Kabuuan : 33Pembicaraan Absurd
Perempuan dengan surai panjang melewati bahu itu terdengar beberapa kali berdecak Sebal, membuat sos
readmore Akhir Hari dengan Harapan
Kalau banyak yang berpikir weekend itu sudah pasti bersantai di rumah, jadi ratu atau raja selama li
readmore Kekesalan Meisya
Meninggalkan Kaffi yang terdiam karena kehadiran Alva, yang Meisya juga tak ketahui mengapa pria it
readmore Dalangnya Zeina
Meisya tidak menyukai keadaan seperti ini, seharusnya sejak awal tidak dirinya utarakan keresahan ak
readmore Perempuan Lain
Meisya melotot ke arah Zeina yang dengan sengaja tidak mengatakan apa pun padanya kalau Alva ikut be
readmore Meisya, Alva dan kepenatan
Tidak ada hal yang membuatnya pusing selain Kaffi yang kini berdiri di sisi mejanya. Hari ini cukup b
readmore Pikiran resah
Entah bagaimana pikirannya saat ini selalu tertuju pada sosok pria di sampingnya yang tengah menyeti
readmore Hambar
Rasanya dia ingin sekali melupakan kejadian kemarin di mana dirinya merasa telah dipermalukan oleh b
readmore Alva dan Adam
Langkah Alva mantap saat menemui, Adam Trihardjo, pria paruh baya yang memiliki guratan wajah yang s
readmore Perasaan ingin memiliki
Sejauh ini hubungan Meisya dan Alva cukup baik, meski hanya sebuah status belaka. Dia dapat merasakan
readmore Mencoba mengerti
Sulit rasanya menyertakan hati di dalam hubungan yang sekedar status seperti ini membuat seorang Mei
readmore Kara
Wajah Meisya pias ketika menatap siapa wanita yang tengah berbicara dengan pria paruh baya yang dia
readmore Kekecewaan
Sherly menarik lengan Meisya cepat ke arah ruangan lainnya yang jauh dari posisi Alva dan keluargany
readmore Kejanggalan
Meisya sudah telanjur kecewa, dan saat ini yang bisa dia lakukan adalah meminta maaf. “Aku tidak akan
readmore Pasrah dan Menyerah?
Meisya merasa dirinya tidak pantas berada di sini, tapi apakah menyerah adalah jalan paling benar ya
readmore Perlahan semua terungkap
Alva yang menyadari kehadiran Meisya segera mendekat. Matanya dengan cepat beralih pada perempuan di
readmore Tamparan
“Punya telinga kan kamu? Kenapa masih nggak dengar apa yang aku katakan kemarin? Atau kamu memang se
readmore Masa Lalu
Alva mengurut keningnya pelan. Pada akhirnya tebakannya tidak salah. “Menurut kamu, dia Kara, Sya?” t
readmore Kecerdikan Sherly
“Wah, nggak biasanya nih, wajah leader cantik kita tersenyum memesona seperti ini, aku tebak pasti d
readmore Kejadian mengejutkan
“Maksud kamu apa mengatakan hal semacam itu padanya?” Alva menatap tajam perempuan di depannya yang
readmore Alva
Tami dan Kaffi sontak terkejut dan menatap penasaran pada Meisya yang berjalan dengan cepat melewati
readmore Memulai kembali
Meisya menatap danau di depannya. Lalu terkekeh pelan mengingat beberapa tahun lalu dirinya dan Zein
readmore Zeina dan Meisya
“Hai, Kar... eh, Meisya,” sapa wanita yang kini berdiri di samping mejanya, terdengar sedikit gugup
readmore 24. Meyakinkan Rasa
Meisya terdiam cukup lama di dalam kamarnya. Bingung bagaimana menanggapi apa yang terjadi dengan mas
readmore Keputusan tepat
Tadinya Meisya berpikir kalau Sherly sudah mengerti posisinya seperti malam itu, ketika dirinya dan
readmore 26. Kejutan Menyenangkan
“Seharusnya kamu nggak segegabah itu, Mei,” ucap Zeina yang kini duduk di samping meja Meisya. Sedang
readmore Memulai dan Mencoba Percaya
Dalam hidupnya ada beberapa hal yang membuatnya gugup, tidak memiliki keberanian untuk mengatakan pa
readmore Terkuaknya Rencana Buruk
Hal yang menyebalkan bagi Sherly adalah gagal mendapatkan sesuatu yang dia inginkan sejak lama. Wajah
readmore Kesempatan
Alva tidak menggubris apa yang disampaikan rekan kerjanya mengenai Sherly. Rico, pria yang belum lama
readmore 30. Merestui
Bukan hal mudah bagi Meisya bisa berhadapan kembali dengan pria yang berbeda generasi dengan pria ya
readmore 31. Sekretaris Pribadi Alva
“Semua akan baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir,” ungkap Alva sambil membelai punggung tangan w
readmore 32. Kejujuran dan Kebahagiaan
“Aku pikir masih ada tempat lain yang jauh lebih nyaman, dan bukan berakhir di sini,” ungkapnya peda
readmore Extra Part
Meisya tertawa kecil ketika mendengar keluhan Zeina. “Kamu apa nggak berpikir lagi untuk menerima taw
readmore
bagus ceritanya
10/05
1bgus
01/03
0heyyo
27/02
0Seruu
15/12
0Ceritanya bagus. Seronok baca cerita
18/06/2023
0bgus
01/05/2023
0i love this vibe
21/04/2023
0baguuuss
05/04/2023
0bgus
03/04/2023
0best
28/03/2023
0