Tag(s):
• Persahabatan
• Sekolah Menengah Atas
• Lesbian
• LGBT+
• Remaja
• Pergaulan remaja

Dengan polosnya Wulan dan Sinka terjerat cinta yang tak mungkin bisa mereka jalani. Perasaan yang datang begitu saja tanpa bisa mereka hindari. Lalu dengan kejamnya takdir menolak mereka berdua. Lantas untuk apa sebenarnya mereka dipertemukan? Ayo cari tahu jawabannya!

Huling Update

Editor's Choice

Tomorrow With You

midnight solitaire

I Met Him At My Engagement Party

clandestine_stories

Her secret

M1sslei

Univers Parallèle

carmelayvttee

Seduced By A Mafia Boss

Sovereignnnnn

Knowing You

Fujoshi_Numb

Rekomendasyon

He Likes Me Not

Mentspen

heart surgeon

penname_shynn

Saranghae, My Maid

EyyEmBee

The Probinsyana

Kuuwayniee

Five prince and the snob princess

Kayceerice5r2

Can We Go Back?

seolenerie

Memories

S K Y

LADY IN VIDEOCON

Hyperlight

Secretly Married to a Billionaire

Tales Of Siren

My King is a Gangster

PurpleNostalgiaaa

Komento sa Aklat (264)Iwanan ang iyong komento sa App

• 
  LystaLetya

  oke

  7d

    0
• MR gcGaming

  saya ilham

  16d

    0
• 
  YaniSepti

  lebih mudah lagi dan bagus lagi

  17d

    0
• 
  teah

  best

  18d

    0
• 
  heppymuhammad

  bagus banget sukaa!!

  18d

    0
• KostarikaKevin

  bagus

  20d

    0
• 
  SakyArka

  bagus makasih

  21d

    0
• 
  AlhasniRifki

  membaca untuk pintar aplikasi ini sagat bagus

  22d

    0
• 
  KhanQaleesha

  saya senang membaca novel ini.

  22d

    0
• 
  YadiSupri

  oo sangat menarik

  23d

    0

• Kabuuan: 29

• Bab 1 Pertemuan

  Dalam belenggu hitam pekat, gadis itu terduduk lesu bersama kabut tipis di sekitarnya. Tertunduk dan

• Bab 2 Langit Luas

  “Mana sih?” gumam Wulan sambil melihat sekitar.
  Saat itu, waktu istirahat sudah tiba. Banyak anak lal

• Bab 3 Dua Sisi

  Bel pulang sekolah pun berbunyi, anak-anak berhamburan ke segala arah. Keluar dari satu per satu kel

• Bab 4 Merpati dan Lovebird

  “Wulan!” panggil Sinka saat melihat teman barunya itu turun dari mobil.
  Sambil menutup pintu mobilnya

• Bab 5 Danau Saat Senja

  Siang itu jadi siang yang panas. Membuat peluh mengalir di dahi dan membasahi pipi. Tapi meski seter

• Bab 6 Terabaikan

  Saat langit menjadi gelap, Wulan dan Sinka mulai berjalan meninggalkan danau. Jalan setapak begitu m

• Bab 7 Rasa Cemburu?

  "Wulan!" panggil Sinka dari arah lobi sekolah.
  "Sinka!" Wulan berlari kecil menghampiri sahabatnya it

• Bab 8 Di Tengah Air Danau

  “Tumben, kamu mau kerja kelompok,” kata Ayah Wulan sambil duduk di sofa dan membaca koran.
  “Iya, aku

• Bab 9 Wulan dan Ayah

  Menjelang sore, awan-awan pekat berkumpul. Sinar mentari pun meredup, terhalang awan yang bagai tira

• Bab 10 Lapangan dan Tepi Sungai

  Siang itu setelah jam istirahat, Wulan dan kelasnya keluar dari ruangan untuk bergerak ke lapangan.

• Bab 11 Rajutan Pertama

  Malam itu pasca bertemu dengan Sinka di depan rumah, Ayah Wulan tak bertanya apa-apa kepada putrinya

• Bab 12 Malam Penuh Cinta

  Bel pulang sekolah berbunyi. Dari dalam kelas, Wulan dan Sinka berjalan ke luar. Melewati lorong ber

• Bab 13 Keluarga

  Pagi pun tiba, Sinka terbangun lebih dulu. Ia menatap ke arah jendela yang sudah terlihat terang. Se

• Bab 14 Keraguan

  Hari-hari pun mereka lalui bersama, waktu berjalan serasa begitu cepat. Murid-murid sekolah ini tak

• Bab 15 Cinta Yang Menguatkan

  Sepulang sekolah, Sinka duduk sendiri di salah satu kursi beton di pinggir rel kereta. Sambil merasa

• Bab 16 Rubah Licik

  “Kerjakan tugas halaman 19 sampai selesai, besok kita sama-sama koreksi jawaban kalian,” kata seoran

• Bab 17 Pelangi Impian

  Semenjak mendapat ancaman dari Ezra, kini hidup Wulan jadi tak tenang. Anak laki-laki itu kerap kali

• 18 - Cengkraman Sang Rubah

  Karena guru pelajaran geografi cuti, jam ketiga hari ini pun kosong. Akan tetapi bukan berarti merek

• Bab 19 Malaikat Lugu

  “Jangan deket-deket, Ezra!” kata Wulan dengan wajah takut.
  “Kenapa sih? Kamu berani larang aku? Gak m

• Bab 20 Fitnah

  Keesokan harinya, Wulan kembali ke sekolah. Ia buka pintu mobil dan berjalan ke luar saat sampai di

• Bab 21 Dilema

  “Hah? Apa-apaan ini?” tanya Ayah Sinka saat melihat foto yang ditunjukkan oleh guru.
  “Seperti yang sa

• Bab 22 Getir Cinta

  “Hah?” Ayah Wulan kaget mendengar jawaban anaknya.
  “M-maksud kamu, kamu cinta sebagai teman, kan? Ya

• Bab 23 Danau Tak Seindah Biasanya

  Saat mata mereka bertemu, air mata Wulan pun kembali mengalir. Keduanya saling berjalan mendekat di

• Bab 24 Halangan Takdir

  Pagi itu, adalah pagi paling suram di rumah Sinka. Ia tak boleh masuk sekolah, dan kini dalam bayang

• Bab 25 Keputusan

  Dari dalam gerbang rumah, Wulan berjalan dengan setelan hoodie dan rok biru selutut. Saat sampai di

• Bab 26 Panggung Air Mata

  Keesokan harinya, menjadi hari yang ditunggu oleh Wulan dan Sinka. Teman sekelas mereka sudah menghi

• Bab 27 Senja Terakhir

  Tepuk tangan meriah terus menggema di seisi gedung aula, meski Wulan dan Sinka sudah turun kembali k

• Bab 28 Persimpangan Jalan

  Malam itu jadi malam terakhir mereka bersama. Tanpa diduga, Wulan bisa pergi dengan mudahnya malam i

• Bab 29 Surat Dari Sinka

  Di suatu pagi yang cerah, angin lembut berhembus menggoyangkan rerumputan. Cahaya mentari yang keema