Kabuuan : 48Bagian 1
"Galih, Danang, Hendar, Anton, cepatlah! Kok lamban kali?!" Terngiang suara Mamak memerintah kami un
readmore Bagian 2
"Mamak nggak perlu baju bagus, nggak perlu bolak-balik umroh. Cukup kelen kumpul di rumah ini, kumpu
readmore Bagian 3
"Nggak sanggup aku rasanya tengok Mamak begini," lirih Bang Danang dengan suara bergetar. 'Aku pun ng
readmore Bagian 4
"Kek manalah caranya?" Bang Anton meremas kepalanya. 'Bukan kek mana, kek mana. Mamak sudah bilang ka
readmore Bagian 5
Ketiga abangku sudah sampai di rumahnya masing-masing. Agak marah yang terasa. Enaklah mereka bisa m
readmore Bagian 6
Setelah memastikan Mamak tidur, aku beranjak keluar. Menatap ke luar jendela yang kelam, meremas kep
readmore Bagian 7
Berkali-kali purnama berganti, tak ada tanda-tanda kondisi Mamak semakin membaik. Justru semakin par
readmore Bagian 8
Seperti kata Mamak, hubungan kakak beradik itu seperti air, tak putus meski dibelah. Aku marah pada
readmore Bagian 9
Selesai Isya berjamaah di rumah, kupinjam motor suami Marta. Menembus hawa dingin setelah hujan sebe
readmore Bagian 10
'Kalau boleh aku meminta, jangan pergi dulu, Bang. Kita senangkan dulu hati Mamak di sisa-sisa waktu
readmore Bagian 11
POV Sarifah Rencana kepulangan Bang Anton secara mendadak ketika itu menjadi sulut perkara antara kam
readmore Bagian 12
Pagi ini tak sengaja bertemu dengan Marta yang lari pagi dengan suami dan anaknya. Aku baru selesai
readmore Bagian 13
POV Halimah Masih teringat dengan jelas dalam kepalaku ini, ketika Bang Galih datang ke rumah Makcik.
readmore Bagian 14
"Astaghfirullah, Mamak!" Setengah berlari aku menuju kamar Mamak. Harap-harap cemas mendengar beliau
readmore Bagian 15
"Mumpung Mamak masih hidup, Nakku. Kunjungi jualah sekali-sekali. Nanti kalau Mamak tak ada, hanya p
readmore Bagian 16
Penuh kehati-hatian kubaringkan Bang Anton. Napasnya mudah tersengal. Tubuhnya gemetaran. Kadang aku
readmore Bagian 17
Satu Minggu sudah Bang Anton dirawat. Kondisinya sedikit lebih baik. Aku dan Marta diwanti-wanti har
readmore Bagian 18
Halimah memberikan beda pipih biru putih. Ada garis merah berjejer dua di sana. Alhamdulillah ... ar
readmore Bagian 19
Selepas Isya berjamaah, aku pulang. Bukan ke rumah Mamak, hanya Bang Danang dan Bang Hendar yang ke
readmore Bagian 20
Jumat, kata orang hari keramat. Penghulu dari segala hari. Segala niat baik, biasanya terlaksana lan
readmore Bagian 21
Tubuh kecil Kak Siska hilang di balik tubuh gempal besar Bang Danang. Posisi kami semakin dekat deng
readmore Bagian 22
Pias wajah Bang Anton melihat nama mantan istri terpampang pada layar HP-nya. Belum juga dia angkat,
readmore Bagian 23
Boleh dibilang tak ada hambatan di jalan. Hanya sekali saja berhenti, mengisi bensin. Sepertinya All
readmore Bagian 24
Membawa baju lekat di badan, Haikal bertolak ke kampung Sidikalang. Di tempat ini akan kami upayakan
readmore Bagian 25
Aku dan ketiga anak Mamak yang lain mulai berbenah pikir. Instrospeksi diri untuk melanjutkan kehidu
readmore Bagian 26
Selesai membaca surat Yasin secara estafet, Mamak meminta Bang Hendar untuk mengimami salat Isya. Ka
readmore Bagian 27
Mamak menatap padaku lekat. Tak kunjung melanjutkan kalimat yang terakhir. Dalam hatiku, 'Mak ... apa
readmore Bagian 28
Basah kuyup kami sampai di rumah. Begitu jua dengan Mamak. Halimah yang melihat kami datang, buru-bu
readmore Bagian 29
"Mamak kenapa loh, Bang? Apa susahnya kau bilang, ha?" Setengah berlari kuikuti langkahnya. Tidak ada
readmore Bagian 30 - Extra Part1
POV SISKA "Bojone kowe mulih, Ka? Kalian pisah opo gimana toh?" [Suami kamu pulang, Ka? Kalian pisah a
readmore Bagian 31 - Ekstra Part2
POV YANTI "Akan terasa kehilangan kalau Mamak udah nggak ada, Bang. Abang belum tahu rasa sakitnya ke
readmore Bagian 32 - Ekstra Part3
POV HALIMAH Bohong kali kalau kubilang aku nggak pernah marah. Dusta besar kalau kubilang aku nggak p
readmore Bagian 34 - Ekstra Part4
POV ANTON Masih kuingat dengan baik, ketika kami kocik-kocik dulu, Mamak sering berkata begini ... "N
readmore SETELAH MAMAK TIADA - BAB 1
POV HENDAR Sepanjang hidup, dari mulai Galih masih bayi merah, sampai dia sudah jadi bapak orang ....
readmore Bab - 2
"Galih, tunggu!" Aku menoleh segera, Marta sedikit tergesa menujuku. "Kenapa, Marta?" Aku baru saja ke
readmore Bab - 3
POV DANANG Tiga hari setelah kepergian Mamak, kami semua ... terkhusus aku, masih dipenjara oleh ras
readmore Bab - 4
"Pokoknya ndak mau tahu yo, aku maunya pindah secepatnya dari sini. Moh aku di sini terus!" Itu terd
readmore Bab - 5
Ketiga abangku sudah sampai di rumahnya masing-masing. Agak marah yang terasa. Enaklah mereka bisa m
readmore Bab - 6
Jerih aku mengimbangi langkah Wak Wati yang lincah dan tergesa-gesa. Tidak ada kata-kata terucap sam
readmore Bab - 7
"Nggak nyangka juga aku, Paktua sampai menanyakan tanah ini ya? Kalau dipikir-pikir memang nggak sal
readmore Bab - 8
Sudah tujuh hari Mamak pergi. Luka dalam dadaku nggak sembuh pun. Masih terbayang-bayang Mamak duduk
readmore Bab - 9
Telah tuntas mengaji tujuh hari Mamak. Ramai sekali orang datang. Sampai ke luar halaman orang duduk
readmore Bab - 10
"Mamak kau memang sengaja, Lih." Suara orang lain mengagetkanku. Aku menoleh cepat ke arah sumber sua
readmore Bab - 11
Aku menatap satu persatu pada Bang Anton, Bang Hendar, Bang Danang, terakhir pada Halimah. Jantungku
readmore Bab - 12
Yanti POV ____________ Permasalahan hidupku sejak pindah ke kampung Bang Hendar sangat kompleks. Perta
readmore Bab - 13
Halimah POV Sedari pagi, air muka Kak Yanti sudah nggak enak dipandang. Bawaannya marah dan ketus. Ak
readmore Bab - 14
"Mana itu Halimah, mana itu Galih, suruh dia keluar!" Teriakan Kak Yanti membuat kuping pekak. Entah
readmore Bab - 15
Seraya mengapit tiga map berisi sertifikat itu, aku kembali. Mengambil posisi duduk di sebelah Paktu
readmore
cerita yang sangat menggugah hati dan juga bagus. Semangat thor
22/04/2022
0sangat terharu dgn ceritanya mama... maafkan aku dgn sikap aku selama ini 😌🙏
21d
0bagus sekali
26d
0ceritanya sangat baguss
27d
0super super
13/08
0acc
08/08
0sangat sedih telah membaca ini
07/08
0i like it
28/07
0bagus banget ceritanya
17/07
0bagus
16/07
0