Tag(s):
• Drama
• Tokoh Wanita
• Pornografi
• Lemah menjadi kuat

Jalan hidup boleh berliku dan wanita boleh saja lemah. Namun Jane adalah simbol dari kekuatan, satu masa dalam hidupnya telah menempanya menjadi seorang wanita sesungguhnya.

Huling Update

Editor's Choice

His Promise

lorenroseismyname

Wife For Hire

_sunflower

Love is a Horror Story

Nory Elcano

Tragedy of love

stynxslay

THE HIDDEN HEIRESS

AL_GELICA

Behind Those Feelings

AkosiGuerero

Rekomendasyon

My Boyfriend Is The Professor

Iamnyldechan

Trying To Be With You

Msdishquid

Tired Of Chasing You

Diandra0130

Suddenly, Reincarnated Into Novel

@Imyourlover143

Breeze of Nostalgia

Ariescenes

The Old Man's Secretary

potassium

The Arrogant Ceo

GreedyWild25

MARRY MY MAMA, PAPA

mahneym_98

Immortal Destroyer [Volume 8]

jilib480

Oceane : The Side Character

yurinjel

Komento sa Aklat (54)Iwanan ang iyong komento sa App

• 
  GeloCikz

  anjai

  9d

    0
• 
  ManAde

  sangat bagus

  11d

    0
• 
  RohimAinu

  Bagus banget

  04/08

    0
• 
  Naffiiza

  bagus bannget

  24/07

    0
• 
  good

  07/07

    0
• 
  SaputraYofi

  sangat bagus sekali Apk ini soal nya bisa dapetin uang dengan cara membaca doang terimakasih untuk yang membuat apk ini 👍

  13/06

    0
• 
  MagfirohLailatul

  💋💋

  03/06

    0
• 
  Al ijayaNugi

  keren

  30/05

    0
• 
  KelorGalih

  anjay

  18/05

    0
• 
  DevinDevin

  good

  19/03

    0

• Kabuuan: 75

• Prolog

  Siang begitu terik dan jam kerja Jane nyaris usai saat ponselnya berdering. Meski enggan keluar dari

• Jane Sudah Besar, Ma

  Jane masih menatapi tumpukan baju di atas kasur. Jane tidak habis pikir kenapa mama masih saja melak

• Apa Yang Terjadi?

  Tubuh Jane masih menggigil saat satu tangan perempuan itu terulur meraihnya. Jane tak sanggup beront

• Menjadi Salah Satu Di Antara Mereka

  Jane menarik dan memeluk erat kedua kakinya seraya meletakkan dagu di atasnya. Semua perubahan teras

• Berbaur

  “Yeah! Selesai!” Mirna menjatuhkan diri di kasur Jane yang baru mereka rapikan berdua. Selagi m

• Seperti Deretan Bintang di Langit

  Jane duduk termenung menatap deretan bintang yang tampak jelas malam ini. Cuaca cerah rupanya, batin

• Namaku, Andra

  Jane merasa tubuhnya tak bertenaga dan siap luruh kapanpun. Lututnya sudah bergetar hebat. Ini kali

• Mimpi Buruk

  “Jangan! Jangan sebut aku gelandangan! Setidaknya aku masih punya rumah, juga masa depan. Aku y

• Seperti Warna Gambarnya

  Di bawah rindang pohon akasia satu-satunya yang ada di halaman belakang panti, Jane menikmati s

• Lagi-lagi Terlambat

  Kini Jane bukan lagi Jane yang cengeng dan penakut. Juga bukan lagi anak yang mudah ditindas. Meski

• Merasa Bersalah

  Jane termangu, hatinya sibuk menimbang. Sadar seharusnya melangkah pulang, namun dia merasa bersalah

• Tak Bisa Melihatnya Kecewa

  Jane merasa hidupnya kembali lengkap. Tentu tidak ada yang bisa dan berhak menggantikan kedudukan ma

• Menghindar

  Jane sedikit jengah oleh ulah beberapa pedagang yang menjajakan barang dagangannya dengan memak

• Tetap Bersamaku

  Luki mundur beberapa langkah dan bersikap hormat, membuat Jane sedikit heran dan kaget. Tapi mu

• Apa Yang Terjadi, Luk?

  Luki menatap raut Jane yang masih begitu nyenyak. Kasihan, batinnya. Dia pasti sangat lelah dan

• Cita-cita

  “Apa yang terjadi, Luk?” Jane masih menggumamkan hal sama saat kembali memandangi wajah dan tub

• Lebih Dari Serpihan

  Ada perasaan ingin sekaligus rasa bersalah yang teramat besar saat Luki menatap wajah polos Jane. It

• Resah

  Menapaki kembali jalan-jalan yang selama hampir 4 tahun ini Jane lewati setelah lebih dari satu ming

• Wajah Lelah Jane

  Jane menyerah dalam tatapan tegas lelaki ini. Luki akan menolak apapun alibinya. Namun dia juga tahu

• Luki

  Langit jingga sore itu. Luki menikmati. Ditemani sruputan kopi pertamanya dan bungkusan rokok keduan

• Pasrah?

  Luki duduk diam mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Sadar, jika sudah demikian Jane tidak akan bi

• Lelah

  “Argh!” bahunya teramat nyeri saat Luki mencoba bangun. Bahkan sekujur tubuhnya terasa kaku, sulit d

• Berarti Sesuatu

  Luki kaget. Sama sekali tak mendengar langkah kaki Jane. Kegiatannya terhenti saat Jane meraba pungg

• Anak Kunci

  Sekali lagi, dalam jarak sedekat ini. Merasakan hembusan napasnya, bersitatap dengan matanya, jelas

• Saksi Cinta

  Kusuk menatap wajah damai Jane, Luki merasa desiran aneh di dadanya kian nyata. Mungkinkah kini ada

• Tega

  Gerah. Jane mengikat tinggi rambutnya, lalu turun dari mobil, dan menikmati sejuk hembusan angin mal

• Terjebak

  Jane menyerah dalam tatapan tajam pria menyebalkan di hadapannya ini. Akhirnya kembali duduk meski t

• Pemandangan Mengerikan

  “Bagaimana bisa?” gumam Jane berulang kali.
  “Jane! Tolong berhenti! Aku makin pusing lihat kamu monda

• Jalan Keluar

  Luki masih menatap tak percaya. Apalagi gerakan tangan Tiger selanjutnya menepuk pelan pundak Jane y

• Nyaris Terbunuh

  Jane mengambil udara sebanyak dia bisa.
  “Kau mau membunuh kami ha?” sarkas Luki yang ternyata merasak

• Menyusun Rencana

  Angin semilir yang berhembus menyentak Jane dari mimpi. Pelan matanya terbuka, lantas melihat sekeli

• Titik Terang

  Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri jalan setapak menuju gedung atau gudang tua yang dimaksu

• Cerita Di Balik Temuan

  Luki masih memberi kode Jane untuk tetap diam dan menunggu. Sampai dia yakin mereka, orang-orang yan

• Fase Berbeda

  Jane masih setia menatap ilalang di padang. Barangkali pemandangan biasa bagi sementara orang, namun

• Memberi Kehidupan

  Tiger terus menunggui. Seharusnya Jane sudah sadar mengingat peluru hanya menyerempet lewat, bukan b

• Rama

  Akhirnya, Rama bisa bernafas lega hanya dengan melihat nama kostnya saja. Setelah empat hari berat h

• Rencana Besar Dimulai

  Sammy memberi perhatian penuh, ketika Lila mulai membuka mulut. Bahkan dalam hatinya sudah mengiyaka

• Kepada Siapa Cintaku Berlabuh

  Sahabat-sahabat Lila berkumpul di kamar kosnya tanpa komando. Maya dengan daster dan setoples cemila

• Kenal Dia?

  Dentang jam dua belas kali sudah lama berlalu. Suasana makin sunyi. Sudah tidak terdengar lagi tawa

• Batal Datang

  Rama melirik arloji sekali lagi, tak mempercayai terik yang menyengat tengkuknya dan membuat peluh m

• Heboh

  Anton gelisah dalam penantian. Berkali-kali dilirik arlojinya yang sudah barang tentu tidak menunjuk

• Kelimpungan

  Siang sedikit berangin, membuat udara saat ini terasa begitu sejuk. Mestinya di cuaca seperti sekara

• Tidak Sendiri

  Rama akhirnya menemukan kamar mayat rumah sakit daerah, tempat Arka dibaringkan setelah dua kali ber

• Benar Jane

  Rama berlarian sepanjang koridor rumah sakit. Sementara kedua temannya menyusul di belakangnya. Sesu

• Jane POV

  Duk!
  “Ah!” Aku benar-benar kaget. Beruntung air bag berfungsi baik, kalau tidak entahlah. Barangkali

• Salah Paham

  Rama hanya ingin berbaring malas seharian ini. Dia baru bisa pulang semalam, usai memakamkan Arka di

• Sebimbang Ini

  Teman-teman Lila sedang berbincang ringan, tidak ada keinginan untuk merusuh seperti biasa. Tenaga m

• Gadisnya

  Rama bangun dengan rasa lelah yang masih melekat di badan, membuatnya malas beranjak meski mata suda

• Usaha Pertama

  Rama tersenyum mengamati pantulan dirinya di cermin. Kembali mengelus rambutnya yang sudah rapi dan

• Kencan Sepihak

  Jane tersenyum membalas lambaian Rama. Dan Rama, dadanya berdesir hanya sekedar melihat senyumnya pu

• Janji Kedua

  Angin sore yang berhembus pelan memainkan rambut panjang gadis yang kini tengah duduk di depannya. R

• Lautan Kenangan

  Tiger hanya bisa mengamati suasana hati yang bertolak belakang dari pemandangan di depannya. Satu pr

• Cewek Gila

  Hujan deras yang mengguyur kota sejak sejam yang lalu tak menyurutkan dua pria yang datang dari arah

• Resah Yang Salah

  Rama duduk menopang dagu. Tak lama beralih meluruskan kaki dan berdiri. Namun sejenak kemudian mereb

• Beda Kesenangan

  Berbeda dengan Jane yang tengah menikmati hari tenangnya, Lila justru mengumpulkan sahabat-sahabatny

• Polos dan Lugu

  Tiger masih duduk santai kala Jane kembali keluar kamar, dan melangkah menuju dapur dengan satu tang

• Kesempatan

  Jane turun dengan enggan. Sementara Rama sontak menoleh ketika didengar dan dilihatnya mobil mendeka

• Tidak Baik-baik Saja

  “Berpeganglah!” ucap Rama di antara deru suara motornya.
  Sementara Jane yang merasakan hembusan dingi

• Aku Baik Saja

  Lila tak bergeming. Tatapnya masih lekat pada keduanya. Cara Rama menatap gadis itu, tawa mereka, ke

• Aku Baik Saja (2)

  Pertarungan kecil itu kini menarik perhatian hampir semua pengunjung. Dan kebanyakan dari mereka men

• Sandiwara Sempurna

  Jane terkikik pelan melihat tingkah Max yang berputar-putar sambil menggonggonginya. Itu sangat meng

• Kalah

  Rama mengecek sekali lagi tumpukan berkasnya. Dia mendesah. Ini hari terakhir pemberkasan untuk pemb

• Tidak Lain Kali

  Sepanjang perjalanan pulang Jane diam, tak menyadari pula ketika Tiger beberapa kali melirik mengama

• Siapa Kamu?

  Lila sudah serak karena terlalu banyak berteriak. Dan, masih akan berteriak ketika mengingat kejadia

• Diminta Bungkam

  "Hei! Ini tempatku kalau kalian lupa!" tukas Lila menghentikan percakapan keduanya. Bagaimana mereka

• Teman Setia

  "Baiklah, tidak perlu dijawab," putus Jane.
  Tiger hanya bisa melirik sambil menghela napas. Semestiny

• Ucapan Selamat

  Jane keluar dari ruang sidang nyaris tanpa masalah. Terhitung sejak pertama pengajuan proposal skrip

• Ucapan Selamat (2)

  "Sepertinya...dia hamil?"
  Dina bergumam heran. Kedua alisnya menyatu, membuat tampangnya benar-benar

• Meniti Masa Depan

  Sebulan berlalu setelah Jane memutuskan untuk tidak mencampuri urusan mereka, Rama dan Lila. Meski k

• Rama

  Dia masih berdiri di depan jendela kamarnya, menatap jauh ke depan. Meski tak lagi sering mengamuk d

• Bukan Keluargaku

  Lila menanti dengan cemas. Sudah tak terhitung berapa kali dirinya mondar mandir di ruang kos Rama.

• Cukup Tahu

  Sementara Rama sibuk menghindari Lila dan Lila sibuk mengikat Rama untuk mempertegas hubungan mereka

• Berani

  Di sepanjang koridor panjang yang lengang, ketukan sepatu yang beradu dengan ubin menjadi satu-satun

• Max Menjadi Korban

  "Maaf," ucap Jane lirih, benar-benar menyesali kekonyolannya.
  Tiger melirik sekilas, lantas menggelen

• Langkah Beracun

  "Aku harus pulang," gumam Dina, melirik canggung Jane.
  "Kenapa?" tanya Jane. Meski cukup pelan menyel