore Pencarian
-POV Lisa- Banyak hal yang kulakukan di rumah Mas Rian, mulai dari membantu Bi Inah, beberes kamar, m
readmore Senja
"Kita tetap ke rumah Ibu saya. Barangkali Ibu tahu tentang semua ini lebih jelasnya termasuk dimana
readmore Kuserahkan istriku pada adik lelakiku
Aku tidak tahu, aku benar-benar tidak tahu cara merawat orang yang menderita penyakit seperti ini, k
readmore Masalah baru
Satu bulan setelah pernikahan aku dan Mas Rian diadakan. Kami berdua tinggal di rumah lamaku, rumah
readmore Bingung
Oh iya, aku hampir lupa. 40 hari Mas Indra kan jatuh di hari senin nanti. Tiga hari lagi. Minimal aku
readmore Bunga mawar
Pada akhirnya aku pun menelepon Mas Rian saat itu. "Mas. Kamu lagi ngapain?" Aku merasa diriku saat i
readmore Pemiliki hati
Aku menghela nafas, apa mungkin banyak orang tidak datang ke pengajian itu disebabkan karena rumor t
readmore Anak yang baik
Enam tahun yang lalu. -POV 3- Seorang siswa berkacamata hitam sedang sibuk belajar bersama teman perem
readmore Siapapun memiliki kesempatan
"Enggak tahu Bu, saya bingung gimana cara nemuin solusinya." ujar Rian. "Jangan khawatir, pokoknya ib
readmore Keributan
Lisa pun langsung menjatuhkan dirinya ke lantai dan melingkupi Sapto. Rian hampir saja akan memukul
readmore Kita sama
"UDAH SYUKUR GUA BAYARIN SEKOLAH! TAPI MASIH AJA NGESELIN!" tandas Indra. Rian melengos. Indra kemba
readmore Ketemu
"Jadi Ibu ini tipe orang yang nerima apa adanya gitu ya?" tanya Indra mengekeh. "Enggak tahu Pak, say
readmore Coba buktiin
Tak lama mereka pun akhirnya sampai di gudang tempat penyimpanan alat kebersihan. "Ini aja Bu yang di
readmore Merendah
"Coba lakuin." ucap Lisa. "Okeh, liat sekarang." ucap Rian segera membuktikannya. Ia rebut langsung s
readmore Kecolongan
Esok harinya Lisa tidak masuk. Berita tentang meninggalnya mendiang ibunda Lisa juga merebak. Ada pe
readmore Patah hati
Didalam bioskop, ruangan luas dan gelap, tanpa penerangan kecuali cahaya dari layar besar dihadapann
readmore Kesal
"Kok kamu bisa ada disini, Rian? Kamu habis shalat juga?" tanya Lisa. Rian tersenyum dan mengangguk.
readmore Balas budi
"Dua-duanya. Tapi intinya opsi kedua lagi gue butuhin banget. Kalo enggak, gue enggak bakalan bisa m
readmore Penyesalan
Asih merasa situasi semakin memanas, ia segera melerai mereka. "Cukup! Kalian ini saudara, kenapa mau
readmore Malam berdua
Flashback off. Di malam harinya Lisa dan Rian sedang berada di dalam kamar. Rian masih berkutat denga
readmore Ziarah
"Menurut Mbak apa sejak awal saya menyukai Fika?" tanya Rian masih seakan memberikan umpan. Lisa pun
readmore Kado terindah
"Enggak tahu, Mas." ucap Lisa. "Kita cek ke dokter sekarang ya?" tanya Rian. "Kamu bukannya mau berang
readmore Ditolong
Lisa berjalan menuju tengah pasar, memilih tukang sayur mana yang akan ia hampiri. Ternyata disana a
readmore Tawaran kerja
Rian segera meminum segelas air putihnya lalu beralih menatap Lisa. "Kenapa kok tiba-tiba nanya begit
readmore Kesemsem
"Seperti yang aku katakan kemarin. Sekertaris." ucap Rian. Lisa tersentak. "Oh, jadinya kamu beneran
readmore Pelakor?
"Enggak ada Pak, cuman gantengnya nempel." ucap Karin seraya cengengesan. Rian menggeleng tertawa ke
readmore Akhir (End)
"Oh iya Pak. Katanya stempel ada di Bapak ya?" tanya Karin. "Iya ada di saya. Kamu mau pakai?" tanya
readmore
koren cerita nya
22d
0good
04/08
0👍👍👍👍
26/07
0mantap
22/07
0ceritanya bagus
19/07
0cerita nya sedih and lucuuu
14/07
0bagus
11/07
0baru bab 1.. ceritanya bagus 😍
11/07
0bagus
05/07
0bgus
04/07
0