Kabuuan : 46Rey sang preman pasar.
Matahari terbit sebagai tanda berawal nya kehidupan baru, tapi kenyataannya masih banyak orang tengg
readmore Rencana perampokan
Setelah cukup beristirahat dan menjernihkan pikirannya. Jejen mulai berani bercerita pada Rey dan Bu
readmore aksi perampokan
Tiga orang ke lantai dua. Rey mencari di ruang tamu. Di meja tv ada dua buah ponsel yang sedang meng
readmore penemuan mayat
Iya ya, bau nya makin menyengat. Jangan-jangan...?" Sahut yang lain.
readmore Penyesalan.
Selama di dalam penjara Rey dihantui rasa bersalah yang amat mendalam pada sahabat dan perempuan yan
readmore kondisi Riana
Kalo jam segini biasanya Bu Ainun belanja mbak dan kalo anak perempuannya sekolah." jelas Ibu muda i
readmore memasuki pondok pesantren.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Gimana perjalanannya lancar?" tanya Umi Nissa lembut.
readmore pertemuan Rey dan Claudya
Kita tidak bisa melawan takdir dan kehendak yang maha kuasa. Tanpa mereka sadari Allah mempertemukan
readmore Rasa yang terpendam.
"Mas, mas Rey! Ada apa kok malah melamun." tegur ustaz Reza yang ternyata mereka seumuran.
readmore kecopetan.
Tadi sebelum turun Rizal memperingatkan kalo pasar ini rawan pencopetan. Jadi harus ekstra hati-hati
readmore helm sang pembunuh.
"Kemana sih mereka, belanjaan ditinggal gitu aja disini. Mana mau hujan lagi. Harus cepet ini bisa b
readmore kebenaran yang terungkap.
"Umi, harus bisa tenang agar ia tidak tersinggung dengan apa yang akan Umi bicarakan, atau Abi saja
readmore kedatangan Faruq.
Bude sangat senang bertemu denganku setelah sekian lama sedangkan Pakde tidak ada di rumah ia sedang
readmore Rey kecelakaan.
"Assalamualaikum Riana," salam Claudya.
readmore menjenguk dirumah sakit dengan si kembar.
"Lah, kok bisa disini?" ucap Riana heran.
readmore pertemuan Rey dan Faruq
"Innalillahi, Ya Allah." ucap nissa dengan menutup mulutnya. Ketika ia mendapat kabar dari Hanah ten
readmore perkelahian
Nissa dan Yusuf mereka saling pandang. Apa yang ada dipikiran mereka sama.
readmore Rey pingsan.
Rey menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan untuk menghilangkan groginya karena dek
readmore makan malam bersama
Mereka makan siang bersama seperti keluarga yang utuh. Faruq terus memperhatikan Claudya dan Riana.
readmore kemunculan Erick
'Prok.. Prok.. Prok'
readmore penculikan Claudya
"Makasih Claudya udah mau repot-repot mengantarkan aku." ucap Rey melihat lawan bicaranya.
readmore penyelamatan Claudya
Riana menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Ia segera berlari ke parkiran di mana mobilnya berada
readmore ancaman Erick
Di dalam penjara tak membuat Erick berdiam diri. Ia menyusun sebuah rencana untuk menghancurkan kelu
readmore rencana lamaran Furqon.
Ustaz Yusuf menghentikan makannya. Ia melipat tangan dan menatap sang istri yang berada di hadapanny
readmore Nyaris Celaka
“ya, kalo kamu memang yakin. Tapi, Mas mau tetap rumah kita dijaga oleh beberapa bodygard walaupun b
readmore acara lamaran Riana
Rapat berjalan cukup panas dan alot. Namun, pada akhirnya tender jatuh ke tangan Claudya. Erlangga m
readmore ulah Erlangga
Semua orang terdiam. Mereka merasa bersalah. Dalam hal ini Hanah lah yang paling merasakan itu.
readmore penyerangan.
“Brengsek, kau Erlangga!” hardik Claudya sambil mengepalkan kedua tangannya.
readmore pingsan
Suasana begitu riuh di ruang rapat. Mereka saling berbisik-bisik. Sebenarnya ini baru pertama kaliny
readmore kaki palsu
Keadaan Claudya tidak sedang baik-baik saja. Wanita itu pingsan sesaat mereka masuk ke dalam mobil.
readmore PENCULIKAN KEDUA
Mendengar kegaduhan dari dalam kamarnya. Rey berteriak memanggil semua pengawalnya. Tapi, nihil tak
readmore TAMU TAK TERDUGA
“Syukurlah, pasien sudah melewati masa kritisnya. Beruntung ia mendapatkan donor darah dengan cepat.
readmore LICIK
Tepat dugaan Reza selama operasi Rey membutuhkan darah. Beruntung darah Reza cocok dengan darah rey.
readmore PETI MATI
“Mas istirahat dulu, ya! Jangan berpikir yang macam-macam. Yang terpenting sekarang kesehatan mas,”
readmore PEMAKAMAN
Karena masih pagi dan jam berangkat kerja jalanan lumayan padat. Bunyi klakson terus saling bersahut
readmore ERICK MURKA
“Cepat katakan, jangan bertele-tele dan jangan sampai kau ku buat bungkam seumur hidupmu.” ancaman E
readmore PERTEMUAN REY DAN REZA
“Claudya, maaf karena mas tidak bisa mengantarkanmu untuk yang terakhir kalinya.” Rey mengusap kedua
readmore SERANGAN AWAL
Reza hanya menatap Rey dengan santai dengan melipat kedua tangannya di dada.
readmore BERDIRI TANPA KURSI RODA
Akhirnya ia bisa pulang setelah hampir setahun ia meninggalkan rumah yang menjadi kenangannya bersam
readmore ALISHA DICULIK
Riana memutar bola matanya jengah dengan tingkah sang kakak yang sangat menjengkelkan.
readmore Gas Beracun
“Kurung dia di gudang, dan tutup mulutnya. BERISIK!” pekik Erlangga seraya menutup kedua telinganya
readmore My home sweet home
Setelah mengatakan semua yang ingin dia katakan Rey melanjutkan langkahnya meninggalkan Riana yang m
readmore Terima kasih Claudya
Furqon tak menanggapi ucapan Budenya. Ia berlalu begitu saja meninggalkan Budenya di meja makan menu
readmore sosok Claudya
"AYAH! ... AYAH! ... tolong Alisha!"
readmore Rencana Rey
"Bagaimana?" tanya Rey pada Parjo seraya menghembuskan asap rokoknya ke udara tanpa mengalihkan pand
readmore Penyelamatan Alisha yang berakhir bahagia.
"Kita bagi menjadi tiga tim. Mas Reza dengan para pengawal menyerang dari arah depan. Parjo menyeran
readmore 
Terima kasih atas uang nya
15d
0oke
19d
0belom pernah baca baru mau mulai bac nih gaes
13/08
0bagusaass
10/08
0Nice komik
01/08
0yah begitu
05/07
0👍👍👍
26/06
0Bagus menyenangkan
15/06
0terbaikkk
01/06
0bagus
26/05
0