Kabuuan : 32Part 1
Istri Kakakku Selalu Menangis “Punguti ususnya! Cepat! Sebelum ada kendaraan yang menggilas,” ucap sa
readmore part 2
PART 2 Setelah insiden pertengkaran itu, aku merasa tak enak hati. Mengapa baru sehari di sini, semua
readmore part 3
PART 3 Pagi-pagi, aku sudah bangun duluan. Mbak Rena masih tertidur di sampingku dengan wajah sendu.
readmore part 4
PART 4 “Ini kembaliannya, Bu,” ucapku ramah pada pembeli beras. “Makasih, Neng. Neng ini orang baru ke
readmore part 5
PART 5 jam delapan malam HP-ku berdering. Ada panggilan dari Ayah. Segera kuangkat dengan perasaan se
readmore part 6
PART 6 Sejak bangun, aku tak ada menyapa Kakak. Hati masih terasa sedih karena sikapnya tadi malam, b
readmore part 7
PART 7 “Apanya yang enggak? Saya tukang nguping juga, Neng. Saya hafal semua jurus nguping, hehehe. I
readmore part 8
PART 8 “Permisi … permisi ….” Terdengar suara seseorang dari luar. Siapa lagi yang datang sudah mau ma
readmore part 9
PART 9 Tak terasa sudah satu bulan aku tinggal di tempat ini. Sudah mulai terbiasa dengan rumah tangg
readmore part 10
PART 10 “Siti, Kakak mau antar beras dulu. Kamu jaga toko. Kalau Mas Parno datang, gak usah kamu lade
readmore part 11
PART 11 “Masuk, Nduk Siti.” Aku pun mengikuti Bude Ratmi dan Yani masuk ruang tamu. Pikiranku kacau t
readmore part 12
PART 12 HAPPY READING. Cerbung ini gak akan berjilid-jilid. Paling banyak inshaallah 30 part, itu pun
readmore part 13
Part 13 Happy reading Kami pulang ke rumah setelah melewati kejadian menjengkelkan itu. Mbak Rena kuma
readmore part 14
Happy reading PART 14 “Siti, kamu kembali,” kata Kakak seperti heran. Berkali-kali ia mengucek mata. Te
readmore part 15
PART 15 “Siti, kamu udah sadar? Alhamdulillah,” kata Mbak Rena. Aku bingung saat menatap sekeliling. R
readmore part 16
PART 16 “Mbak? Mbak?” “Mbak di mana?” Aku terus memanggil Mbak Rena karena ia tak berada dalam kamarn
readmore part 17
Assalamualaikum, happy reading yaa. PART 17 Mbak Rena tampak sibuk memasak sesuatu di dapur, entah apa
readmore part 18
Part 18 Happy reading say. Tentu saja, aku tak boleh kalah. Mereka ini hanyalah setan dan iblis cipta
readmore part 19
Happy reading yah. PART 19 Beberapa jam kemudian, Ayah dan Ibu sudah sampai di rumah. Mereka mengenda
readmore part 20
PART 20 Kakak masih tak ada perubahan apa pun. Tubuhnya malah makin berlendir, jika orang lain yang m
readmore part 21
PART 21 Dua hari telah berlalu, kondisi Kakak benar-benar sudah parah. Jika boleh memilih, tentu saja
readmore part 22
PART 22 Pov Mbak Rena Aku merasa otak sudah melewati ambang batas normal, bagaikan timbangan rusak. Ak
readmore part 23
Hai kita jumpa lagi. Happy reading. PART 23 POV SITI Kami sudah berusaha mencari Mbak Rena. Akan tetapi
readmore part 24
PART 24 Aku bingung harus bagaimana lagi. Yani tak sadarkan diri, ia terlalu kaget kala melihat mayat
readmore part 25
Hello, ketemu lagi. Happy reading yaaa. PART 25 Sungguh, aku tak menyangka kalau Yani akan membuka mat
readmore part 26
PART 26 “Siapa kalian?!” ulangnya penuh selidik. “Kami mau pulang, permisi. Numpang lewat,” jawab Yani
readmore part 27
PART 27 “Mas Parno mengapa tega dengan kami?!” tanyaku penuh kekesalan. Lelaki pemuja iblis itu memasa
readmore part 28
PART 28 “Husst! Diam! Siti dan Yani tolong tenang dulu,” ucapnya. Kami diajak duduk di antara semak b
readmore part 29
Hei jumpa lagi, wah dah jauh yaa. Dah mau ending pula bentar lagi kan. Happy reading yah. PART 29 “Ast
readmore part 30
PART 30 Tak terasa perjalanan telah usai. Abang Dian sudah selesai menurunkan kami di depan rumah. Ak
readmore part 31
EXTRA PART 1 POV Mbak Rena (flashback) Namaku Renasari, seorang gadis yang tinggal dengan penuh kesede
readmore part 32
Hei apa kabar? Jumpa lagi sama author. Maaf ya, sejak nulis extra part jadi lamban. Jujur, banyak ke
readmore
good
1d
0asik coy
12d
0jalan ceritanya bagus
27/09
0terima kasih
23/08
0good
19/08
1bagus ceritanya
13/08
0bagusss ceritanya.. bikin penasaran 😌
02/08
0mantap 👍
02/08
0good
29/07
0menarik sekali ceritanya,
29/07
0